Kecelakaan Maut

Teramat Pilu, Begini Kondisi Ida yang Ditinggal Suami dan 2 Anak karena Digilas Truk Maut

Ida masih syok. Air matanya terus menetes. Ia pun belum mau banyak bicara, termasuk kepada anggota keluarganya.

Tribun Medan / Risky
Suasana rumah duka korban tabrakan maut truk trailer, di Jalan Masjid, Kota Medan, Minggu (28/5/2017). Tabrakan maut truk trailer yang mengangkut traktor itu mengakibatkan tiga orang tewas ditabrak saat mengantre lampu lalu lintas menggunakan sepeda motor. (Tribun Medan / Risky) 

Kemudian, diarahkan ke sebelah kiri dan menabrak para pengendara sepeda motor dari belakang.

"Harusnya diarahkan ke trotoar jalan apalagi posisi awal truk di bagian kanan. Kenapa tidak ada kayak gitu. Saya berharap pihak perusahaan truk itu membiayai pengobatan Afia, keponakan saya sampai sembuh. Saya pengin keponakan saya pulih," katanya.

Baca: Aneh tapi Nyata, Sejoli Ini Menikah Tanpa Busana, Keluarga Menolak Hadir

Baca: Astaga, Gara-gara Kecanduan Seks, Wanita Ini Nekat Cari Pria Tiap Istirahat Kantor

Ia berharap, pemerintah dan perusahaan truk pengangkut alat berat tersebut bertanggung jawab.

Artinya, menjamin pengobatan Afia hingga pulih, agar Afia kembali ceria, dan dapat bermain-main dengan teman-temannya.

Sedangkan, Arrinal Purba (14) anak pertama Indras dan Ida menceritakan, enggak ikut jalan-jalan bersama keluarga, lantaran bermain bersama teman-temannya.

"Saya enggak ikut, karena masih bermain sama teman. Selama ini Bapak memang selalu bawa anak-anaknya jalan-jalan. Pada umumnya setiap Selasa dan Rabu, Bapak bawa adek jalan-jalan. Jadi, kemarin adek yang ajak Bapak jalan-jalan usai Salat Subuh," ujarnya.

Ia mengungkapkan, bapaknya kerap membawa anak-anaknya lari pagi bersama di berbagai lokasi.

Bahkan, ia selalu bercanda-canda kalau di rumah. Jadi, ia sangat dekat dengan ayahnya dan ketiga adiknya.

"Ayah selalu nurutin permintaan anak-anaknya yang pengin jalan-jalan. Misalnya malam-malam gini, mau tidur, nanti bawa adek-adek jalan-jalan naik kereta (sepeda motor). Saya kepikiran Bapak terus, rasanya ada kurang," katanya.

Ia menurutkan, usai melihat pemakaman ayah, dan kedua adiknya, merasa kurang tenang. Ia masih terbayang wajah ayahnya. Ia pun mengaku, tidak berani dalam rumah sendirian, dan meneteskan air mata bila melihat pakaian ayahnya.

"Saya enggak beranai melihat baju Bapak dan pakaian adek. Mau melangkah ke rumah juga enggak berani. Tadi ambil baju Afia jadi merinding, saat masuk ke kamar. Ada rasa sedih. Masih ada rasa sedih, dan kehilangan. Rasanya enggak percaya tiba-tiba begini," ungkapnya.

(tio/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved