Letkol Beltrame Sekarat setelah Gantikan Sandera yang Jadi Tameng Hidup Teroris, 3 Orang Tewas
Lakdim meminta pembebasan Salah Abdeslam, tersangka utama serangan 13 November 2015 di Paris, yang menewaskan 130 orang
Dia mengatakan pada saat itu seorang petugas polisi berusia 45 tahun merelakan dirinya untuk menukar posisi sebagai sandera, meletakkan telepon genggamnya di meja dalam kondisi tersambung sehingga polisi dapat memantau situasi.
Ketika polisi mendengarkan tembakan, tim taktis menyerbu supermarket. Pria bersenjata itu tewas namun Arnaud Beltrame mengalami luka parah.
Collomb memuji "kepahlawanan dan keberanian" Letkol Beltrame.
Presiden Macron mengatakan dia telah "menyelamatkan nyawa dan menghormati rekan-rekannya dan negaranya".
Seorang warga Portugis disebutkan menjadi salah satu korban tewas ternyata mengalami luka yang serius, jelas pejabat pemerintah di Lisbon, seperti diberitakan kantor berita AFP.

Siapakah tersangka pelaku penembakan?
Redouane Lakdim, lahir pada April 1992 di Maroko dan merupakan warga negara Prancis, yang identitasnya telah diketahui oleh badan intelijen Prancis.
Jaksa Francois Molins mengatakan dia telah masuk dalam daftar ekstremis yang dipantau karena "radikalisasinya dan hubungannya dengan gerakan salafi, sebuah aliran garis keras dari Islam Sunni. Namun penyelidikan lanjutan oleh badan intelijen tidak menunjukkan dia akan melakukan aksinya, kata Molins.
Lakdim divonis bersalah karena membawa senjata yang dilarang pada 2011 dan terbukti bersalah dalam kasus penggunaan narkoba serta menolak mematuhi perintah pengadilan pada 2015, jelas Molins.
Sebelumnya, Collomb mengatakan bahwa meski dia telah diketahui oleh otoritas sebagai seorang pelaku kriminal ringan, mereka "tidak berpikir dia telah mengalami radikalisasi".
Lakdim tinggal di sebuah apartemen di Carcassonne dengan orangtua dan beberapa saudara perempuannya.
Seorang tetangga melihat dia mengantar salah satu saudara perempuannya ke sekolah pada pada Jumat pagi.
Apartemen keluarganya itu digerebek polisi pada Jumat sore.
Bagaimana reaksi dari berbagai pihak?
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis secara online, militan Negara Islam mengklaim bahwa penyerang merupakan "seorang tentara Ngeraa Islam". Presiden Macron menyatakan badan keamanan tengah menyelidiki klaim tersebut.

