Polisi Tembak Ipar

Sosok Kompol Fahrizal Tembak Adik Ipar Hingga Tewas, Mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan

Entah apa yang ada dalam benak perwira menengah Kompol Fahrizal hingga tega menembak mati adik iparnya sendiri Jumingan.

Tribun Medan
Kompol Fahrizal mantan Kasatreskrim Polrestabes Medan 

TRIBUN-MEDAN.com - Entah apa yang ada dalam benak perwira menengah Kompol Fahrizal hingga tega menembak mati adik iparnya sendiri Jumingan.

Kompol Fahrizal yang merupakan mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan yang disebut-sebut melakukan penembak terhadap Jumingan, warga Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, Medan Tembung, Rabu (4/4/2018) malam.

Penempakan yang diduga dilakukan oknum polisi tersebut membuat Jumingan hingga tewas di lokasi kejadian. Dia bersimbah darah, tidak bisa menahan timah panas yang diletuskan dari senjata api Kompol Fahrizal.

Sementara itu Fahrizal sendiri dikabarkan telah menyerahkan diri di Polda Sumut malam itu juga

"Dia sudah di Polda Sumut, menyerahkan diri, sebagian keluarga juga di Polda,” ujar sumber di kepolisian kepada Tribun-Medan.com, Kamis (5/4/2018) dinihari.

Namun kronologi sebenarnya peristiwa ini masih sumir.

Informasi yang dihimpun, dari akun facebook Kompol Fahrizal menuliskan status pulang ke Medan bersama istrinya.

Kemudian, ia sempat memposting foto berada di bandara.

Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV

Baca: Mahfud MD Akhirnya Tanggapi Puisi Sukmawati yang Bikin Heboh, tapi Netizen Malah Menyerang

Baca: WOW! Kapal Pesiar Superstar Libra Bersandar di Kualatanjung, Wisatawan Banjiri Danau Toba

Baca: 1 Juta Data Pengguna Facebook Indonesia Dicuri Cambridge Analytica Konsultan Donald Trump

Selama beberapa bulan ini, ia bertugas di Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjabat Waka Polres Lombok Tengah, NTB.

Kompol Fahrizal diangkat menjadi Waka Polres Lombok Tengah pada Desember 2017. Ia mengganti Kompol H Lalu Salehuddin yang dimutasi sebagai Parik II Itwasda Polda NTB.

Kronologi Versi Polisi

Awalnya, Heny Wulandari, adiknya mempersilakan duduk di rumah.

Mereka sempat bercengkrama bersama ibunya di ruang tamu. Sedangkan, Heny membuat air di dapur.

"Saksi (Heny) sempat melihat Fahrizal memijat ibunya, tapi secara tiba-tiba menodongkan senjata ke arah ibunya. Tapi, korban (Jumingan) langsung melarang dengan berkata “jangan Bang” namun Fahrizal menodongkan senjata api ke korban. Ada dua kali suara letusan,” katanya.

Melihat suaminya bersimbah darah, Heny langsung lari ke dalam kamar dan mengunci kamar lantaran ketakutan.

Bahkan, Fahrizal sempat menggedor pintu kamar. Tapi, ibunya mendatangi sembari menyatakan tidak boleh keluar dari kamar.

Pihak kepolisian sudah meminta keterangan tiga saksi di antaranya Heny Wulandari, dan Agung dan Elly.

Ketiganya merupakan warga Jalan Tirtosari alias masih berhubungan kerabat dengan Kompol Fahrizal. Kini, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan.

Kronologi Versi Warga

Warga Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Medan Tembung terkejut dengan penembakan ini. Warga mengira suara tembakan adalah suara petasan.

Tidak lama kemudian diketahui suara letusan itu berasal dari rumah seorang warga disebut-sebut bernama Sutini.

Apalagi, suara jeritan warga bergema di dari dalam rumah, parmanen.

"Aku pikir mercon, jadi enggak peduli tadi. Cemana-lah tadi habis salat tak enak badan golek-golek di rumah," kata Juraidah (75) warga sekitar saat ditemui Tribun-Medan.com.

Kediaman Juraidah tepat di sebelah tempat kejadian perkara (TKP). Tapi, ia tidak mengetahui peristiwa penembakan itu.

Bahkan, dia keluar rumah saat mendengar ada keramaian di lokasi.

Tidak hanya itu, dia juga mengaku lupa berapa kali suara letusan. Namun, suara itu terdengar begitu keras.

Selain itu, ia tak ingin membeberkan identitas korban penembakan.

"Saya tidak begitu tahu nama korbannya. Soalnya jarang ketemu. Tapi mereka sekeluarga orang baik kok. Kalau istrinya kerjanya guru," ujarnya.

Tidak lama kemudian, petugas kepolisian membawa seorang perempuan dari sebuah warung.

Besar dugaan perempuan itu bernama Sutini alias Heni, istri dari pria berinisial Zumingan alias Zun, korban penembakan.

Heni memasuki rumah dibopong oleh dua oknum polisi berpakaian preman.

Sedangkan, balita yang digendongnya menjerit histeris.

Setiba di depan rumah Heni nyaris pingsan.

"Ini rumah orangtuanya Pak F, mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan. Sekarang tugas di Lombok. Adiknya yang paling kecil tinggal di sini bersama orangtuanya mereka," kata seorang warga berkacamata saat ditemui di depan rumah.

Kini jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.

Terlihat beberapa petugas langsung mengavakuasi jasad dengan menggunakan kain dan tandu.

Sementara itu, personil kepolisian telah memasang garis polisi di depan rumah. (Jefri Susetio/Tribun Medan)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved