Baca Edisi Cetak Tribun Medan

Ratu Hazaraha Tak Mau Buta, Kulitnya Melepuh usai Minum Obat

Ratu Hazaraha menderita demam dan mengonsumsi obat yang diberikan petugas klinik.

Tribun Medan/Hendrik
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Medan Herri Zulkarnain berbincang dengan seorang anak yang diduga korban malapraktik, Ratu Hazaraha Putri Rizali, Rabu (21/6/2017). 

MEDAN, TRIBUN-Suasana haru mewarnai perbincangan antara Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan Herri Zulkarnain dengan Ratu Hazaraha Putri Rizali, bocah berusia sembilan tahun diduga jadi koran malapraktik yang mengakibatkan gangguan pada penglihatannya.

Sembari menunduk akibat tak dapat melihat dengan jelas, Ratu melemparkan pertanyaan tak terduga. "Om ganteng, aku masih bisa sembuh, kan?" tanya Ratu saat ditemui di rumahnya Kompleks ACM, Jalan Cempaka, Kecamatan Helvetia, Rabu (21/6).

Mendengar pertanyaan tersebut suasana mendadak senyap. Herri pun meyakinkan Ratu Hazaraha kalau dirinya pasti sembuh. "Harus semangat, jangan pernah pesimis," jawab Herri.

Mendengar jawaban Herri, Ratu Hazaraha pun kembali aktif berbicara. Kepada Herri, ia menyebutkan kerap merasa sakit saat menjalani pengobatan.

"Pakai obat tetes saja. Mata aku jangan dibersihkan, sakit. Aku enggak mau buta," celoteh Ratu Hazaraha.

Ratu Hazaraha saat ini hanya bisa melihat dari jarak yang sangat dekat, yakni sekitar satu meter. Gangguan penglihatan akan jadi permanen apabila dua tahun ke depan matanya tak dioperasi.

Gangguan penglihatannya diduga akibat malapraktik di klinik sekitar rumahnya pada Juni 2016. Pada saat itu Ratu Hazaraha menderita demam dan mengonsumsi obat yang diberikan petugas klinik. Namun nahas, demamnya malah semakin tinggi dan berlanjut hingga melepuhnya kulit wajah dan penurunan tingkat penglihatan.

Hingga saat ini belum ada rumah sakit di Medan yang mampu mengobati penyakit Ratu Hazaraha. Nenek Ratu Hazaraha, Rosma menyebutkan cucunya harus dioperasi di Malaysia, tetapi terkendala dana.

"Kami enggak punya uang, mudah-mudahan banyak dermawan yang mau mengulurkan tangan," jelas Rosma.

Mendengar hal tersebut Herri pun memberikan sejumlah dana dalam amplop untuk biaya pengobatan Ratu Hazaraha.

"Semoga ini bisa membantu," tutur Herri.

Mengetahui Herri menyerahkan bantuan, Ratu Hazaraha pun bangkit dari tempat duduknya dan menyalam tangan Herri.

"Makasih, om," jawab Ratu Hazaraha spontan.

Usai berbincang dengan keluarga Ratu Hazaraha, Herri menyampaikan kekecewaannya dengan sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan yang ada di Kota Medan.

"Petugas di klinik jangan sembarangan memberikan obat, harus tahu dulu rekam medisnya, alergi atau tidak, lalu tentukan dosis yang pas. Miris di kota besar seperti ini masih ada korban malapraktik. Ternyata tenaga kesehatan belum profesional," ucap Herri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved