Pegawai BNI Dibegal
Karyawati BNI Tewas Korban Begal, KPK Kirim Papan Bunga dan Sebut Aparat Tidak Peduli
"Kami berharap Polres Siantar tidak tidur lagilah. Bangun. Berantas narkoba, dan tindak kejahatan lainnya," kata Herdin.
Penulis: Dedy Kurniawan |
Laporan Wartawan Tribun Medan/Dedy Kurniawan
TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Kinerja Polres Siantar, di bawah pimpinan AKBP Doddy Hermawan terus menuai kritik dari berbagai kalangan. Keresahan masyarakat ini membuncah, terlebih terkait kejahatan jalanan yang cukup menyita perhatian, kasus penganiyaan sadis siswi SMA Swasta Nadya dan tewasnya Pegawai BNI Rara Sitta Stefanie usai dijambret.
Tokoh masyarakat, Natsir Armaya Siregar, mengkritik kinerja Reskrim Polres Siantar terkait tewasnya Rara Sitta Stefanie, karyawati Bank BNI yang berkantor di Jalan Merdeka, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar, Rabu malam.
"Polres sekarang berbeda dari sebelumnya. dulu ada mereka aparat naik sepeda motor keliling-keliling berpatroli pagi, siang dan malam ke sejumlah tempat. Dulu polmas itu namanya," kata Armaya, Jumat (27/10/2017) .
Armaya meminta polisi tidak hanya menunggu adanya laporan, baru ke lapangan. Polisi, katanya, harus rutin ke lapangan, baik itu waktu pagi, siang, dan malam.
Baca: Tragis, Karyawati BNI Terseret-seret di Aspal dan Tewas usai Bertarung Melawan Kawanan Begal
Seorang pegawai Bank BNI mengungkapkan ketakutannya pulang kerja setelah terguncang dengan kematian rekan kerjanya, Rara Sitta Stefanie.
"Ngeri kali sudah Siantar ini. Kasus siswi Nadya itu aja belum ditangkap. Sekarang rekan sendiri jadi korban. Jadi takut berkendara sepeda motor di Siantar," ujarnya saat ditemui di Ruang Instalansi Jenazah dan Forensik RSUD Djasamen Saragih.
Sementara, Komunitas Pangordong Kota (KPK) Siantar meluapkan keresahan dan kekesalan dengan memajang bunga papan di Simpang 4 Jalan Gereja, Kecamatan Siantar Selatan.
Karangan bunga itu bertuliskan "Turut Prihatin Atas Ketidak Pedulian Aparat Penegak Hukum Atas Maraknya Tindak Keriminal Hingga Berujung Kematian Rara DKK".
Ketua KPK Siantar, Herdin Silalahi, Kamis (26/10/2017) mengatakan, maraknya kasus kriminal di wilayah Kota Siantar adalah salah satu bukti Polres Siantar tutup mata dan hanya menunggu laporan masyarakat.
"Semakin hari, semakin marak tindak kejahatan. Tetapi kita lihat bagaimana kinerja Polres Siantar, sepertinya menutup mata terhadap ini," tukas Herdin
"Kita lihat kasus pemerkosaan (SR) yang tiga orang pelakunya sampai saat ini belum tertangkap. Kemudian penganiyayaan terhadap siswi SMA Teladan, dan terakhir Rara yang dijambret hingga meninggal. Ini adalah sebagian contoh kinerja Polres Siantar yang tidak baik," sebutnya.
Baca: Main HP di Samping Jenazah Pegawai BNI Korban Begal, Netizen Pertanyakan Sikap Dokter Koas
Herdin berharap Polres Siantar bisa bekerja, terlebih bisa memberikan rasa perlindungan, ketertiban dan aman bagi masyarakat Kota Siantar.
"Kami prihatin melihat kekhawatiran masyarakat karena tingginya tingkat kriminalitas belakangan, dan kami berharap Polres Siantar tidak tidur lagilah. Bangun. Berantas narkoba, dan tindak kejahatan lainnya," ujarnya. (tribun-medan.com/dyk)
