Baca Edisi Cetak Tribun Medan
Gandi Termenung Lihat Jenazah Istri, Anak, dan Dua Cucunya yang Diduga Sengaja Dibakar
Tak lama kemudian, Gandi duduk di depan peti jenazah. Kerabatnya, yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa, menyalaminya.
Ia menambahkan, sebelumnya tidak pernah ada peristiwa kebakaran atau pembunuhan di kawasan Jalan Milala.
Apalagi, warga berhubungan baik dan saling kenal.
Menurutnya, keluarga Gandi sangat baik dan rajin bekerja. Saban hari, mereka bangun pagi untuk berjualan di pasar ataupun bercocok tanam di ladang. "Kami tidak pernah mendengar suara apapun dari dalam rumah, saat kejadian. Tidak ada suara orang minta tolong atau berteriak. Padahal, kami lihat api tidak langsung besar," katanya.
Gandi selamat dari peristiwa kebakaran tersebut, karena sedang bekerja di Binjai. Ia bekerja sebagai tenaga teknisi listrik di sebuah perusahaan swasta.
"Begitu jumpa Pak Ginting, saya salami dia. Saya bilang, sabar kam (kamu), pasti ada solusi atas masalah ini. Tenang saja dan sabar," ujarnya.
Tarigan menambahkan, para tetangga sudah tahu ada beberapa kali upaya pembakaran rumah Gandi.
"Kami sebagai tetangga pun takut sekali, payah tidur. Ketakutan," katanya.
Ia menambahkan, Frengki meninggal di kamar mandi tanpa busana.
Tapi, enggak seluruh badannya terbakar Sedangkan Marita meninggal dunia mengenakan kebayak lengkap.
Pintu belakang rumah Gandi terbuka, saat kebakaran, sehingga muncul kecurigaan seluruh penghuni rumah dibunuh terlebih dahulu.
"Sumber api awalnya dari depan rumah, bukan dari belakang. Sehingga, kami curiga ini ada kaitannya dengan masalah jual beli tanah," ungkapnya.
(tio/tribun-medan.com)