Kasus Korupsi
Ganjar Pranowo Akui Pernah Ditawari Uang Miryam: Coba Ingat-ingat Lagi, Oh Ya Pernah
"Seingat saya Bu Mustoko Weni, kemudian Bu Miryam (Miryam S Haryani). Coba ingat-ingat lagi, oh dia pernah tawari saya,"
Ganjar saat itu menebak-nebak asal uang tersebut. Sejurus kemudin, Ganjar mengatakan agar titipan tersebut untuk Mustoko Weni saja.
"Saya mengira-ngira itu duit apa. Saya bilang nggak usah. Pek'en (ambi saja). Itu yang saya sampaikan pada saat penyidikan," tambah Ganjar Pranowo.
Ganjar juga mengaku pernah mendapat sebuah tas dari seseorang yang tidak kenal seusai rapat di Gedung DPR.
Saat itu dia dengan stafnya sedang berbicara sambil ngobrol.
"Ada orang nyelonong, saya pikir buku tapi ternyata bukan. Saya suruh kembalikan," ungkap Ganjar Pranowo.
Majelis hakim kemudian bertanya kepada Ganjar mengapa tidak tertarik untuk mencari tahu sumber uang tersebut.
Menurut Ganjar, dirinya memang sengaja tidak mencari tahu karena tidak ingin terlibat kasus.
"Saya pikir saya berasumsi ketika saya ditawarkan kita tidak tahu detailnya. Pasti jadi persoalan di kemudian hari. Jadi saya menghindar," tukas Ganjar Pranowo.
Setor Rp 11 miliar
Bukan hanya Ganjar yang memberi keterangan menyudutkan Miryam, tetapi juga terdakwa Sugiharto.
Ia mengaku menyerahkan sendiri uang sebesar 1,2 juta dolar AS atau setara Rp 11 miliar kepada Miryam.
Uang tersebut diserahkan dalam empat tahap yaitu pertama Rp 1 miliar, kemudian 500 ribu dolar AS (Rp 4,5 miliar), Rp 100 ribu dolar AS (Rp 910 juta), dan terakhir Rp 5 miliar.
"Saya ingin menyampaikan, saksi ini (Miryam) telah menerima 4 kali pemberian dari saya. Kalau ditotal semua 1,2 juta dolar AS," kata Sugiharto saat menanggpi kesaksian Miryam.
Ketua Majelis Hakim Jhon Halasan Butar Butar kemudian mengajukan pertanyaan silang kepada Miryam. "Tidak benar dan tidak pernah saya terima," ujar polisiti dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu.
Dalam persidangan itu Miryam mengungkapkan sosok yang menyarankan dirinya mencabut isi berita acara pemeriksaan (BAP) yang dibuat penyidik KPK. Orang itu adalah Anton, pengacara muda yang ada di Kantor Advokat Elza Syarief.