Perang Topat Sampai Meriam Karbit, Ini Tradisi Lebaran di Nusantara

Keragaman budaya di Nusantara turut memberikan warna berbeda hingga memunculkan tradisi yang tak boleh dilewati tiap Hari Raya tiba.

KOMPAS.com/ Karnia Septia
Warga saling melempar ketupat dalam tradisi perang topat di Lombok. 

7. Meriam Karbit di Pontianak
Festival Meriam Karbit sudah menjadi ajang perlombaan tahunan tiap Lebaran tiba. Konon, meriam karbit dulunya ditembakkan untuk mengusir kuntilanak.

Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran.
Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran. (KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN)

Festival yang diadakan di tepian Sungai Kapuas ini menampilkan sejumlah meriam karbit yang dihias berwarna-warni. Meriam dengan bunyi paling kompaklah yang akan menjadi pemenangnya.Kompas.com (06/07/2016) menulis, untuk membuat meriam karbit dibutuhkan biaya sekitar Rp 15—30 juta.
 

8. Tradisi Hadrat di Kaimana, Papua
Dalam merayakan Idul Fitri, warga Kaimana, Papua Barat, melakukan silaturahim hadrat keliling kota. Ratusan orang, baik tua maupun muda, berkeliling kota menari diiringi lantunan shalawat dan musik hadrat.

Kegiatan silaturahim hadrat ini biasanya dilakukan pada hari kedua Idul Fitri. Tak hanya warga Muslim yang berpartisipasi dalam tradisi ini. Bahkan, umat Kristiani di Kaimana pun turut serta dalam rombongan musik dan memainkan tifa. (Aningtias Jatmika)

Berita ini telah terbit di Kompas.com dengan judul "Serunya Tradisi Lebaran di Nusantara, dari Aceh hingga Papua".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved