Kedai Tok Awang
Agak Diringankan Sikit Beban Messi Itu
Tidak akan ada yang membantah apabila disebut Lionel Messi adalah Argentina dan Argentina adalah Lionel Messi.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: AbdiTumanggor
Apabila Didier Deschamps menurunkan formasi 4-2-3-1 seperti saat Perancis menghadapi Peru, maka gelandang-gelandang Argentina yang masih serba canggung tadi akan kelimpungan ditekan oleh Pogba, Kante, Mbappe, Greizmann, plus Blaise Matuidi.
Cadangan-cadangan Argentina, seperti Maximiliano Meza dan Marcos Acuna juga sama tak bisa diharap. Salah-salah malah bengap.
"Dibanding waktu lawan Islandia dan Kroasia, lawan Nigeria sebenarnya lumayan. Tapi, kalok pun Argentina mainnya kayak mereka lawan Nigeria, kujamin putus orang tu," kata Wak Razoki.
Paul Pogba dan Ngolo Kante | AFP PHOTO HECTOR RETAMAL.
"Perancis pun sebenarnya enggak bagus-bagus kali. Punya pemain-pemain cepat, pemain-pemain yang tajam, Deschamps belum bisa betul-betul memanfaatkannya. Menghadapi tim yang berani melawan kayak Denmark, agak kepayahan orang tu. Tapi sekali lagi, kalok main Argentina masih kayak mereka lawan Negeria, main asal sepak kayak PSMS gak pake rap-rap, hancurlah. Berani kukasih poinlah, ayok, siapa mau tampung. Iya, kan, Jon?"
"Siap! Siap tampung kita, Wak!"
Sangkot, suporter Barcelona yang jadi suporter Argentina sejak tahu Lionel Messi berkebangsaan Argentina (padahal sebelumnya dia suporter Brasil lantaran Ronaldinho datang dari Brasil), langsung menyambar.
"Jadi cemana, Wak? Apa memang tak adanya peluang Argentina menang nanti malam?"
"Kecuali, kalok Si Sampaoli itu, atau siapapun lah yang sekarang megang Argentina, bisa bikin mereka seperti di Olimpiade tahun 2008."
"Maksudnya, Wak?"
"Agak diringankanlah sikit beban Messi itu."
Le Tuman yang baru saja memastikan kemenangan 3,5-1,5 melawan Tok Awang, menceletuk.
"Sulitlah kayaknya, Wak. Siapa di tim nasional Argentina sekarang yang setara dengan Requelme? Selain Messi, pemain senior Argentina, ya, Si Higuain. Juga Di Maria, Aguero, Benega, Otamendi, dan Mascherano, selain Si Cabalero bengak itu. Mascherano dan Otamendi, biarpun posisi mereka beda, sebenarnya bisa. Sayangnya, beselemak kali main orang tu dua. Otamendi panas tak ketentuan, mau begadoh aja kerjanya. Waktu lawan Nigeria, bola Mascherano bolak-balik kepotong. Kelamaan main jadi stopper di Barcelona bikin dia lupa bagaimana caranya jadi gelandang."
"Masalahnya, selain Mascherano, memang tak ada pemain senior lain yang bisa jadi bos di lapangan. Artinya, pemain yang disegani, yang bisa diterima dan cakapnya didengarkan oleh pemain lain," ujar Zainuddin menyambung.