Teroris Serang Mapolda
Organisasi Mahasiswa Kelompok Cipayung Plus Minta Polisi Tegas Berantas Terorisme
"Polisi jangan takut dan jangan gentar melawan terorisme," kata Inter.
Laporan Wartawan Tribun Medan/ Joseph Wesly Ginting's
TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI-Organisasi Cipayung plus yang menjadi payung dari enam organisasi kemahasiswaan mengutuk keras tindakan terorsime yang terjadi di Polda Sumut, Minggu (25/6/2017).
Mereka sepakat menyatakan bahwa tindak terorisme adalah tindakan yang beradab.
Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Medan, Inter of Fitelis Zalukhu meminta agar petugas kepolisian jangan takut sehingga membuat masyarakat merasa tenang.
"Polisi jangan takut dan jangan gentar melawan terorisme," katanya di kantor PMKRI Jalan Setia Budi kompek Setia Budi Point, blok B nomor 2.
Baca: Bukan Hanya Martua Sigalingging, Petugas Jaga Seharusnya Lima Orang
Baca: Di saat yang Lain Berlebaran Bareng Keluarga, Artis Jelita Ini Unggah Foto di Kuburan
Baca: Heboh! Jemaah Salat Id Bubar saat Khatib Singgung Kasus Ahok, Penodaan Agama
Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Medan, Valentino Panjitan meminta polisi siaga penuh karena tempat yang paling aman sekalipun sudah diserang teroris.
"Bagaimana dengan fasum lainnya? Pasti lebih mudah diserang," katanya.
Dia pun meminta agar kepolisian khususnya bagian intelkam untuk bekerja lebih keras.
"Kami juga minta agar siskamling digalakkan kembali," katanya.
Perwakilan Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia, Serlin Halim merasa prihatin dengan adanya aksi terorisme yang justru terjadi pada saat idul fitri.
Sedangkan ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Medan, Maman Silaban mengatakan peristiwa itu adalah warning bagi pemerintah.
"Segera deteksi sedini mungkin sel-sel jaringan teroris di Medan," kata Maman Silaban.
Apa itu Kelompok Cipayung?
Kelompok Cipayung terbentuk di Cipayung, Puncak, Jawa Barat pada tanggal 22 Januari 1972. Pembentukannya ditandai dengan ditandatanganinya Kesepakatan Cipayung oleh sejumlah aktivis organisasi mahasiswa.
Beberapa orang yang menandatangani kesepakatan tersebut adalah Akbar Tandjung (Ketua Umum PB HMI), Soerjadi (Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia/GMNI), Chris Siner Key Timu (Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia/PMKRI), Binsar Sianipar (Ketua Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia/GMKI).
Semula, Kelompok Cipayung adahal forum lima organisasi mahasiswa. Selain empat di atas, satu organisasi lainnya adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Beda HMI dan PMII antara lain adalah pada akar kader. Anggota HMI lebih banyak dari kalangan Muhammadiyah, adapun PMII disokong anggota dari kalangan Nahdlatul Ulama.
Beberapa organisasi kemahasiswaan berusia hampir sama dengan negara Republik Indonesia. HMI dan PMKRI misalnya, kurang dari dua tahun seteleh Kemerdekaan RI. HMI tahun lahir pada 5 Februari 1947, PMKRI (25 Mei 1947). Kemudian GMKI (9 Februari 1950), GMNI (September 1953), dan PMII (17 April 1960).
Belakangan beberapa organisasi mahasiswa lainnya, bergabung ke Kelompok Cipayung seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM, lahir 14 Maret 1964); Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHD, lahir 3 September 1993); Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi, berdiri 1988) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI, berdiri 29 Maret 1998).
(wes/tribun-medan.com)
DAPATKAN BERITA MENARIK LAINNYA
Baca: Jenazah Teroris Penyerang Mapolda Belum Dijemput Keluarga
Baca: Aiptu Martua Sigalingging Tinggalkan Seorang Istri dan 9 Anak, Semua Lajang Paling Kecil Kelas 1 SD
Baca: Jelang Aiptu Martua Sigalingging Meninggal, Mianna Gelisah sedangkan Mega Mendadak Rindu
Baca: Warganet Bereaksi Lihat Foto Ayu Ting Ting Cium Bibir Ayahnya saat Sungkeman
Baca: Lama Bungkam, Ayu Ting Ting Buka-bukaan soal Tudingan Nikah Siri dengan Raffi Ahmad
Baca: Luna Maya Berlebaran di Italia Bareng Pria Pujaan Hatinya
Baca: Heboh! Jemaah Salat Id Bubar saat Khatib Singgung Kasus Ahok, Penodaan Agama
Baca: Merinding, Uskup Agung Semarang Panjatkan Doa Ini di Makam KH Mahfudz Ridwan
Baca: Donald Trump Tidak Lakukan Tradisi Makan Malam di Akhir Bulan Ramadan