Edisi Cetak Tribun Medan
Gara-gara Serangan Teror, Polisi Larang Jamaah Bawa Tas dan Bungkusan ke Dalam Masjid
Polda Sumut mengambil kebijakan menempatkan personel polisi bersenjata lengkap mengawasi Masjid Al Hidayah Mapolda Sumut.
Setelah itu, dua personel, yang sebelumnya berjaga, bersiap untuk melaksanakan Salat Zuhur.
Seorang warga, yang Salat Zuhur berjemaah di Masjid Al Hidayah Mapolda, Romeo mengaku, awalnyabertanya-tanya terkait ketatnya pengawasan terhadap orang yang mau masuk masjid.
Namun, ia memaklumi, karena ada rentetan teror yang menimpa aparat kepolisian.
"Ya, awalnya kaget, kok sampai kayak gini kali. Tapi, kalau dipikir-pikir dampak teror yang terjadi, bisa dibilang pantas juga pengamanannya jadi ketat. Lagian tas juga mereka yang jaga," ujar pria yang berdomisili di kawasan Titi Kuning tersebut.
Pascapenyerangan Mapolda Sumut, Minggu (25/7) lalu, Polda memperketat penjagaan di setiap pintu gerbang masuk dan keluar Mapolda Sumut. Bahkan, setiap tamu dan kendaraan yang datang diperiksa petugas, yang bersiaga di pintu gerbang. Mereka kemudian bertanya kepada tamu, apa tujuan mereka menyambangi Mapolda Sumut.
Lambang ISIS Dicat
Lambang ISIS, yang beberapa tahun terakhir menempel di dinding rumah Syawaluddin Pakpahan (SP) di Jalan Pelajar Timur, Gang Kecil, Lingkungan XVIII, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, akhirnya dihapus, Rabu siang.
Penghapusan lambang ISIS itu dilakukan dengan cara mengecat dinding rumah pelaku penyerangan Mapolda Sumut tersebut menggunakan cat bewarna hijau. Warna tersebut sesuai dengan warna dasar rumah SP.
Kepala Lingkungan XVIII Hari Isnaini mentakan, penghapusan dilakukan setelah warga mengaku, resah dengan keberadaan lambang ISIS itu. Dan, setelah mendapat persetujuan dari keluarga SP, maka dilakukan pengecatan untuk menghilangkan lambang ISIS tersebut.
"Kalau tidak dihapus, dikhawatirkan akan mengkontaminasi masayarakat," kata Hari di halaman rumah SP.
Selain itu, masyarakat mengaku dirugikan, bila lambang ISIS tetap ada di dinding rumah SP.
Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, yang turut mengawal pengecatan mengatakan, selama ini Polisi Masyarakat (Polmas) telah berulang kali mengingatkan pemilik rumah untuk mengapus lambang ISIS. Namun, tak pernah mendapat respons dari pemilik rumah.
"Setelah pengecatan ini, mudah-mudahan tidak terulang lagi paham dan kegiatan yang dapat memancing seseorang berbuat radikal dan membahayakan orang lain," kata MP Nainggolan.
Ia menambahkan, lambang ISIS di dinding rumah SP telah ada sejak 2013. Sebelumnya, sempat ada atribut serupa dan berhasil dicopot, tetapi berganti menjadi gambar di depan rumah pelaku.
"Dahulu bentuknya bendera yang dipasang dan sempat dicopot atas pemintaan Polmas di sini, tapi tekhir malah dicat dalam bentuk gambar," ungkapnya.(cr8)