Baca Edisi Cetak Tribun Medan
3 Kampus Terancam Tutup, Mahasiswa: Kok Bisalah Aku Masuk Kampus Ini?
Terkejut, bingung, marah bahkan ada menangis. Itulah yang mendera sejumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Kota Medan.
Bibirnya gemetar dan mulai terdengar suara kecil. Ia mengungkapakan betapa sedih mendengar informasi tersebut. Dalam keadaaan tersedu-sedu, wanita berambut ikal ini masih berusaha memastikan kebanaran informasi yang disampaikan Tribun Medan.
Meski bersedih, teman Wenita yang turut berbincang, berusaha menenangkan Wenita dengan mengusap lengan. Wenita mengutarakan dia sangat terpukul mendengar adanya sanksi tersebut, apalagi STIKes Sumut adalah kampus keduanya, di mana di kampus pertamanya dia tidak menyelesaikan perkuliahannya.
Saat disampaikan Pihak Kopertis akan memindahkan mereka ke kampus lain, jika kampus ditutup permanen? Wenita menuturkan untuk pindah, tentu tetap akan menghabiskan banyak uang, dan hal ini adalah hal yang sangat sulit mereka cari.
"Kalaupun kami dipindahkan, pasti butuh banyak uang untuk proses itu. Uang dari mana lagi kami bisa cari. Untuk kuliah yang sekarang saja sangat susah orang tua mencarinya dari mana saja," ujarnya.
Wenita terdiam, Miranti, temannya yang terlihat lebih ceria di antara teman Wenita merasa terpukul atas realitas yang ada. Namun dia berusaha tegar supaya bisa berpikir jernih mencari solusi, andai nantinya STIKes Sumut sudah ditutup.
Baca Juga
Alamak, Imbas Lupa Pakai Celana Dalam, Organ Intim Pengantin Perempuan Ini Dimasuki Hewan
Mengulik 6 Fakta Gadis Remaja di Bangka yang Direnggut Paksa Kegadisannya oleh Teman Sendiri
Video Manja Anang pada Ashanty Beredar di Jagat Maya, Warganet Fokus pada Tangan Anggota DPR Ini
Istri Kerja Cari Nafkah, Syok Dapati Suami Malah Berindehoy di Ranjang, Kok Tega Benar Ya?
"Meski saya ini bisa senyum, saya sedih mendengar masalah ini. Selama ini saya tidak pernah dengar begini. Kok bisa lah dulu awak masuk kampus ini, kalau begini keadaanya," ujar Miranti.
Ls, mahasiswa STIKes lainnya turut mengutarakan kesedihanya saat mengetahui adanya informasi tersebut, ia bercerita tidak bisa membayangkan jika kuliahnya gagal karena sanksi tersebut, dan harus memulai kuliah dari awak lagi.
Apalagi orang tuanya yang tinggal di Riau bukanlah orang yang memiliki banyak uang. Sudah begitu, orangtuanya juga harus menguliahkan adik-adiknya yang lain.
Lusi awalnya terlihat girang langsung lemas ketika mengingat kedua orang tuanya yang harus banting tulang untuk menguliahkan dia. Menurutnya beban yang sangat berat dia tanggung, jika orang tuanya tahu permasalahan kampusnya tersebut.
"Saya susah mau ngomong apa bang. Sesak dada ini mendengarnya. Kek manalah kami ini. Bagaimana nasib kami. Kek mana menyampaikan ini sama orang tua nanti. Nggak sanggup saya mau cerita hal ini sama orang tua. Apalah nanti dibilang orang tua saya kalau cerita ini," ujarnya. (ryd)