Terbongkar, Wapres Jusuf Kalla yang Berjasa Sodorkan Nama Anies Baswedan di Pilkada DKI

Terkait sosok yang menyodorkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur koalisi partai yang dipimpin Gerindra akhirnya terbongkar.

KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Wakil Presiden Jusuf Kalla, dalam konferensi pers di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (17/7/2015). 

TRIBUN-MEDAN.com - Terkait sosok yang menyodorkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur koalisi partai yang dipimpin Gerindra akhirnya terbongkar.

Ternyata ada nama Jusuf Kalla dibelakangnya yang mencoba melakukan intervensi terhadap penyodoran nama Anies Baswedan.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bercerita soal mengapa sosok Anies Baswedan dipilih untuk diusung sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Mulanya, kata Zulkifli, tak ada partai yang mau mengusung Anies.

Baca: Warga Curiga Ikan Raksasa Memakan Manusia, Saat Dibedah Temukan Benda Aneh Ini

Baca: Isu Cantrang Sampai ke Jokowi, Menteri Susi Ungkap Bobrok Permainan Pengusaha Ikan

Baca: Polisi Terekam Kamera Ngamuk Pada Pengendara Gara-gara Hal Ini, Netizen: Polisi Apa Rampok?

Baca: Sebelum Terkenal, Rahasia Masa Lalu Mulan Jameela Diungkap Tukang Bubur Ini

Sosok Yusril Ihza Mahendra lah yang sempat digadang untuk diusung enam partai, yakni Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera.

Sedangkan Sandiaga Uno menjadi calon wakil gubernurnya.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman (kanan) dan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut Tiga Anies Baswedan (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan mengenai hasil hitung cepat (quick count) di Kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta, Rabu (19/4/2017).
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman (kanan) dan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut Tiga Anies Baswedan (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan mengenai hasil hitung cepat (quick count) di Kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta, Rabu (19/4/2017). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Dulu terus terang, saudara Anies itu tidak ada yang mau. Ini saya buka rahasianya," kata Zulkifli saat membawakan keynote speech dalam seminar nasional kebangsaan Gerakan Muballigh dan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

"Calon itu Yusril, Sandi, sudah. Dihitung-hitung enggak menang. Sampai jam 12 malam sebelum pendaftaran. Maka dicarilah kesepakatan enam partai itu," sambung dia.

Sosok Pengusaha Chairul Tanjung pun sempat dibidik. Namun Chairul menolak karena bisnisnya tengah susah.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pun menyodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono. 

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat menyanggupi tawaran tersebut. Namun dengan syarat Sandiaga sebagai calon gubernurnya.

Sebab, Sandiaga sudah lama bergerak untuk maju ke Pilgub DKI.

Namun, pada Pukul 21.00 WIB sebelum pencalonan calon gubernur dan wakil gubernur, Sandiaga mendatangi kediaman Zulkifli di Widya Chandra untuk menyatakan kesediaannya menjadi calon wakil gubernur untuk Agus.

"Waktu itu dia bilang enggak apa-apa saya jadi wakil tapi pertemukan Pak Prabowo dengan Pak SBY," tutur Zulkifli menirukan pernyataan Sandiaga saat itu.

Baca: HOT NEWS: Ayu Ting Ting Akui Nikah Siri dengan Raffi Ahmad: Insya Allah, Emang Benar

Baca: Warga Curiga Ikan Raksasa Memakan Manusia, Saat Dibedah Temukan Benda Aneh Ini

Baca: Bikin Haru, Puterinya Sakit Leukemia, Ayah Ini Rela Jadi Badut Pikachu Usai di-PHK

Baca: Sekap Polwan Cantik yang Gendong Teddy Bear, Mana Wajah Bengis Pelaku Penyandaraan?

"Nah, saya tahu kalau Pak Prabowo, Pak SBY ketemu mesti ada jaminan lima tahun selesai. Kira-kira itu isinya. Sehingga tak jadi ketemu, sudah putus AHY. Di sini ya sudah Sandi sama Mardani (Ali Sera)," sambung Zulkifli.

Di situ lah peta politik berubah. Prabowo akhirnya menyetujui Anies sebagai calon gubernur.

Itu, ujar Zulkifli, atas intervensi Wakil PresidenJusuf Kalla.

"Jam 12 malam sampai jam 1 pagi itu ada intervensinya Pak JK. Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh enggak ngaku, saya dengar kok teleponnya. Pak JK lah yang meyakinkan sehingga berubah lah," ucap Ketua MPR RI itu.

Namun, saat itu pihak SBY sudah terlanjur mau mengumumkan akan mengusung AHY dan Sylviana Murni.

Sehingga pihak SBY dan Prabowo tak berada di satu koalisi.

Namun, kesepakatan tetap dibangun antara partai pengusung Anies-Sandi maupun partai pengusung AHY-Sylvi bahwa harus ada perubahan di Jakarta.

"Karena kami enggak sanggup gubernur yang gaduh terus, sudah enggak sanggup dah. Orang Betawi bilang udah enggak tahan dah. Jadi sepakat kita mesti ada gubernur baru," ucap Zulkifli.

"Jadi kalau kami menang, yang sana gabung. Kalau sana menang, kami yang gabung. Janji laki-laki," tuturnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved