Viral Medsos
Pesta Nikah 10 Hari 10 Malam hingga Mahar 1 Miliar, Ini Pemicu Perkawinan Makin Mewah
Pada acara utama, tamu yang diundang hanya tamu VVIP yang kurang lebih berjumlah 3.000 orang.
Tamu di pernikahan putranya, Dimas Adiputra, dihibur oleh pedangdut Zaskia Gotik dan berkesempatan mendapat doorprize berupa mobil, paket umrah, dan motor.
Tahun lalu, pernikahan mewah pengusaha Anjas Malik dan Amalia Hambali di Jeneponto, Sulawesi Selatan, menjadi berita karena uang mahar yang diberikan berjumlah Rp1 miliar tunai.
Selain uang tunai, mempelai pria juga mempersembahkan satu rumah mewah, satu mobil Alphard, dan tiga kilogram emas.
Apa penyebabnya?
Peneliti Institute For Economic and Development Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, kenaikan harga komoditas sepanjang tahun 2017 menjadi salah satu penyebab kemewahan pesta-pesta pernikahan ini.
"Kekayaan pengusaha di sektor ekstraktif, seperti pertambangan batubara dan kelapa sawit memang sedang naik," kata Bima saat dihubungi BBC Indonesia.
Harga komoditas sepanjang tahun 2017 naik cukup signifikan, sehingga kekayaan para pengusaha di sektor tersebut otomatis meningkat.
Menurut Bhima, kemewahan dalam pesta pernikahan tersebut bukan berarti naiknya tingkat ekonomi masyarakat.
Kenaikan pendapatan hanya dirasakan oleh 20% kelompok pengeluaran teratas.
"Pengusaha kaya pamer, sementara kelas bawah kenaikan pendapatannya tak signifikan. Dampaknya justru ketimpangan sosial yang makin lebar di luar Jawa," kata dia.
"Jangan sampai kelas bawah ikut-ikutan, menggelar pesta di luar kemampuannya sampai terpaksa berutang. Jadinya malah makin terjebak dalam siklus kemiskinan," kata Bhima.
CEO Bridestory, Kevin Mintaraga, menjelaskan bahwa memang ada peningkatan anggaran pernikahan di daerah-daerah di luar Jakarta.
"Ada pertumbuhan yang signifikan di daerah-daerah, di mana mereka makin bisa berekspresi dan mengeluarkan lebih banyak uang untuk pernikahannya," kata Kevin saat dihubungi BBC Indonesia, Senin (19/02).
Faktor-faktor yang menyebabkan belanja pernikahan yang makin meningkat itu antara lain disebabkan peran teknologi.
Adanya media sosial membuat tren-tren pernikahan lekas menyebar ke daerah-daerah. "Ada peer pressure dan persaingan, sehingga setiap pengantin ingin pernikahannya menjadi yang paling sempurna," kata dia.
Meski demikian, menurut Kevin, pernikahan di luar Jakarta lebih mengikuti adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut.
