Kisah Asmara Omar Maute dengan Perempuan Indonesia dan Janji yang Dikhianati
Selama tinggal di Babelan, Bekasi, Omar Maute dikenal tertutup, disiplin, ramah, dan berjiwa sosial tinggi.
TRIBUN-MEDAN.com – Informasi mengenai seorang pemimpin kelompok Maute yang menyerang Kota Marawi, Filipina, dan sempat tinggal di Desa Buni Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi, akhirnya tersebar.
Pemimpin kelompok Maute yang dimaksud adalah Omarkhayam Maute atau Omar Maute.
Omar pernah tinggal di Babelan, karena istrinya bernama Minhati Madrais warga negara Indonesia yang tinggal di Desa Buni Bakti.
Omar dan Minhati menikah di Kairo, Mesir, pada 2003, saat sedang melakukan studi di sana. Kemudian, mereka ke Indonesia dan tinggal di Bekasi pada 2010-2011, lalu selanjutnya pergi dan tinggal di Filipina.
Ketika berada di Indonesia, Omar dan Minhati tinggal di rumah orangtua Minhati selama enam bulan.
Setelah itu, Omar pindah tempat tinggal dan mengajar menjadi guru bahasa Inggris di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Amal yang merupakan milik ayah Minhati, KH Madrais Hajar.
“Selama enam bulan Omar dan Minhati tinggal di rumah Pak Haji (KH Madrais). Terus akhirnya gabung (tinggal) ke dalam pesantrennya."
"Ada rumah ustaz (di dalam pesantren), seperti rumah guru-guru, jadi Mpok Mimin (Minhati) jadi pembina di situ,” ujar suami dari sepupu Minhati, Dadang (50), saat diwawancarai Kompas.com di kediamannya, di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (14/6/2017) siang.

Kediaman Omar Maute saat di Bekasi, rumah mertuanya KH Madrais Hajar di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (14/6/2017).(KOMPAS.com/Anggita Muslimah)
Kelompok Maute terbentuk lebih dari dua tahun lalu di Butig, Mindanao, Filipina.
Tepat setelah keberadaan ISIS di Timur Tengah menjadi sorotan.
Pendirinya adalah dua kakak beradik bernama Omar dan Abdullah Maute.
Awalnya mereka menamai kelompok tersebut 'Daulah Islamiah' sebelum akhirnya lebih dikenal dengan nama 'Maute'.
Omar dan Abdullah Maute merupakan keturunan suku Maranao, warga lokal Lanao, daerah berpenduduk mayoritas muslim di Mindanao.
Sebelum secara aktif berjihad, keduanya mendalami ilmu teologi Islam sembari mengikuti akademi-akademi sekuler di Suriah dan Uni Emirat Arab.
Keluarga terpukul