Kesehatan

Saban Bangun dari Tidur Badan Terasa Ngilu? Yuk Simak Kenapa Bisa Demikian

Saat bangun pagi hari badan rasanya linu, bahu kurang enak, atau kepala agak pusing. Pernah mengalaminya?

Net
Ilustrasi tidur nyenyak 

Pada waktu mengalir, molekul-molekul air yang dikelilingi anion dan kation berputar. Efek putaran itu sama seperti pada dinamo, yaitu menghasilkan gaya elektromagnetis yang arahnya menembus lurus ke atas, dan inilah penyebab gangguan itu.

Retakan dalam litosfer (kerak bumi - Red.) membuat medan magnetis bumi tidak selaras. Di samping itu mineral yang berbeda dan letaknya berdekatan, juga dapat membentuk gaya khusus yang menembus ke permukaan bumi. Gaya yang keluar dari tempat ini bersifat sinar gamma.

Kumpulan mineral-mineral tertentu dalam jumlah besar juga menghasilkan pengaruh khusus pada permukaan bumi sampai dapat mengakibatkan terbentuknya iklim mikro yang khas.

Ada mineral yang menguntungkan, ada yang mengganggu. Yang paling terkenal, misalnya, mineral radioaktif, garam, dan kapur.

Di zaman modern ini, manusia sendiri menciptakan medan-medan gangguan baru berbentuk kawat listrik tegangan tinggi. Setiap kemajuan teknologi memiliki aspek positif dan negatif. Tak dapat dibayangkan dunia modern tanpa listrik.

Segi negatifnya, saluran listrik tegangan tinggi membentuk medan elektromagnetis yang mempengaruhi sekitarnya. Pengaruh yang mudah dikenali ialah gangguan gelombang radio yang ada di bawah atau di dekat saluran macam ini.

Selain itu saluran listrik memperkuat medan geopatis dan – menyalurkan pengaruhnya ke dalam rumah.

Deteksi lewat denah

Bermacam-macam alat untuk menemukan serta mengukur radiasi pada medan-medan geopatis sudah dibuat orang. Ongkosnya memang besar. Cara termudah, dan umumnya juga efisien, minta bantuan orang yang berbakat sebagai radiestet.

Seorang radiestet butuh alat sederhana, bisa berupa sepotong kayu berbentuk V, sebuah bandul, atau dua antena radio yang dapat berputar secara bebas.

Orang sering menganggap keliru, alatnya yang ajaib. Padahal medium, si penerima sinyal, adalah manusia. Ia harus berbakat, artinya peka terhadap gangguan atau "radiasi" dari medan geopatis.

Dengan berjalan sambil berkonsentrasi terhadap medan geopatis tertentu atau segala macam gangguan radiestetis, seorang radiestet memegang alat yang paling cocok bagi dirinya, dan memperhatikan reaksi alat tersebut.

Kayu yang berbentuk V akan  tertarik ke bawah jika ia masuk ke medan geopatis. Antena akan tertarik ke tengah sampai bersilangan jika ia berada di atas medan geopatis, atau salah satu tangkai antena tertarik ke kiri atau ke kanan bila ia masuk daerah pengaruh medan geopatis, tetapi belum berdiri di atas medan itu sendiri. Pada bandul harus diperhatikan arah putarannya.

Lebar daerah "radiasi" dapat ditentukan dengan ketepatan hingga 1 cm. Di samping itu arah medan geopatis (pada air arah arusnya) dan kekuatan "radiasi" dapat ditetapkan jika radiestet, adalah orang yang sangat peka dan berpengalaman.

Bakat radiestetis, katanya, cukup umum. Cuma orang tidak mengetahui hal ini. Dalam  hal kepekaan, yang merupakan syarat mutlak untuk berhasil, ada tingkatannya: ada yang lebih peka, ada yang kurang.

Selain itu, dibutuhkan pengetahuan teoritis yang minimal tentang radiestesi. Lalu kemampuan untuk berkonsentrasi perlu dilatih dan terus dibina.

Prasyarat untuk dapat berkonsentrasi dengan baik adalah harmoni antara jiwa dan raga. Dengan kata lain seorang radiestet harus dalam keadaan tenang, relatif sehat, dan tidak terganggu oleh macam-macam pikiran lain.

Dikatakan pula, radiestet perlu mengosongkan diri, tanpa praduga, siap menerima pengaruh radiasi. Barulah dalam keadaan ini ia berkonsentrasi pada objek penelitiannya.

Pengalaman sangat membantu dalam menginterpretasikan efek radiestetis. Kalau kurang berpengalaman, dengan sangat gampang ia dapat memberikan interpretasi yang salah.

Yang menarik, radiestet yang cukup peka dan berpengalaman dapat menemukan medan geopatis dari jarak jauh, misalnya melalui denah rumah, peta, dsb. Ada unsur telepati di sini. Namun ini pun perlu pengalaman.

Radiestesi berasal dari kata radius, yang berarti sinar, dan aesthesis, kepekaan. Jadi, hal kepekaan terhadap radiasi. Sampai sekarang orang belum sepakat, apa dan bagaimana kepekaan itu harus dijelaskan.

Ada yang mengatakan, orang yang punya kepekaan itu disebut paranormal. Orang lain lagi berpendapat, seorang radiestet punya indera keenam. Namun interpretasi yang paling masuk akal adalah orang itu sangat peka terhadap perubahan medan magnetis atau sinar dari bumi.

Bagian yang sangat peka adalah sistem sarafnya, yang sanggup menerima perubahan yang terkecil sekalipun.

Rangsangan yang diterima saraf pusat (otak), menyebabkan kontraksi otot minimal berbentuk getaran. Getaran otot ini mengakibatkan alert bergerak. Meski jarang ditemukan, ada radiestet yang sangat peka sampai dapat menentukan adanya perubahan pada medan tanpa alat.

Diolok-olok sebagai mistis

Kita tahu banyak sekali tentang susunan dan proses-proses kimiawi pada organisme hidup. Langkah demi langkah dijelaskan, juga proses-proses fisikalnya. Namun kita kurang sekali tahu tentang proses-proses lain di dalamnya.

Padahal dewasa ini makin ramai dibahas masalah medan biologis-pada organisme hidup.

Mula-mula hanya para radiestet yang berbicara tentang adanya suatu gaya khusus dalam organisme hidup, sehingga mereka diolok-olok oleh para ahli biologi karena itu berbau mistis. Orang pertama yang meneliti hal ini adalah Gurvich, seorang sitolog dan fisiolog Rusia.

Seperti lazimnya dalam penemuan baru, ia mendapatinya secara kebetulan. Gurvich memperhatikan, proses pembelahan sel dimulai pada satu sel yang kemudian menjadi stimulator bagi sel-sel lainnya.

Jadi, di antara sel-sel ada pertukaran informasi. Gurvich berusaha mengetahui bagaimana komunikasi ini.

Akhirnya, dalam penelitian terhadap sel-sel yang tidak mungkin berkontak secara kimiawi nyata bahwa komunikasi ini terjadi secara fisikal: setiap sel membentuk medannya sendiri, yang potensialnya naik selama proses pembelahan, sehingga sanggup mempengaruhi sel-sel yang berdekatan tetapi tidak berkontak langsung.

Maka Gurvich menetapkan, sifat gaya itu mirip gaya megnetis.

Percobaan Gurvich dilanjutkan oleh orang Amerika. Dalam serangkaian percobaan nyata bahwa jika embrio ditempatkan dalam medan magnetis yang cukup kuat, maka pertumbuhannya terganggu.

Yang terganggu ialah organogenesisnya. Penelitian selanjutnya akhirnya membawa para ahli kepada keyakinan, setiap organisme hidup, seperti setiap benda lainnya, memiliki medan biologis yang mengatur dan mengkoordinasi segala proses dalam organisme hidup.

Dewasa ini masih dicari apa yang melahirkan medan biologis ini. Diduga kuat, proses-proses kimiawi, khususnya yang terjadi dalam protein, menyebabkan magnetisme biologis ini.

Baca juga: Bisa Buat Beli Satu Rumah, Wanita Ini Habiskan Uang Demi Transplantasi Ginjal Kucingnya

Dengan dasar ini kiranya jelas bagaimana pengaruh medan geopatis terhadap organisme hidup: medan biologis terganggu oleh medan geopatis.

Kalau pengaruhnya tidak kuat atau sebentar saja, gangguan itu rupanya kurang berarti. Sebaliknya, bila pengaruhnya berlangsung lama dan sistematis, apalagi kalau medan ini agak kuat, gangguan itu begitu besar sehingga organisme bereaksi sama seperti terhadap- penyakit lainnya.

Gejala-gejalanya

Apa gejala-gejalanya bahwa kita tinggal dalam pengaruh medan geopatis? Sejak dulu kala kita mengenal, ada rumah yang baik, ada rumah yang jelek.

Ada rumah yang penghuninya merasa enak, dapat bekerja dan beristirahat dengan baik, badan tetap segar. Ada rumah yang penghuninya merasa tidak enak, selalu payah, tidur tidak  membawa kesegaran karena bangun dengan badan linu.

Ada orang yang sangat peka, ada yang praktis tidak merasa apa-apa, tetapi itu tidak berarti ia tidak terpengaruh. Orang yang peka, misalnya, merasa dingin di tulang punggung meskipun hari itu panas atau saat tidur memakai selimut, sewaktu bangun badan rasanya capek, sering kali dengan kepala pening, tanpa semangat, dsb.

Lama-kelamaan tulang punggung mulai sakit atau tidak enak, tangan mulai gemetar, muncul gejala rematik, dsb.

Pada kebanyakan orang yang tidur di atas medan ini tetapi kurang peka, gejala-gejalanya: (1) Badan tidak enak, linu. (2) Tidur tidak tenang, seolah tidak menemukan tempat dan capek sewaktu bangun. (3) Menderita rematik atau kejang kaki. (4) Kepala pening. (5) Sering dan gampang jatuh sakit. (6) Menderita distoni vegetatif (kemunduran kekuatan fisik - Red.). (7) Gangguan kardiovaskuler. (8) Gangguan metabolisme. (9) Tak dapat berkonsentrasi. (10) Menderita impotensi atau kemandulan, dsb.

Stadium terakhir adalah kanker, terutama kalau orang sangat lama tinggal di bawah pengaruh medan geopatis. Yang paling berbahaya, persilangan dua atau lebih medan ini.

Baca juga: Dulu Berat Satu Komputer 27 Ton dan Butuh Listrik Setara 65 Rumah, Eh Sekarang Begitu Tipis dan Pakai Baterai

Binatang umumnya lebih peka terhadap medan geopatis. Ada yang tidak dapat menahannya, macam anjing, domba, sapi, dan kuda. Ada juga yang sangat menyukainya, umpamanya kucing, lebah, semut, rayap, ular. Semut, misalnya, selalu membuat sarangnya di atas persilangan medan ini. Sampai kini belum bisa dijelaskan kenapa begitu.

Begitu pun tetumbuhan. Ada yang sangat menyukai medan ini, khususnya aliran air. Ada yang sangat menderita di atasnya sampai akhirnya mati.

Kalau melihat pohon yang tumbuhnya sangat miring, dan batangnya seolah-olah berputar atau kulitnya penuh pusaran, Anda dapat berkesimpulan pohon itu tumbuh di atas medan geopatis.

Benda-benda mati pun dipengaruhi medan ini. Dapat Anda perhatikan, ada tempat di rumah yang selalu basah misalnya dinding rumah, atau perabot dari kayu cepat lapuk.

Gejala ini dapat menjadi petunjuk, benda itu terletak di atas medan geopatis. Diketahui, logam lama-kelamaan mengalami Ermudungserscheinungen, gejala pelapukan logam. Gejala ini menjelaskan banyak kecelakaan pesawat terbang.

Di bawah pengaruh medan geopatis, proses pelapukan ini dipercepat. Pengaruhnya dianggap sanggup mengubah struktur logam.

Usir dengan kompensator

Agar tidak menderita akibat medan geopatis, yang terpenting menghindari pengaruhnya. Hendaknya jangan membangun rumah tanpa memeriksa dulu apakah ada gejala geopatis.

Denah rumah sebaiknya dibuat sesuai petunjuk radiestet. Kalau rumah sudah dibangun, perabotan perlu diatur sehingga setidaknya tempat tidur dan tempat kerja tidak terletak di atas medan geopatis.

Jika tidak mungkin lagi mengatur perabotan secara lain, karena rumah terlalu kecil atau medan geopatis terlalu banyak sehingga tak mungkin dihindari, maka dapat dilakukan isolasi atau kompensasi.

Sebagai isolator sering dianjurkan berbagai foli (lembaran bahan tipis - Red.) dari plastik, logam mulia (emas, perak, tembaga), dll. yang ditaruh di bawah tempat orang tinggal. Namun pengaruh benda ini sangat kecil dan agak terbatas waktu kerjanya.

lauh lebih baik menghapuskan medan geopatis. Para radiestet menyebutnya kompensasi. Telah disusun macam-macam kompensator. Salah satu yang paling lazim dipergunakan adalah dinamo, kawat logam mulia yang diatur secara tertentu, dsb.

Namun menurut pengalaman banyak radiestet, cara kerja kompensator juga kurang memuaskan. Dari segala kompensator, yang saya alami, yang terbaik buatan perusahaan Ae. Ott-Piacenza di Kempten, Allgau, Jerman.

Alat ini memang agak mahal (DM 185 atau ± Rp 300.000,-  belum termasuk ongkos kirim) tetapi aman dan pengaruhnya dalam waktu tak terbatas. Kompensator jenis ini dibuat dalam berbagai ukuran – dari yang sebesar setengah batu bata sampai yang dapat dikalungkan di leher.

Sayangnya, bahan aktif dalam alat ini merupakan rahasia keluarga si produsen.

Bahan yang dipakai untuk rumah juga berpengaruh. Yang paling sehat atau aman adalah kayu, kemudian batu bata. Besi beton termasuk kurang baik karena menyalurkan pengaruh medan geopatis, khususnya kalau seluruh rumah dibangun dari besi beton.

Yang terjelek, rumah modern dari aluminium dan kaca. Aluminium merupakan logam yang mempengaruhi manusia dengan cara yang tidak baik. Sebaliknya, emas, perak, dan tembaga terhitung logam yang baik. (Penulis seorang radiestet, ahli bioantropologi, dan guru besar Universitos Airlangga, Surabaya – Intisari Mei 1996)

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Badan Ngilu Setiap Kali Bangun Pagi, Bisa Jadi Karena Masalah Ini

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved