Viral Medsos

Aksi Buruh Naik Motor Gede Jadi Perhatian Netizen, Hingga Ratna Saraumpaet Sebut Kemiskinan Rakyat

Ribuan buruh yang berkumpul di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2018) menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto

Editor: AbdiTumanggor
Kolase Facebook
Aksi Buruh, Selasa (1/5/2018) di DKI Jakarta. 

TRIBUN-MEDAN.COM- Ribuan buruh yang berkumpul di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2018) menyatakan dukungan kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, untuk maju dalam pemilihan Presiden 2019.

Buruh tampak meneriakan jargon "2019 Ganti Presiden" yang selama ini dipopulerkan oleh oposisi pemerintah yang tidak menginginkan Joko Widodo untuk menjabat sebagai presiden pada 2019-2024.

"Kalau saya sebut "2019, jawabnya apa? Ganti Presiden," sebut pembawa acara di atas panggung.  

"2019. Ganti Presiden!" pekik para buruh menjawab.

Lalu para buruh meneriakan Prabowo sebagai Presiden mendatang.

"Prabowo. Presiden!" teriak para buruh yang disambut gemuruh.

Melansir Tribunnews.com, Prabowo sendiri telah tiba di Istora Senayan sejak pukul 14.30 WIB DI Istora Senayan. Kehadirannya disambut dengan nyanyian "Halo-halo Bandung".

Adapun elemen buruh yang hadir diantaranya Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek Indonesia), Serikat Oekerja Nasional (SPN), dan Federasi sertikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta kontrak politik terhadap Prabowo Subianto sebagai salah satu dukungan terhadap Prabowo sebagai calon presiden 2019.

"Saat deklarasi dukungan kepada Prabowo, akan kami minta untuk menandatangani kontrak politik terkait sepuluh tuntutan buruh dan rakyat atau Sepultura yang harus dipenuhi ketika menjadi Presiden," kata Said Iqbal di Jakarta, Selasa (1/5/2018).

Sepultura tersebut antara lain upah layak bagi buruh, buruh kasar dari luar negeri tidak boleh bekerja di Indonesia, tenaga dan guru honorer diangkat menjadi Pegawai Negeri, perumahan murah, dan transportasi murah.

Dia menegaskan bahwa kontrak politik itu sebagai bentuk komitmen Prabowo untuk memenuhi tuntutan para buruh ketika menang di Pilpres 2019 menjadi Presiden.

Massa sudah mulai masuk ke dalam Istora Senayan sejak pukul 13.00 WIB.

"Mari semua massa aksi. Masuk ke Gedung kita akan peringati hari Buruh disini. Kita juga tunggu teman - teman kita yang masih aksi di depan Istana Negara," seru orator diatas mobil komando.

Pantauan , kondisi didalam gedung Istora Senayan pun sudah cukup dipadati oleh massa buruh.

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Dipertanyakan Netizen, Siapakah buruh itu?  

Aksi buruh ini pun sempat menjadi pertanyaan sebagian kalangan netizen.  

Mereka memposting foto-foto para aksi buruh yang menaiki motor-motor gede. Yang anehnya, aksi mengatasnamakan buruh dianggap masih miskin, tapi kok memiliki motor gede dan rumah mewah? 

BURUH SENGSARA INDONESIA TERTAWA

"Jujur saja ya. Untuk periode 2019-2024 nanti, kami para buruh tidak akan pilih Jokowi. Selama kepemimpinan Jokowi kami sengsara.

Gaji kami tidak dapat mencukupi untuk membayar kredit sepeda motor dan perawatannya. Apa lagi bagi kami yang memilih untuk memiliki sepeda motor Ninja Warior, Ninja RR, N-Mex, dll.

Kami juga prihatin dengan keadaan Presiden buruh kami saat ini. Beliau tidak mampu lagi menambah mobil dan rumah baru. Itu sebabnya kami pastikan, kami tidak akan pilih Jokowi lagi.

Kehidupan kaum buruh lebih enak di Jaman Soeharto. Kendaraan kami semua sama (angkot). Tidak ada kesenjangan sosial. Tidak seperti sekarang ini. Kendaraan kami untuk bekerja berbeda beda. Ada yang pakai Mio, Vario, N-Mex, Ninja Warior, dll.

Kami mau pilih Presiden yang dapat mengembalikan habitat kami seperti dulu. Tidak ada kesenjangan sosial. Jadi kami mau semua buruh bisa mengendarai Harley davidson untuk transportasi kami bekerja. Gaji kami harus mencukupi untuk membayar kredit dan perawatannya.

Mungkin ada yang berpikir perusahaan mana yang sanggup menggaji kami sebesar itu? Kami akan menjawab itu masalah pemerintah. Yang penting kami para buruh harus hidup enak. Kalau perusahaan ga sanggup menggaji, pemerintah yang harus nambahi.

Kalau ada yang mengatakan kami dungu. Kami akan menjawabnya dengan jawaban "Kalau kami g dungu, ga akan mungkin Presiden Buruh kami tercinta bisa kaya". Salam Waras." Demikian postingan Muhammad Hajar.

Berikut foto-foto aksi buruh naik motor gede di DKI Jakarta yang diunggah akun Facebook Muhammad Hajar, Selasa (1/5/2018):

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Foto Catatan Muhammad Hajar.

Ratna Saraumpaet Sebut PDI P Menari-nari di Atas Kemiskinan Rakyat

Sementara itu, seniman sekaligus aktivis Ratna Sarumpaet angkat bicara mengenai meninggalnya 2 bocah di acara bagi-bagi sembako di Monas.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Selasa (1/5/2018).

Ratna Sarumpaet mengatakan seharusnya PDIP malu melihat kejadian ini.

Di mana para kadernya menari-nari di atas kemiskinan rakyat yang mereka miskinkan secara sistemik.

Menurutnya, demi kekuasaan 2 anak meninggal, tapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru bungkam.

@RatnaSpaet: Partai Banteng Bermoncong Putih itu / PDIP harusnya malu.

Mereka membiarkan Kadernya menari-nari diatas kemiskinan Rakyat yang secara sitemik mereka miskinkan.

Demi nafsu kekuasaan 2 anak meninggal d republik ini bungkam termasuk Presiden @jokowi dan pimpinan @PDI_Perjuangan

Postingan Ratna Sarumpaet
Postingan Ratna Sarumpaet (Capture)

Diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut jika 2 anak yang tewas di Monas meninggal karena berdesak-desakan.

Adinda Rizki, bersama dengan Mahesha Janaedi, harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan," kata Sandiaga, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/4/2018).

Menurut hasil investigasi, mereka dikerahkan oleh pihak RW setempat untuk datang di acara tersebut.

Diketahui, Mahesa berusia 10 tahun, sedangkan Adinda berusia 12 tahun.

Sandiaga Uno pun mengaku akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini.

Acara bagi-bagi sembako di Monas itu digelar Forum Untukmu Indonesia.

Ratusan ribu massa hadir ke Monas sejak Sabtu pagi, untuk mengambil sembako dan makan gratis.

Akibatnya, kawasan sekitar Monas menjadi macet, semrawut, dan kotor.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede menyatakan jika TNI dan polisi sampai kewalahan menanggani masa yang datang sejak pagi.

Menurutnya, panitia tidak memperkirakan jumlah masa yang akan dihadirkan.

Pada pukul 11.15, massa yang masuk ternyata sangat banyak, sekitar 100 ribuan orang.

"Panitia tidak menjelaskan perkiraan jumlah massa yang akan dihadirkan dan ternyata pada jam 11.15 berdasarkan hasil pemantauan dari Monas, massa yang sudah masuk kurang lebih 100.000-an," ujar Mangara di Balai Kota, Senin (30/4/2018), dikutipKompas.com.

Diketahui, ada 3 jenis sembako yang dibagikan.

Antrean yang terpisah disinyalir menjadi sebab kekacauan pembagian.

"Sembakonya ada tiga macam, beras; minyak; mie instan; tapi pintu loket mengambil berbeda dan ini membuat ribet. Akhirnya saya, Kapolres, Dandim, dan Karoops sepakat memberhentikan sementara," imbuh Mangara.

Mangara juga menyebutkan apabila jumlah panitia tidak memadai, termasuk petugas yang membagi sembako di hadapan masa yang mengantre.

"Jumlah panitia tidak memadai, seperti yang bertugas bagi sembako dihadapkan jumlah massa yang antre memperoleh sembako sehingga kita mintakan pengawalan ketika itu," ujar Mangara.

Tak hanya kemacetan, Mangara juga menyebut banyak massa yang pingsan dan bahkan dilarikan ke rumah sakit akibat insiden ini.

Diterima Moeldoko, Buruh Sampaikan 5 Maklumat Pekerja untuk Presiden Jokowi

Kepala Staf Presiden, Moeldoko dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menerima perwakilan buruh di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan Republik Indonesia, Selasa (1/5/2018). 

5 Maklumat Buruh Diterima Moeldoko

Perwakilan para buruh membacakan lima maklumat pekerja untuk disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lima maklumat itu disampaikan Ketua Umum Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia Rieke Dyah Pitaloka, saat diterima Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan Republik Indonesia, Selasa (1/5/2018).

Pertama, mendesak terbentuknya badan riset nasional tentang cetak biru industri di Indonesia.

Kedua, mewujudkan upah yang layak dan perlindungan terhadap tenaga kerja.

Ketiga, meminta Menaker lebih ketat dalam membuat aturan tentang tenaga kerja asing.
Keempat, menurunkan komite pengawas tenaga kerja.

Kelima, mengangkat para tenaga honorer yang telah bekerja bertahun-tahun untuk menjadi pegawai negeri sipil.

"Mereka juga memberi mandat kepada Presiden Jokowi untuk menyelamatkan aset negara dan mengelola BUMN sesuai dengan mandat konstitusi yakni untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat," demikian dikutip Tribunnews.com dari keterangan tertulis dari Kantor Kepala Staf Kepresidenan.

Kelima butir maklumat yang tertuang dalam selembar kertas tersebut kemudian diserahkan Rieke kepada Menaker untuk diteruskan kepada Presiden.

Hanif Dhakiri merespons mandat tersebut.

“Terima kasih kepada para pekerja atas kontribusinya dalam pembangunan nasional. Kami akan meneruskannya kepada Presiden.”

Ia menambahkan bahwa pihaknya berencana untuk membentuk satuan tugas yang bertanggung jawab mengawasi penggunaan tenaga kerja asing di wilayah Republik Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved