Pilpres 2019
Skenario Kubu Sandi Uno Gulingkan Prabowo Terungkap, Andi Arief: Saya Ingin Prabowo Dengar
Sehari setelah menjuluki Prabowo sebagai “jenderal kardus”, Andi membeberkan rencana pihak Sandiaga Uno 'menggulingkan' Prabowo.
“Suatu hari Utusan Sandi Uno diutus bertenu saya untuk menggulingkan pencalonan Prabowo-AHY menjadi Sandy-AHY, Esoknya saya ditenukan dengan Sandi Uno. Saya sampaikan ke SBY, lalu SBY bilang ; *Saya tak akan pernah khianati Prabowo,*”
“Saya tidak kecewa sedikitpun pada pencapresan Prabowo - Sandi Uno. Saya hanya ingin tuit ini didengar Prabowo bahwa orang yang akan menjadi cawapresnya adalab yg dua minggu lalu akan menggulingkannya.”
“Meski Partai demokrat merasa ada jalan salah yang ditempuh Prabowo dalam memimpin koalisi ini, namun sampai siang ini kami masih berada dalam barisan koalisinya. Sampai detik ini.”
Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura, Gede Pasek Suardika angkat bicara terkait sindiran yang diberikan Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Demokrat, Andi Arief pada Prabowo.
Mengomentari hal itu, Gede Pasek melalui Twitter miliknya,@G_paseksuardika mempertanyakan sikap Demokrat, Kamis (9/8/2018).
Pasek mempertanyakan sikap Demokrat yang sebelumnya tidak mengatakan tidak meminta posisi calon wakil presiden (cawapres) dari kadernya untuk mendampingi Prabowo.
Semua pernyataan-pernyataan yang pernah dilontarkan dari kader-kader Demokrat pun kembali dipertanyakan oleh Pasek.
"Katanya nggak minta Cawapres? Katanya pertemuan demi bangsa dan negara?
Katanya demi ganti presiden siap berkoalisi dg setan sekalipun. Kok jadi katanya katanya saja..?," tulis Gede Pasek.
Selain berkomentar terkait sikap Demokrat yang menyebut Prabowo sebagai jendral kardus, Gede Pasek juga memberikan kalimat sindiran yang lain.
Berikut ini tweet dari Gede Pasek yang turut berkomentar terkait sebutan Jendral Kardus.
"Kata berubah dalam sekejap ketika asa tak terpenuhi... Pujian jadi makian.
Ada yang stres berat di injury time Pencapresan.
Pujian yang dilantunkan beberapa hari belakangan kini berubah syair jadi kotor caci maki. Ternyata hanya sampai segitu saja bahasa untuk bangsa. Ukurannya keinginan sendiri saja.
Gara-gara Pilpres, kardus naik daun.