3 Fakta Tumpukan Utang First Travel Kepada Vendor
Sejumlah vendor pun mengungkapkan kesaksiannya bahwa First Travel memiliki sejumlah utang yang mencapai puluhan miliar
Umar juga mengaku menerima jaminan berupa cincin emas seberat 22,6 gram.

2. Masih berutang Rp 300 juta ke vendor handling bandara
Saksi Holiludin dalan kesaksiannya menjelaskan, ia telah menjalin kerja sama sebagai vendor pelayanan handling di Bandara Soekarno-Hatta dengan First Travel sejak bulan November 2016.
Holiludin bertugas menangani jemaah sejak kedatangan di bandara, prosescheck-in, pemberangkatan jemaah, hingga pemulangan jemaah.
Pihaknya mematok tarif layanan sebesar Rp 40.000 per jemaah.
Akan tetapi, pembayaran yang dilakukan oleh First Travel kepada pihaknya mulai bermasalah sejak Februari 2017.
"Permasalahannya kalau saya lihat dari segi finansial. Bulan November-Desember 2016 payment-nya lancar, kemudian terhambat pada Februari 2017," ujar dia.
Holiludin memperkirakan, utang yang belum dibayar oleh First Travel berkisar Rp 300 juta.
"Sekitar Rp 300 juta ke PT Global Mitra Persada Insani (vendor handling di bandara)," kata dia.
3.Utang Rp 2,4 Miliar untuk Pengadaan 90.000 Koper
Jaksa penuntut umum juga menghadirkan saksi Arifin Tahir. Ia adalah vendor sejumlah perlengkapan umrah untuk jemaah yang berangkat melalui biro perjalanan umrah First Travel.
Dalam kesaksiannya, Arifin telah menjalin kerja sama untuk pengadaan perlengkapan umrah dengan First Travel sejak 2015.
Sejumlah perlengkapan yang disediakan pihak Arifin berupa koper, sabuk, dan dompet.
"Harga koper untuk paket promo itu Rp 196.000, paket reguler dan VIP Rp 410.000. Harga sabuk Rp 14.000, sama semua (untuk seluruh paket). Kalau dompet Rp 9.000," ujar Arifin.
Arifin mengatakan, pembayaran dari First Travel ke pihaknya selalu lancar sejak 2015 hingga Juni 2016. Setelah itu, pembayaran terhadap vendor cenderung bermasalah.