Kecelakaan Maut

Teramat Pilu, Begini Kondisi Ida yang Ditinggal Suami dan 2 Anak karena Digilas Truk Maut

Ida masih syok. Air matanya terus menetes. Ia pun belum mau banyak bicara, termasuk kepada anggota keluarganya.

Tribun Medan / Risky
Suasana rumah duka korban tabrakan maut truk trailer, di Jalan Masjid, Kota Medan, Minggu (28/5/2017). Tabrakan maut truk trailer yang mengangkut traktor itu mengakibatkan tiga orang tewas ditabrak saat mengantre lampu lalu lintas menggunakan sepeda motor. (Tribun Medan / Risky) 

Abdul menambahkan, keluarganya masih linglung, karena mendapatkan musibah kecelakaan tersebut.

Ia belum percaya abang dan dua keponakannya sudah meninggal. Sebab, ia masih terus ingat tawa dan canda mereka.

Ia menceritakan, beberapa jam sebelum kecelakaan maut, Minggu lalu, usai Salat Subuh mereka masih bertemu.

Kala itu, dia melihat, Indra jalan-jalan bersama anak-anaknya di seputaran jalan masjid.

Namun, mendadak pada pukul 07.00 WIB, satpam Rumah Sakit Sari Mutiara menyampaikan kabar duka.

"Rasanya masih ketawa-tawa kok, tiba-tiba sudah hilang begini. Kalau emosi tentu saja. Ibaratnya sopir truk itu ugal-ugalan, namun bagaimana lagi. Kami sekeluarga harus ikhlas. Tadi kami berbuka puasa bareng dan salat bersama keluarga mendoakan korban," ujarnya.

Setelah dapat kabar duka dari Satpam Rumah Sakit Sari Mutiara, katanya, keluarga langsung menuju rumah sakit.

Tapi, dia bersama beberapa keluarga lainnya diarahkan ke Rumah Sakit Adam Malik untuk memastikan jenazah.

"Saya rasanya berat melangkah ke ruang jenazah, tapi karena disuruh kasat lantas untuk memastikan wajahnya, jadi saya harus beranikan diri. Saya baca bismillah sehingga hati terasa agak lega, dan berani. Langsung saya lihat beda wajahnya," katanya.

Ia mengungkapkan, kala itu, tidak kuasa menahan air mata, dan membacakan salawat sembari memeluk, mencium jasad Indra.

Apalagi, Indra merupakan abangnya satu-satunya dari tujuh bersaudara.

Selain itu, lanjutnya, hingga kini masih terbayang-bayang wajah Indra sembari mengingat kenang-kenangan saling bercanda.

Bahkan, beberapa saksi mata di kawasan persimpangan Jalan Amal-Jalan Ringroad menceritakan, Anas sempat panggil-panggil ayahnya.

"Saksi cerita kepada saya. Sebelum Anas meninggal, sempat menangis panggil 'Ayah-ayah'. Posisinya, abang saya (Indra) memeluk Anas. Jadi abang saya terkesan melindungi anaknya di bawa kolong truk. Berat sekali rasanya," ujarnya.

Menurutnya, dari rekaman video yang beredar, tidak masuk akal rem truk blong, karena posisi truk awalnya di kanan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved