Kisah Asmara Omar Maute dengan Perempuan Indonesia dan Janji yang Dikhianati
Selama tinggal di Babelan, Bekasi, Omar Maute dikenal tertutup, disiplin, ramah, dan berjiwa sosial tinggi.
Sebelum bertemu Dadang, Kompas.com berusaha mencari rumah yang pernah ditempati Omar selama di Bekasi.
Namun, pada kesempatan itu, rumah KH Madrais tertutup dan sepi.
Di pekarangan rumahnya hanya ada seorang pegawai bernama Nimun (35) yang sedang menjemur gabah. Nimun mengatakan, pemilik rumah sedang pergi.
Menurut Dadang, KH Madrais sedang menenangkan diri dan menjenguk anaknya di Gontor.
KH Madrais disebut sudah sekitar satu pekan tidak berada di kediamannya dan merasa terpukul dengan pemberitaan yang menyebut Omar adalah pemimpin kelompok militan Maute.
“Dengan adanya berita soal Maute ini, keluarga sangat terpukul. Keluarga tidak tahu kalau Omarkhayam, kami kenalnya Omar, terlibat soal ini (kelompok Maute). Makanya begitu tiba-tiba muncul berita ini, beliau (KH Madrais) terpukul,” kata Dadang.
KH Madrais, kata Dadang, ingin anaknya bisa kembali ke Indonesia. Sambil menangis, Dadang mengaku tidak tega melihat KH Madrais sangat terpukul.
Sebelumnya, KH Madrais sudah dikecewakan Omar karena melanggar janji akan tinggal di Indonesia setelah menikahi Minhati.
Kenyataannya, Omar dan Minhati pergi ke Filipina sejak 2011 dan sampai saat ini belum pernah kembali ke Indonesia.
“Mpok Minhati sepertinya tidak berani berkomunikasi dengan ayahnya. Minhati tahu bahwa ayahnya sangat kecewa dengan Omar,” kata Dadang.
Keluarga Minhati tidak menyangka jika Omar kini memimpin penyerangan di Marawi. Sebab selama tinggal di Bekasi, dia tidak pernah memperlihatkan perilaku aneh.
Selama tinggal di Babelan, Bekasi, Omar dikenal tertutup, disiplin, ramah, dan berjiwa sosial tinggi.