Kapal Tenggelam
Robot ROV Sukses Rekam Visual Jasad Korban KM Sinar Bangun di Dasar Danau Toba
Hari kedua, Kamis pencarian lokasi KM Sinar Bangun tenggelam, robot penyelam berhasil mendapatkan visual sosok jenazah
Hammam menceritakan bagaimana teknologi survei kelautan berperan besar membantu BPPT dalam pencarian kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
“Multibeam nantinya akan memotret kondisi morfologi di dalam laut. Bila ada gundukan yang berbeda dari sekeliling, bisa diperkirakan itu berasal dari bangkai AirAsia yang hilang,” jelas Hammam.
Selanjutnya, Side Scan Sonar akan memetakan objek yang sebelumnya terekam bentuknya oleh Multibeam Echo Sounder.
Dengan menggunakan prinsip gelombang suara yang dipantulkan, hasil diproses menjadi gambar yang mirip foto udara, dan dapat terlihat secara langsung pada monitor komputer.
Usai kedua alat tersebut, Magneto Meter akan diturunkan untuk memastikan apakah yang ditemukan mengandung logam atau tidak.
“Kalau trafonya tinggi, berarti mengandung logam. Untuk memastikannya, kita turunkan alat terakhir ROV,” ucapnya.
ROV akan merekam benda di sekeliling temuan ketiga alat sebelumnya melalui padangan visual bergerak.
“ROV ini diturunkan jika memang sudah dipastikan lokasinya.
ROV bisa menyelam hingga kedalaman 2000m.
Kita bisa melihat kondisi langsung di bawah laut itu seperti apa, apakah itu memang benar bangkai pesawat AirAsia QZ8501 yang kita cari,” tutup Hammam.
Sebagai informasi Tim BPPT berhasil menemukan bagian ekor pesawat tepat di hari ke-sembilan pencarian, tepatnya tanggal 7 Januari 2015, dan merupakan tim pertama yang berhasil mengidentifikasi bangkai pesawat AirAsia QZ8501.
Empat hari berselang, Tim BPPT mengidentifikasi sinyal PING dari pesawat Air Asia QZ8501 berada disekitar 4 kilometer dari area temuan ekor pesawat AirAsia QZ8501.
Adapun kedua lokasi Black box dan ELT hasil survei Baruna Jaya J1BPPT itu adalah di titik kordinat: 03°37′20,7″S 109°42′43″E. Dan sinyal satu lagi berada pada kordinat: 03°37′21,13″S 109°42′42,45″E.
Dengan temuan tersebut Tim BPPT berhasil menyelesaikan misi yang diberikan Presiden RI, yaitu menemukan kotak hitam dari pesawat AirAsia QZ8501.
Menko Maritim RI kala itu, Indroyono Soesilo menegaskan bahwa hasil yang diperoleh tim BPPT ini perlu mendapat apresiasi.
