Tawa Spontan Presiden Jokowi ketika Ngobrol dengan Siswa SMP dengan Logat 'Ngapak'

"Balita enam sampai sebelas bulan ini delapan keping per hari. Diatur saja pagi siang malam berapa," ujar Jokowi.

Tribunnews/HO/Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) belajar bahasa 'ngapak' Banyumasan dari seorang anak SMP bernama Razasfara Haidar Ramadhan di sela-sela pembagian Program Keluarga Harapan dan Program Pemberian Makanan Tambahan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (15/6/2017). (Tribunnews/HO/Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden) 

TRIBUN-MEDAN.com - Presiden Jokowi membagikan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada keluarga dan ibu hamil saat melakukan kunjungan ke Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

Saat menyapa ratusan warga, Jokowi mengimbau orangtua agar memberikan anaknya yang masih bayi dan anak berumur lima tahun makanan tambahan dari Pemerintah.

"Balita enam sampai sebelas bulan ini delapan keping per hari. Diatur saja pagi siang malam berapa," ujar Jokowi kepada ibu yang datang di Alun-alun Lama Kabupaten Banyumas, Jumat (16/6/2017) kemarin.

Menurut Jokowi, untuk anak berumur satu tahun sampai lima tahun 12 keping per hari.

"Diatur saja. Empat, empat, empat. Supaya anak-anak ini tidak kurus, kayak saya ini. Gedein dikit," katanya.

Jokowi juga berpesan kepada ibu hamil yang hadir agar mengonsumsi bantuan makanan tambahan agar ada asupan gizi tambahan untuk ibu maupun bayi yang dikandung.

"Diingat umur kandungan satu sampai tiga bulan dua keping per hari. Jangan banyak-banyak, nanti bayinya gemuk tidak baik," katanya.

Kemudian untuk umur kandungan lebih dari tiga bulan, mengkonsumsi tiga keping per hari.

Jokowi mengatakan pemberian gizi tambahan ini dalam rangka upaya Pemerintah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap bersaing di era persaingan global yang ketat.

"Ini penting karena 10 tahun akan datang persaingan ketat sekali, anak-anak harus pintar. Persaingan antarnegara ketat sekali. Anak harus gizi baik, sehat sehingga anak kita pintar. Saya titip itu," ucap Jokowi.

Saat melakukan kunjungan ke Cilacap sehari sebelumnya, tepatnya di Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, seperti biasa Presiden memberikan kesempatan kepada warga yang dikunjungi untuk menjawab pertanyaan yang dilemparkannya.

Baca: Tika Panggabean Berdebar-debar Adu Akting dengan Slamet Rahardjo, Kok Bisa?

Baca: Mantan Suami Malah Unggah Foto Ini saat Rina Nose Sakit

Baca: Artis Rupawan Ini Berharap Bisa Meninggal di Atas Sajadah

Dalam kesempatan itu, ia juga membagikan Kartu Indonesia Pintar kemudian dilanjut dengan penyerahan Program Keluarga Harapan dan Program Pemberian Makanan Tambahan.

Usai menjelaskan mengenai Program Keluarga Harapan dan Program Pemberian Makanan Tambahan kepada ratusan warga, Presiden kemudian meminta perwakilan warga untuk maju menjawab pertanyaan.

Tawa pecah ketika Presiden Jokowi meminta seorang siswa SMP bernama Razasfara Haidar Ramadhan. Ketika itu Presiden bertanya nama panggilannya, tetapi dijawab Raza pakai bahasa 'ngapak'.

"Nama panggilannya Raza atau Raja?" kata Jokowi bertanya.

"Pada bae," kata Raza.

Mendengar jawaban itu, Presiden Jokowi tertawa.

Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang duduk di sisi kiri Jokowi tertawa terpingkal-pingkal.

Jokowi kembali bertanya "Pada Bae itu artinya apa?"

"Sama saja," kata Raza dengan suara lantang.

"Coba saya lapar apa artinya?" kata Jokowi kembali bertanya.

"Nyong kencot," kata Raza.

Ganjar kembali tertawa terpingkal-pingkal.

Mensos Khofifah Indar Parawansa dan Menkes Nila Moeloek pun tak bisa menahan tawa.

Jokowi bertanya lagi, "Kalau kenyang makan nasi apa artinya?"

"Nyong wareg mangan sega," kata Reza polos.

Suasana kembali riuh karena suara tawa warga yang geli melihat tingkah Raza.

Begitu juga Ganjar yang tertawa sambil membungkuk dan kedua tangannya disandarkan di perutnya.

Dari hasil dialog itu, Presiden Jokowi mengingatkan kepada warga yang hadir bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki keragaman, terutama dari segi budaya.

"Bahasa kita ini dari Sabang sampai Merauke ada 1.100 lebih berbeda-beda. Tiap kabupaten beda, tiap provinsi beda, baik Sabang sampai Merauke, Pulau Miangas sampai Pulau Rote," kata Jokowi.

Dari kejauhan terlihat seorang bocah SMP mengelus dada saat berada di samping Presiden Joko Widodo di sela-sela acara Program Keluarga Harapan dan Program Pemberian Makanan Tambahan di Cilacap.

Ia tampak gugup karena berada dekat dengan orang nomor satu di negeri ini.

"Badannya kurus kaya saya," ucap Presiden yang akrab disapa Jokowi kepada bocah tersebut.

Setelah itu, ada peristiwa lucu yang membuat warga, bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan beberapa menteri Kabinet Kerja tertawa terpingkal-pingkal. Apa itu?

Presiden Joko Widodo kembali belajar bahasa atau dialek ngapak dari bocah tersebut yang kemudian mengundang gelak tawa.

Sementara dalam kunjungan kerjanya di Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (15/6/2017) malam, Presiden Joko Widodo seperti biasa berinteraksi dengan para santri dengan cara memberikan pertanyaan atau tantangan.

Salah satunya dengan santri bernama Sihebaldatana yang ditunjuk Presiden Jokowi maju ke depan ternyata mampu memukau para santri lainnya, juga tamu undangan, termasuk Presiden Jokowi, karena aksi musik beatbox-nya.

Musik beatbox yakni bermusik hanya dengan menggunakan mulut.

"Ini hanya ada di Pondok Pesantren Darussalam," kata Presiden Jokowi usai menyaksikan aksi beatbox sang santri.

Karena aksinya tersebut, Sihebaldatana mendapatkan sepeda tanpa harus menjawab pertanyaan dari Presiden Jokowi.

Diberitahu dapat sepeda, Sihebaldatana pun girang bukan kepalang, ia langsung sujud syukur di depan Presiden Jokowi.

(tribun/nic)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved