Setelah Sinabung Erupsi Dahsyat 4 Jam, Gini Kondisi Terkini di Lapangan

Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra menyebut erupsi besar masih berpotensi terjadi sehingga masyarakat harus tetap waspada.

Editor: Tariden Turnip
Tribun Medan / doc
Erupsi gunung sinabung 

Seiring belum tuntasnya relokasi tahap dua, sebagian dari pengungsi itu mencari tempat tinggal baru di luar pos pengungsian.

"Ada yang sudah mengontrak rumah sendiri," ucapnya kepada BBC Indonesia.

Relokasi tahap dua dicanangkan berlangsung secara swakelola. Artinya, kata Agustinus, pengungsi diminta mencari lahan pemukiman baru mereka secara swadaya.

Agustinus berkata, tim yang dibentuk pemerintah daerah nantinya akan memverifikasi lahan tersebut. Pembangunan rumah baru dapat dilakukan jika lahan dinyatakan sesuai petunjuk teknis.

Pemerintah pusat awalnya menargetkan relokasi tahap dua selesai tahun 2016. Namun, seperti diutarakan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Februari lalu, ketersediaan lahan menyebabkan target waktu itu meleset.

Agustinus mengatakan, target waktu itu kini dimundurkan menjadi akhir tahun 2017.

Menyelinap ke zona merah

Pemerintah saat ini melarang masyarakat masuk atau beraktivitas di zona merah yang berada di radius tiga kilometer dari puncak Sinabung.

Agustinus menuturkan, personel gabungan Polri-TNI menjaga enam titik masuk ke zona merah. Namun pemerintah tidak menjaga seluruh jalur tikus menuju zona tersebut.

"Pintu masuk tidak hanya lewat enam titik itu. Kami hanya patroli di jalur utama. Ada jalur tikus yang bisa menjadi jalan masuk warga ke zona merah," kata Agustinus.

Penduduk yang bermukim di hilir Sungai Laborus juga diminta waspada. Alasannya, bendungan di hulu sungai itu sewaktu-waktu dapat jebol karena tak mampu menahan aliran lahar.

Berdasarkan hasil pengukuran tanggal 19 Juli lalu, menurut data BNPB, volume kubah lava Sinabung tercatat sebanyak 2,3 juta meter kubik.

Berita ini sudah tayang di bbc indonesia berjudul: Aktivitas Sinabung, erupsi besar dan awan panas masih bisa terjadi

Sumber: bbc
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved