Dokter Fiera Berani Beberkan Ancaman Ormas FPI usai Tulis Status Tentang Rizieq di FB
Atas serangkaian peristiwa itu, dr Viera Lovita berharap peristiwa yang menimpanya tidak terjadi lagi kepada siapapun.
Lalu anggota Intel meminta membawa dr Fiera Lovita ke Polsek, juga ditolak oleh dr Fiera Lovita. Akhirnya dr Fiera Lovita dibawa ke RSUD Solok bersama dua anaknya yang baru pulang sekolah.
"Di RSUD Solok, tiga Intel ini memperkenalkan diri. Kasat Intel namanya Pak Ridwan, dia memperlihatkan konten facebook dari handphone-nya bahwa ada kelompok yang tidak senang dengan postingan saya dan berencana dengan kelompoknya berniat menggerebek, menangkap saya," tutur dr Fiera Lovina.
Dengan alasan melindungi, Kasat Intel lalu mengintrograsi dr Fiera Lovina dengan menanyakan identitas data diri hingga mengapa membuat postingan itu.
Pada Kasat Intel, dr Fiera Lovina menjawab status itu dibuat secara spontan karena ia melihat berita di media massa soal kasus chat mesum.
Status yang dibuatnya kemudian viral dan ditambah kata provokatif dengan tujuan orang yang membaca menganggap ia sebagai pengina ulama besar.
Padahal menurutnya, status itu normatif tanpa menyebut nama maupun mencantumkan foto seseorang.
"Saya juga ditanya apakah ada pihak lain yang memerintah atau mendorong saya buat status itu, saya jawab tidak ada. Pak Ridwan meminta saya jangan macam-macam dan cukup menjalankan tugas sebagai dokter. Dia meminta saya hati-hati dan segera menghubunginya jika ada hal yang terjadi," beber dr Fiera Lovita.
Selesai diintrograsi, dr Fiera Lovita dan dua anaknya menuju parkiran RSUD Solok untuk kembali ke rumah.
Saat di dalam mobil tiba-tiba saja mobilnya sudah dikelilingi orang berjubah, berjanggut dan berkopiah putih.
Mereka mengetuk jendela mobilnya dan dr Fiera Lovita langsung menghubungi Ridwan selanjutnya mencoba komunikasi dengan sekelompok orang tersebut.
Baca: Sebut Pimpinan FPI Bukan Penakut, ACTA: Rizieq Shihab Akan Pulang ke Indonesia
Dalam komunikasi itu, ormas FPI memintanya jangan membuat status seperti itu, mereka juga menuntut dr Fiera Lovita untuk membuat surat pernyataan tulis tangan dikertas, difoto lalu diposting ke akun facebooknya.
"Saya jawab, beri saya waktu satu jam untuk pulang dulu, makan dan sholat. Saya diperbolehkan, belum sempat jalan, kaca mobil saya diketuk dan mereka bilang FPI seluruh Sumatera Barat akan bergerak menemui saya. Saat itu anak saya menangis ketakutan," imbuhnya.
Dalam perjalanan, dr Fiera Lovita mampir ke masjid untuk salat dengan keadaan anaknya masih menangis selanjutnya bergegas pulang.
Di rumah, dr Fiera Lovita dan dua anaknya masih dirundung perasaan takut dan cemas.