Edisi Cetak Tribun Medan
Pada Hari Ulang Tahun, Wali Kota Ini Menegaskan Tak Boleh Lagi Ada Pungli
Menilik hal tersebut, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin meminta jajaran pemerintahan hingga di tingkat lingkungan untuk aktif mengawasi dan melayani masyar
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kota Medan, baru saja merayakan hari jadi yang ke-427 pada 1 Juli 2017.
Namun, sejumlah permasalahan masih kerap terjadi di kota terbesar ketiga di Indonesia ini. Di antaranya infrastruktur dan perizinan.
Menilik hal tersebut, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin meminta jajaran pemerintahan hingga di tingkat lingkungan untuk aktif mengawasi dan melayani masyarakat.
"Tugas yang paling berat sesungguhnya adalah melanjutkan pembangunan itu sendiri. Masyarakat dan pemerintah harus mampu menciptakan budaya produktif dan membangun. Sehingga kita dapat menjaga proses dan hasil pembangunan dengan sebaik-baiknya," ucap Eldin pada upacara merayakan Hari Jadi Kota Medan di Lapangan Merdeka, Senin (3/7/2017).
Baca: News Video: Serunya Panjat Pinang Perayaan HUT Ke-427 Kota Medan
Mengenai masih buruknya infrastruktur dan pemerataan pembangunan, Eldin mengimbau masyarakat untuk bersabar.
"Pembangunan merupakan tanggung jawab kita bersama. Pemko terus melakukan pembangunan," katanya.
Tak ketinggalan, terkait lambatnya pelayanan publik dan dugaan maraknya calo, Eldin pun menyebut bahwa seluruh Apratur Sipil Negara (ASN) di unit kerja Pemko Medan memiliki pakta integritas.
"Tak dibenarkan ada pungli. Semua ada pakta integritas terkait itu," katanya.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Johan Brien mengatakan, permasalahan demi permasalahan masih saja terjadi, walau Wali Kota Medan sudah mencoba untuk mengurai berbagai permasalahan.
Johan menuturkan, permasalahan yang menjadi sorotan kalangan pengusaha di Kota Medan, terkait dengan infrastruktur dan perizinan. Menurutnya, permasalahan infrastruktur masih sangat menghambat.
Masih banyak jalan-jalan yang rusak di Kota Medan. Selain itu, yang menjadi sorotan bagi pengusaha adalah permasalahan perizinan yang masih kerap dipersulit.
"Kalau yang memang harus dibenahi ya infrastruktur dan perizinan. Harus transparanlah, agar masyarakat juga tahu, dan bisa sama-sama berkerja untuk mengatasi permasalahan yang terjadi," katanya, Senin kemarin.
Ia menambahkan, terkait perizinan, banyak pengusaha masih menjerit, karena kesulitan mengurusnya. Baik itu pengurusan izin usaha, maupun pengurusan izin mendirikan bangunan.
Baca: HUT 427 Medan Camat Medan Tuntungan Gelora Ginting Jadi Komandan Upacara
Sejauh ini, lanjut Johan, Wali Kota Medan sudah tampak mengurai berbagai permasalahan yang di Kota Medan. Khusus dengan perizinan, Eldin sudah membentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).
Namun, kata Johan, masih banyak oknum di dinas, yang kerap menpersulit pengurusan perizinan.
"Kalau yang saya lihat, ini ada oknum-oknum yang coba-coba tidak ikuti perintah Wali Kota. Padahal, Wali Kota sudah instruksikan untuk mempermudah izin," katanya.
Ia pun berharap, Pemko bisa mengatasi permasalahan seperti ini. Agar, ke depan permasalahan insfrastruktur, pajak dan perizinan bisa lebih terbuka, transparan dan dapat diselesaikan secara cepat.
"Wali Kota kan bilang Medan ini Rumah Kita. Jadi, jangan karena perbuatan oknum di dinas, masyarakat bilang Medan ini bukan Rumah Kita," katanya.
Baca: Proyek Pembangunan LRT dan BRT Bukan Gagah-gagahan, Ini Buktinya
Jalan Rusak
Warga Jalan Titi Pahlawan, Martubung, Kecamatan Medan Labuhan mengeluhkan kerusakan jalan yang sudah menahun di sekitar tempat tinggalnya. Apalagi, seluruh badan jalan berlubang besar,sehingga saat diguyur hujan kondisinya bagai danau kecil.
Berdasarkan pengamatan Tribun-Medan.com, Jumat (28/6) sore, beberapa pemuda terlihat berdiri di tengah jalan. Mereka mengatur arus lalu lintas sekaligus mengarahkan pengguna jalan agar tidak masuk ke dalam lubang.
"Bukan jalan lagi ini, tapi sudah membentuk danau, dalam kali lubangnya. Apalagi kalau musim hujan banyak sepeda motor mogok kalau lewat sini. Kayak anak tiri kami dibuat pemerintah, seperti enggak tinggal di Kota Medan," ujar warga Titi Pahlawan Ajo, (80).
Ajo menambahkan, seluruh warga Jalan Titi Pahlawan sudah berulang kali menggelar demonstrasi dan menanam pohon pisang di badan jalan. Tapi, Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara enggak melakukan perbaikan jalan.
Baca: Wow! Segini Nih Perkiraan Nilai Proyek Pembangunan LRT dan BRT
Padahal, lebih tiga tahun jalan itu sudah rusak parah,dan sudah banyak pengendara jatuh akibat lubang besar di tengah jalan.
"Di sini ada kantor polsek, ada Kejaksaan Negeri Labuhan Cabang Lubukpakam, dan ada juga lembaga pemasyarakatan (Lapas). Bahkan, air limbah dari lapas mengalir ke drainase permukiman warga, sehingga bau busuk di sini," katanya.
Tidak hanya kerusakan jalan, lanjut Ajo, drainase di seputaran Jalan Titi Pahlawan juga enggak berfungsi secara baik alias tumpat. Karena itu, bila hujan deras mengguyur, seluruh ruas jalan kebanjiran, dan genangan air juga masuk ke dalam rumah warga.
Warga lainnya, Andi, berharap Pemerintah Kota Medan memperbaiki jalan yang rusak agar tidak membayakan pengguna jalan. Selain itu, kerusakan jalan berdampak negatif bagi warga yang tinggal di seputaran Jalan Titi Pahlawan, karena langganan banjir.
Bahkan, setiap hari, warga harus mengatur arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan, lantaran banyak kontainer dan kendaraan pribadi yang melintas.
"Beberapa bulan lalu, juga ada truk yang terjungkal di tempat yang sama, sehingga dua orang pengendara sepeda motor mengalami luka-luka tertimpa kayu," katanya.
Ia menuturkan, warga yang tinggal di seputaran jalan rusak mengeluhkan buruknya drainase, yang tidak dapat menampung air hujan. Alhasil, genangan air masuk ke dalam permukiman warga. Apalagi, limbah dari lapas mengarah ke rumah warga.
"Kalau hujan deras, kami kebanjiran karena drainasenya tidak bagus. Air tidak mengalir. Kemudian, limbah kotoran dari penjara dibuang ke drainase warga. Sehingga, kondisi air bau busuk. Masalah ini sudah dilaporkan, namun enggak ada penyelesaian," ujarnya.
Berdasarkan penelusuran Tribun-Medan.com, jalan rusak ada di berbagai kawasan di antaranya, Jalan Medan-Binjai, Kampung Lalang (terdapat beberapa titik berlubang), dan beberapa titik di Jalan Gatot Subroto, Medan.
Kemudian, Jalan Klambir-V, Medan Helvetia, Jalan Muchtar Basri, Medan, sebelum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Dan beberapa titik di Jalan Sutomo Ujung dan Jalan Bambu.
"Semenjak adanya pembangunan pipanisasi limbah, jalan di sini rusak, berlubang-lubang dan berdebu. Apalagi kalau memasuki musim hujan makin parah, karena lumpur di mana-mana. Tidak ada pengaspalan menyeluruh paling hanya ditambal-tambal aja," ujar warga Jalan Muchtar Basri, Kartika Sari.
Bila memasuki musim kemarau, lanjut Kartika Sari, debu beterbangan sehingga warga berupaya menyiram jalan dengan air. Ia berharap Pemerintah Kota Medan segera mengaspal jalan, sehingga tidak sekadar menutup lubang.
Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution menjelaskan, Pemerintah Kota Medan sudah mengusulkan kepada Pemprov Sumut untuk memperbaiki Jalan Titi Pahlawan yang berlubang. Karena itu, usai Lebaran ini akan dilakukan perbaikan jalan.
"Sedang ditender Pemerintah Provinsi Sumut, coba liat LPSE Pemprovsu, karena jalan itu merupakan jalan provinsi," katanya akhir Juni lalu.(cr2/raj/tio)