Pilu, Inilah Isi Surat dari Pemuda yang Gantung Diri di Bojonegoro, Bocorkan Penyebabnya
"Benar, kejadian gantung diri terjadi sekira pukul 05.30 WIB, orangtuanya yang mengetahui awal,"
TRIBUN-MEDAN.com - Tak ada satu pun dari kita yang mengetahui akhir dari kehidupan, dan bagaimana caranya.
Hanya Tuhan yang empunya kehidupan dan kematian, yang sepenuhnya tahu bagaimana jalan hidup kita ke depannya.
Oleh karena itu, manusia selalu diwajibkan untuk berusaha.
Selain berusaha, mereka juga harus selalu berdoa.
Tujuannya, agar kehidupan yang mereka jalani bisa berlangsung baik.
Jika tidak, maka hal itu bisa saja berlangsung sebaliknya.
Itu seperti banyak kasus yang telah terjadi.
Baru-baru ini sebuah peristiwa cukup mengejutkan masyarakat.
Misalnya, beberapa waktu lalu adanya seorang polisi yang meninggal dunia.
Aiptu Muljoto meninggal saat bertugas mengamankan pelaksanaan Pilgub Jatim 2018.
Anggota Unit Tipiter Satreskrim Polrestabes Surabaya ini meninggal saat bertugas, Rabu (27/6/2018) pukul 01.00 WIB.
Muljoto menjalankan tugas pergeseran ke tempat pemungutan suara (TPS) 12, 13 dan 14 Gubeng Surabaya.
Meningalnya almarhum berawal saat merasakan sakit nyeri di dada ketika bertugas.
Selanjutnya dibantu temannya dia di bawa ke ke RSU Dr Soetomo Surabaya.
Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata Muljoto sudah meninggal dunia.
Jenazah almarhum akan dimakamkan di kampung halamannya di Madiun
Peristiwa mengenai meninggalnya seseorang juga kembali terjadi baru-baru ini.
Tepatnya, sebuah peristiwa yang terjadi di Bojonegoro.
Seorang pemuda bernama Gondoarum (27), warga Desa Sumberejo, Kecamatan Malo ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Sabtu (Kamis, 28/6/2018), pagi.
Dia ditemukan tergantung dengan posisi tali tampar di leher, kedua orang tuanya kaget begitu mengetahui anaknya mengakhiri hidupnya secara tragis.
Saat itu, kedua orangtuanya yaitu Lashadi dan Suparti baru balik ke rumah, seusai menghadiri acara hajatan.
Begitu membuka pintu, Suparti langsung teriak histeris dan minta tolong ke warga sekitar, karena mengetahui anaknya gantung diri.
Kasatreskrim Polres Bojonegoro, AKP Daky Dzul Qornain saat dikonfirmasi mengenai peristiwa gantung diri itu membenarkan.
"Benar, kejadian gantung diri terjadi sekira pukul 05.30 WIB, orangtuanya yang mengetahui awal," katanya kepada Surya.
Perwira berpangkat tiga balok di pundak itu menjelaskan, begitu orang tuanya mengetahui kondisi korban, seketika ayahnya berlari menolongnya.
Kemudian langsung melaporkan kejadian tersebut kepada perangkat desa, lalu diteruskan ke kantor Polsek Malo.
Di lokasi kejadian terdapat tali tampar yang digunakan untuk gantung diri.
"Ada bekas jeratan tali tampar di leher korban," ujarnya.
Selain terdapat tali tampar, juga ada secarik kertas berisi pesan yang ditulis Sugondo.
Pesan tersebut berisi Mak Pak, Sepurane aku berbuat koyok ngene. Daripada engko aku dadi rumatanmu, lebih baik aku mati daripada disantet bapak angkatku gara-gara dijodohno. Mungkin barangku, kain mori, surat tanah, dibakari kabeh. Iki nomor telfone 08225*******.
Di pesan tersebut juga menunjukkan kode membuka HP terkunci.
(nok)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Gantung Diri di Rumah, Pria Ini Tinggalkan Surat Wasiat, Sebut Soal Santet dan Ungkap Penyebabnya
