Edisi Cetak Tribun Medan

Dahsyatnya Sinabung Erupsi Nonstop Selama Empat Jam, Ini Dampaknya

"Walaupun zona merah, arah awan panas tidak mengarah ke sini. Jadi, kami hanya terkena dampaknya, seperti debu yang mengarah ke sini," katanya.

Editor: Tariden Turnip
tribun medan/risky
Abu vulkanik Sinabung membuat beberapa kawasan di Karo gelap gulita 

"Kami melakukan pemantauan di kawasan zona merah, karena berbahaya bagi kehidupan manusia. Sehingga, kami terus berkoordinasi supaya tidak ada yang dekat zona merah. Kemudian, kami juga menyiram jalan, lahan pertanian dan permukiman warga," katanya.

Ia membenarkan, aktivitas warga terganggu, karena erupsi Gunung Sinabung cukup besar, kemarin. Warga yang tinggal tujuh kilometer dari Gunung Sinabung juga waswas, karena gunung meletus secara beruntun.

Namun, radius zona merah enggak bertambah. Artinya, meningkatkan intensitas erupsi Gunung Sinabung tidak menambah kawasan terlarang alias berbahaya. Tapi, BPBD mengimbau warga harus waspada karena erupsi cukup besar.

"Saya kira, erupsi Sinabung hari ini, sangat besar, sudah ada 20 kali gunung meletus. Jadi, memang erupsi paling besar setelah 2014. Memang erupsi terbanyak kali ini. Kemudian, setiap erupsi besar dibarengi dengan guguran awan panas sejauh 4.500 meter," ungkapnya.

Puluhan Kali Semburkan Material ke Udara
AKTIVITAS vulkanik Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, sangat tinggi, Rabu (2/8). Tercatat, Gunung Sinabung, puluhan kali menyemburkan material ke udara. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, aktivitas Gunung Sinabung pada Rabu (2/8) sangat tinggi. Padahal, biasanya, Gunung Sinabung meletus hanya dua hingga delapan kali sehari.

"Sejak Rabu pukul 08.00 WIB-pukul 12.00 WIB telah terjadi beberapa kali letusan dan 17 kali gugguran awan panas," ujarnya, Rabu (2/8) petang. Berdasar laporan Pos Pengamatan Gunung Sinabung (PVMBG), katanya, erupsi terparah terjadi pukul 10.00 WIB. Awan panas meluncur 4.500 meter ke arah tenggara timur.

Adapun tinggi kolom abu vulkanik mencapai 4.200 meter. Angin ke arah selatan, amplitudo 120 mm lama gempa 553 detik. Kemudian, Gunung Sinabung kembali erupsi pukul 10.09 WIB, meluncurkan awan panas 4.000 meter ke arah tenggara timur.

"Tinggi kolom debu 3.000 meter. Angin sedang ke arah selatan. Amplitudo 120 mm, lama gempa 319 detik," katanya. Ia menambahkan, Gunung Sinabung kembali meletus pukul 10.14 WIB dengan tinggi kolom 3.000 meter disertai luncuran awan panas guguran sejauh 4.000 meter ke arah tenggara-timur. Angin sedang ke arah selatan. Ampitudonya 120 mm dengan lama gempa 333 detik.

Berselang beberapa menit kemudian tepatnya pukul 10.20 WIB, Gunung Sinabung meletus lagi. Tinggi kolom debu 3.000 meter disertai awan panas guguran sejauh 4.500 m ke arah tenggara-timur.

"Angin sedang ke arah selatan. Amplitudo 120 mm dengan lama gempa 707 detik," ujarnya.

Meskipun tidak ada korban jiwa, lanjutnya, ada ribuan penduduk yang terdampak hujan debu vulkanik. Hujan debu menyebar ke beberapa desa seperti Desa Perbaji, Sukatendel, Temburun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung.

Ia menyampaikan, masyarakat memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungan. Karena itu, BPBD Tanah Karo bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan sudah memberikan masker kepada warga.

Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Karo juga masih membersihkan jalan dan lahan, pembersihan aset-aset pemerintah (pasar dan tempat umum lainnya), dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memasuki zona merah.

Adapun rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG untuk masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak.

"Dan dalam jarak tujuh kilometer untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak enam kilometer untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak empat kilometer untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved