Larangan Salat Jenazah

Benarkah Jenazah Ditelantarkan hingga Tak Disalatkan di Musala hanya karena Ahok?

Politik dan agama selaiknya tidak dikaitpautkan. Apalagi sampai berakibat buruk pada orang yang sudah tak bernyawa lagi.

Facebook
ILUSTRASI - Salat Jenazah. 

Artinya, ibadah tersebut wajib bagi orang Islam dan berdosa bagi Muslim jika meninggalkannya.

Tetapi jika sudah ada sebagian Muslim yang melakukannya maka kewajiban itu gugur.

Muti mengatakan opini publik memang terbelah oleh kasus dugaan penistaan agama.

Meski begitu, dia kerap mengharapkan seharusnya perbedaan pandangan itu jangan melebar kepada hal-hal berlebihan seperti pada perkara menyalatkan jenazah.

Sunengsih alias Neneng (47) tengah memegang foto mendiang Hindun bin Raisan (77). Jenazah Hindun pada 3 Maret lalu tidak dishalatkan di mushalla Al Mukmin, di wilayah Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan. Neneng meyakini hal itu karena sang ibunda adalah pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat.
Sunengsih alias Neneng (47) tengah memegang foto mendiang Hindun bin Raisan (77). Jenazah Hindun pada 3 Maret lalu tidak dishalatkan di mushalla Al Mukmin, di wilayah Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan. Neneng meyakini hal itu karena sang ibunda adalah pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat. (Tribunnews.com/Nurmulia Rekso Purnomo)

Tidak Disalatkan di Musala karena Alasan Konyol

Sunengsih alias Neneg (47) masih kecewa terhadap perlakuan ustaz Ahmad Safi'i yang juga merupakan pengurus musholla Al Mukmin di RT 09 RW 02 Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Alasannya jenazah almarhum ibundanya, Hindun bin Raisan (77), diduga tidak dishalatkan di masjid tersebut pada Selasa (7/3/2017) pekan lalu.

"Pokoknya saya nggak mau urusan lagi sama mereka lah," ujar Neneng kepada Tribunnews.com di kediamannya, Jumat (10/3/2017).

Penolakan tersebut menurutnya dikarenakan sang ibunda adalah salah satu warga DKI Jakarta yang memilih pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI Jakarta pada 15 Februari lalu.

Sedangkan di wilayah tersebut, kabarnya sang ustaz adalah pendukung pasangan calon lain.

Neneng yang merupakan putri bungsu almarhum mengaku masih ingat betul, pada Selasa pekan lalu sekitar pukul 13.30 WIB, sang ibunda mengembuskan nafas terakhirnya akibat penyakit darah tinggi.

Ia kemudian menyambangi kediaman sang ustaz, yang tidak jauh dari kediamannya itu.

Ustaz tersebut lalu datang ke kediamannya.

Namun yang membuatnya terkejut, adalah jawaban sang ustaz ketika ia meminta sang ibunda di shalatkan di asjid Al Mukmin yang lokasinya hanya berjarak sekitar 200 meter dari kediamannya itu.

"Percuma Neng. Nggak ada orang, udah di rumah saja (shalatnya), nanti gue yang mimpin," ujar Neneng mengulangi pernyataan sang ustaz.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved