Pembunuhan
Jumiyati Sang Janda Muda Dibunuh Pria Kenalan 5 Hari di Facebook, Begini Kronologi Lengkapnya
Antara korban dan pelaku baru lima hari kenal. Hubungan keduanya perkenalan dari facebook. Mereka jalan bersama
TRIBUN-MEDAN.com - Polres Bantul berhasil mengungkap kasus pembunuhan seorang perempuan muda yang belakangan diketahui berstatus janda ditemukan tewas di Bulak Cepoko Trirenggo.
Pelaku pembunuhan terhadap Jumiyati (33), warga Dusun Depok, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta, S (48), warga Sayegan, Sleman mengaku sudah memberikan cincin kepada korban. Meski dirinya sudah memiliki istri.
Kapolres Bantul, AKBP Sahat M Hasibuan, mengungkapkan bahwa hubungan antara pelaku dan perempuan berjaket merah yang ditemukan tewas di Bulak Cepoko, Trirenggo, Bantul bermula dari kenalan di media sosial.
Sehari sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi, diungkapkan Kapolres, antara korban dan pelaku sempat berjalan-jalan bersama, boncengan menggunakan sepeda motor berputar-putar di sekitar Alun-alun Bantul.
Setelah menghabiskan waktu bersama, sekitar pukul 21.00 WIB korban rencannya hendak diantarkan pulang oleh pelaku di rumahnya di Dusun Depok, Gilangharjo, Pandak dengan melewati jalan di dusun Cepoko, Trirenggo, Bantul.
"Namun antara korban dan pelaku terjadi cekcok. Korban (perempuan) itu dibunuh diduga dipukul menggunakan kayu. Hasil autopsi dari Rumah sakit ada benturan dan gumpalan darah di sekitar otak," terangnya.
Setelah dipukul dan korban tersungkur jatuh ke tanah, pelaku sempat mengambil barang-barang berharga milik korban.
Beberapa barang yang diambil diantaranya, motor matic jenis scoopy bernomor polisi AB 6354 GM dan handphone merek Samsung.
"Perencanaan pembunuhan masih kita dialami. Apakah (pembunuhan) ini direncanakan atau tidak," jelasnya.
Dugaan itu menguat mengingat pelaku sempat mengambil handphone dan mengganti plat nomor polisi kendaraan yang dirampas dari korban.
"Plat nomor motor korban yang diambil pelaku ini sempat diganti. Artinya ada dugaan untuk menguasai," ujar Kapolres.
Diketahui, pelaku pembunuhan perempuan berjaket merah yang ditemukan tewas cukup mengenaskan di Bulak Dusun Cepoko, Trirenggo, Bantul adalah Supriyono (48) warga Seyegan, Sleman.
Dia berprofesi sebagai seorang pekerja cleaning service di sebuah sekolahan.
Ia ditangkap pada Sabtu (2/6/2018) oleh tim opsnal reskrim Bantul di rumahnya di Giwangan, setelah buron selama tiga hari.
Inilah Pesan Terakhir Jumiyati yang Dibunuh Mengenaskan di Bantul Kepala Dipukul dan Diinjak
Jumiyati, perempuan asal Dusun Depok RT 3, Gilangharjo, Pandak, Bantul yang ditemukan tak bernyawa, Rabu (30/5/2018) pagi di bulak sawah Dusun Cepoko, Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul.
"Dugaan sementara mayat perempuan ini korban merupakan korban pembunuhan. Karena di lokasi kejadian ditemukan cincin dan kotak cincin, dugaan motifnya karena masalah asmara," ujar Kapolsek Bantul, Kompol Paimun SH.
Kuat dugaan korban dibunuh dengan cara dipukul di bagian kepala menggunakan sebatang kayu.
Kayu tersebut berukuran 1.5 meter dan ditemukan di lokasi kejadian.
"Dugaan sementara korban ini bertengkar, kemudian dipukul menggunakan kayu. Setelah itu kepalanya diinjak. Ini terlihat dari kepala korban yang hampir remuk, dan sedikit terbenam saat ditemukan," terangnya.
Tampak jelas keluarga begitu kehilangan atas kepergian Jumiyati untuk selamanya.
Meski tampak tegar saat menyambut para pelayat, namun sorot mata Kumar, ayah Jumiyati (33) tercermin duka mendalam.
Ia harus merelakan, satu dari empat anaknya pergi untuk selamanya.
Kumar mengaku tak sampai melihat langsung wajah putrinya kala itu.
Karena sudah jadi adat kebiasaan, kala itu Kumar sedang berada di ruang belakang sementara Jumiyati di ruang tengah meminta pamit untuk bekerja.
Tak disangka, ucapan pamit Jumiyati benar-benar meminta pamit untuk selamanya.
Jumiyati bekerja sebagai sales air mineral kesehatan, profesi yang ia tekuni selama dua tahun terakhir.
Ruang kerjanya bebas berkeliling ke beberapa wilayah DIY untuk mengantar produknya kepada para klien.
Karenanya, alhamrhumah sering berkeliling naik motor jenis matic.
Ia biasanya pulang malam.
Atau tak jarang baru tiba di rumah saat larut.
Kumar memakluminya, karena profesi anaknya memang dituntut untuk mobilitas tinggi.
“Sudah sering keliling daerah sendirian naik motor. Menjual produk sampai ke Prambanan sudah biasa, atau sekedar kumpul dengan teman kerjanya,” kata Kumar.
Warga mendatangi kediaman almarhum Jumiyati di Dusun Depok RT 3, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Rabu (30/5/2018) sore untuk melayat.
Termasuk hari Selasa saat Jumiyati terakhir berpamitan, Kumar tak menaruh curiga.
Hanya saja ia sedikit kepikiran, karena anaknya yang biasa mengabari adiknya jika pulang larut, malam itu tak ada kabar sama sekali.
Tapi Kumar memang tenang, berpikir positif jika anaknya baik-baik saja.
Baru ketika ia mendengar kabar dari Polres Bantul pada Rabu (30/5/2018) siang, bahwa anaknya tak lagi bernyawa.
Saat itu, polisi mengatakan bahwa putrinya meninggal karena kecelakaan.
Kumar cukup menerima kabar itu, meski santer terdengar infomasi putrinya meninggal karena dibunuh.
Tapi di lubuk hati yang paling dalam sebagai ayah ia harus berkata, bahwa ingin mengetahui secara pasti bagaimana nyawa anaknya bisa melayang.
“Kalau memang kecelakaan tolong dijelaskan, misal sakit juga karena apa. Dan jika memang dengan cara lain saya minta polisi menjelaskan secara detail,” kata Kumar.
Kumar juga membenarkan anak itu memang dikenal banyak teman.
Almarhum juga bekerja keras dan dikenal bertanggung jawab dengan keluarga.
“Apalagi setelah bercerai dengan suaminya dua tahun terakhir, anak saya ini berusaha bekerja untuk menghidup satu cucu saya,” kata Kumar.
Berstatus janda, Kumar belum merasa anaknya itu dekat dengan laki-laki baru.
Jumiyati juga belum pernah mengenalkan satu orang laki-laki pun kepada keluarga.
Hanya saja, ia sempat diantar oleh laki-laki tetangga desa, tapi hal ini sudah berlangsung di waktu lama dan tak lagi terjadi sekarang ini.
“Dia juga tidak cerita tentang bagaimana dia sekarang. Apakah sedang dekat dengan laki-laki atau tidak. Saya tahunya dia (Jumiyati) baik-baik saja karena selama ini juga tidak terlihat sedang ada masalah. Ia bersikap biasa saja dengan keluarga maupun lingkungan sekitar,” kata Kumar.
Rekan kerja korban mengenal almarhumah sebagai pribadi yang supel.
“Mbak Jumiyati ini orangnya supel, dia gampang akrab dengan orang lain. Temannya juga banyak. Makanya kerjanya juga bagus soalnya gampang kenal dan pintar mengambil hati klien. Saya yang mengajaknya bekerja (di perusahaan),” kata rekan kerja alhmarhum, Nisa ditemui di rumah duka.
Beberapa tahun mengenal Jumiyati, Nisa merasa hubungan pertemanannya baik-baik saja.
Di mata Nisa, Jumiyati sendiri juga jarang menunjukkan gelagat aneh jika sedang ada masalah.
Hanya sesekali, Jumiyati bercerita soal anaknya.
Tapi masih wajar, dalam konteks sesama ibu-ibu.
Termasuk akhir-akhir ini Nisa juga tidak melihat gelagat aneh dari Jumiyati.
Nisa pun mengaku tak pernah tahu, karena diamnya Jumiyati ini mungkin menyimpan sesuatu.
Yang pasti, tidak ada kecurigaan yang dirasakan Nisa dan rekan-rekan kerjanya beberapa hari sebelum Jumiyati ditemukan tak bernyawa.
Nisa mengatakan, terakhir kontak dengan Jumiyati pada Selasa siang.
Kala itu, keduanya janjian untuk buka bersama.
Informasi yang didapat Nisa, Jumiyati ini diketahui masih online di aplikasi pesan singkat sekitar pukul 01.00.
Kuat dugaan, jeda antara pukul 01.00 sampa pagi hari ini nyawa Jumiyati melayang.
“Saya tidak tahu pasti dia dimana di jam-jam itu. Karena memang tidak mengabari saya. Yang jelas kami sangat kehilangan dengan kepergian Mba Jumiyati. Kami sangat berharap agar penyebab meninggalnya Mba Jumiyati bisa segera diungkap oleh aparat kepolisian,” kata Nisa.
Jajaran Polres Bantul masih melakukan pendalaman kasus hilangnya nyawa seorang warga Pandak yang ditemukan di bulak sawah Dusun Cepoko, Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Rabu (30/5/2018).
Termasuk teka-teki apakah korban sengaja dihabisi seseorang.
Di lokasi, polisi menemukan barang bukti berupa baju korban mulai dari kayu dengan bercak darah, baju, kaos kaki dan sepatu.
Polisi juga menemukan kotak kecil, yang peruntukannya untuk kotak cincin.
“Dari barang bukti dan saksi, akan kita dalami kasus ini. Termasuk apakah korban ini sengaja dibunuh dan motifnya seperti apa. Sedang kita dalami apakah ada barang-barang lain milik pelaku yang hilang,” kata Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Rudy Prabowo.
(TRIBUNJOGJA.COM/Kompas.com/*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Begini Kronologi Kasus Pembunuhan Perempuan Muda di Bulak Cepoko Bantul