Aksi Hacker Remaja

Remaja Lulusan SMP Bobol 4.600 Situs termasuk Laman Polri dan Tiket.com

"Bisa dikatakan bos mereka adalah SH, yang membuka situs-situs. Dan mereka bertiga yang meneruskan. Kalau berhasil, hasilnya dibagi dua."

Editor: Tariden Turnip
TRIBUNNEWS/ABDUL QODIR
Petugas Bareskrim Polri menggiring tiga remaja pelaku pembobolan situs tiket online Tiket.com, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (30/3/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok peretas atau hacker berusia remaja pimpinan Haikal alias SH (19 tahun) berhasil membobol akun situs jual beli tiket online Tiket.com di server Citilink.

Akibatnya, Tiket.com mengalami kerugian Rp 4,1 miliar dan Citilink rugi sekitar Rp 2 miliar.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto didampingi Kanit I Subdit III Direktorat VI Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Rikwanto menerangkan, kasus ini terungkap setelah pihak tiket.com, PT Global Network, melaporkan adanya pembobolan situs jual beli online-nya ke Bareskrim Polri pada 11 November 2016.

Pelaku meretas akun situs jual beli tiket online tiket.com pada server maskapai PT Citilink Indonesia, www.citilink.co.id pada 11 hingga 27 Oktober 2016.

Pihak tiket.com mengalami kerugian sebesar Rp 4.124.000.982 karena pelaku meretas, mengambil serta menjual jatah deposito tiket pesawat pada server Citilink Indonesia.

Pihak Citilink juga mengaku rugi Rp1.973.784.434 karena ada sejumlah orang yang membeli tiket dari sindikat peretas tersebut melakukan pembatalan dan refund.

Menurut Rikwanto, dari hasil pemeriksaan, rupanya sindikat peretas pimpinan SH ini menjual tiket yang dicurinya dari tiket.com dengan potongam harga atau diskon 30 sampai 40 persen.

Mereka meraup keuntungan sekitar Rp 1 miliar.

"Dari pembobolan tiket.com ini, mereka bisa meraup sekitar Rp 1 miliar," ujar Rikwanto.

Tiga anggota sindikat peretas remaja ini ditangkap petugas Dittipidsiber Bareskrim Polri di sebuah rumah di Jalan Siaga Dalam, Gang Kemuning nomor 12, Kelurahan Damai, Kota Balikpapan, Selasa (28/3/2017).

Ketiganya adalah MKU (19), AI (19), dan NTM (27).

Dari hasil pemeriksaan, MKU berperan menawarkan penjualan tiket pesawat dengan akun facebook Hairul Joe.

Dia mempunyai akun user name dan password untuk masuk ke server Citilink yang didapat dengan cara meretas situs Tiket.com bersama tersangka SH (19).

AI bertugas meng-input data permintaan tiket pesawat Citilink dari pembeli ke aplikasi jual beli tiket online Citilink yang sudah dibuka oleh MKU.

Setelah kode booking tiket pesawat didapat, kode booking tersebut dikirimkan ke pembeli.

Dan NTM berperan mencari pembeli tiket pesawat Citinlink dengan akun facebook Nokeyz Dhosite Kashir. Setelah calon pembeli tiket didapat, data order pembelian dikirimkan kepada AI.

Selanjutnya, AI melaksanakan tugasnya sebagai peng-input data ke aplikasi jual beli tiket online Citilink dan mengirimkan kode booking tiket pesawat yang didapat ke pembeli.

Adapun Haikal alias SH yang menjadi pelaku peretas dan otak utama pembobolan situs tiket.com tidak ada di tempat pada saat penangakapan.

Dalam aksinya, SH melakukan peretasan di sebuah tempat di Jakarta. Setelah situs tiket.com berhasil diretas, SH menyerahkan akun dan passwor situs pemesanan tiket online tiket.com kepada MKU.

"Bisa dikatakan bos mereka adalah SH, yang membuka situs-situs. Dan mereka bertiga yang meneruskan. Kalau berhasil, hasilnya dibagi dua," jelas Rikwanto.

Jebol 4600 situs

Otak pelaku sindikat peretas atau hacker remaja terhadap situs jual beli tiket online, tiket.com bernilai Rp 4,1 miliar, Haikal alias SH (19 th), berhasil dibekuk petugas Siber Bareskrim Polri di perumahan Pesona Gintung Residen, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/3/2017) siang.

Tiga anak buahnya lebih dulu dibekuk di Balikpapan, Kalimantan Timur, dua hari lalu.

Haikal terbilang hacker hebat. Sebab, usianya baru 19 tahun dan hanya lulusan SMP, tapi sudah berhasil meretas lebih 4.600 situs. Situs pemerintah pusat dan daerah hingga institusi Polri pernah dijebolnya.

Demikian disampaikan Kanit III Subdit I Direktorat VI Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri, AKBP Idam Wasiadi, saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (30/3/2017).

"Dari pemeriksaan ketiga tersangka, saudara SH selaku pembobol telah berhasil membobol lebih dari 4.600 situs. Di antaranya situs milik polri juga ada, situs milik pemerintah pusat dan daerah, beberapa situs luar negeri dan bahkan situs ojek online juga dibobol," ungkap Rikwanto.

Haikal tidak semata bertujuan mencari keuntungan saat ingin menjebol suatu situs. Tapi, ia juga sering meretas suatu situs, seperti situs lembaga tertentu, demi "unjuk gigi".

"Untuk menunjukkan kelasnya, bahwa dia bisa membobol situs tertentu dengan mudahnya," kata Rikwanto.

"Itu dari pengakuan mereka, mereka yang cerita. SH menceritakan itu ke mereka karena sudah saling percaya," sambungnya.

Yang tidak kalah hebat lagi, lanjut Rikwanto, Haikal bisa punya kemampuan atau skill meretas situs dari belajar artikel-artikel di mesin pencari Google secara otodidak.

Rikwanto pun tersenyum karena baru tahu situs institusinya dijebol oleh Haikal yang hanya seorang lulusan SMP.

"Kami baru tahu nanti kalau HS tertangkap, baru kita akan tahu bagaimana dia bisa masuk ke situs kami," kata Rikwanto seraya tersenyum.

Kanit III Subdit I Direktorat VI Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri, AKBP Idam Wasiadi juga mengakui kehebatan Haikal alias SH (19), hacker lulusan SMP yang menjebol tiket.com.

"Dari keterangan tersangka dan hasil penyelidikan, si SH ini seringkali melakukan hacking terutama denan teknik deface, yaitu dengan mengganti tampilan gambar suatu situs dengan gambar-gambar tertentu. SH sejak 2016 saja sudah hacking lebih 1.500 situs," kata Idam, Kamis (30/3/2017).

"Diakui, itu prestasi yang luar biasa, seorang hacker yang hebat. Dari penelusuran kamu, terakhir dia hack situs ojek online," sambungnya.

Sementara itu, tiga anak buah Haikal yang ditangkap di Balikpapan juga terbilang masih remaja dan lulusan SMA.

MKU (19 th) dan AI (20 th) adalah lulusan SMA. Sementara, NTM (27 th) sempat menempuh kuliah, tapi tidak diselesaikan hingga lulus.

Sama seperti Haikal, ketiga anak buahnya juga belajar meretas secara otodidak.

Perkenalan mereka terjadi pada awal 2016 di facebook dengan latar belakang sesama pemain game online atau gamers.

"Kesehariannya mereka sebelumnya sebagai gamers, juga untuk dapat uang," ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved