Indra J Piliang Bereaksi soal Jenderal Kardus, Berikan Data TPS dan Anggaran yang Digunakan
Indra J Piliang bilang hanya akan terkumpul sekitar Rp 800 miliar dan tidak relevan dengan istilah jendral kardus.
TRIBUN-MEDAN.com - Istilah 'Jendral Kardus' yang digaungkan oleh politikus Partai Demokrat, Andi Arief masih menjadi pembahasan hingga kini.
Politikus Golkar, Indra J Piliang pun turut berkomentar atas istilah Andi Arief tersebut melalui akun Twitter miliknya, @IndraJPiliang, Minggu (12/8/2018).
Indra memberikan perumpamaan dengan memberikan data jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di dalam negeri hingga TPS kotak pos.
Sehingga hanya akan terkumpul sekitar Rp 800 miliar dan tidak relevan dengan istilah jendral kardus.
Hal ini dikarenakan politik membutuhkan ongkos.
Baca: Menilik Potret Cantiknya Via Vallen saat Saksikan Laga Final Piala AFF U-16
Baca: Mengulik 10 Fakta tentang Isabela Moner, Pemeran Dora The Explorer Di Film Layar Lebar
Baca: Menyasar Tudingan Mahar Politik Rp 500 Miliar, Rustam Ibrahim Beri Saran Menohok pada Andi Arief
Baca: Mengulik 5 Fakta Mengenai Momo Challenge yang Sedang Viral dan Bisa Sebabkan Kematian
Baca: Umumkan Jadian, Jessica Iskandar Sebut Sosok Ini yang Jadi Mak Comblangnya dengan Richard Kyle
Baca: Idul Adha, Beginilah Hukum Berkurban untuk Orang yang Telah Meninggal Dunia
Baca: Terkuak Motif Yenik Sofariana Buang Bayinya dan Bersandiwara, Tonton Videonya
"Jumlah TPS dalam negeri: 799.855. Jmlh TPS luar negeri: 338, TPS keliling 461 & kotak pos 164.
Andai dana yg dialokasikan ke setiap TPS Rp 1 Jt sj, sdh habis sekitar Rp 800 Milyar.
Artinya? Soal jenderal kardus tdk relevan. Politik butuh ongkos." tulis Indra.
Sementara itu, diberitakan TribunWow.com dari Kompas.com, Ketua Bidang Advokasi DPP Gerindra Habiburokhman menegaskan, partainya sudah tidak mempersoalkan pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus.
Baca: Pamer Penginapannya di Yunani, Tasya Kamila Mengaku Vilanya Terlalu Besar untuk Mereka Berdua
Baca: Bernostalgia dengan Masa Lalu, Ini Dia 5 Handphone Jadul yang Pernah Jadi Idola di Zamannya
Baca: Indra J Piliang Bereaksi soal Jenderal Kardus, Berikan Data TPS dan Anggaran yang Digunakan
Baca: Viral, Foto-foto Pernikahan Beda Usia 30 Tahun di Sulawesi, Sang Kakek Beri Mahar Rp 1 Miliar
Baca: Tanpa Perawatan Dokter, Anda Bisa Kurangi Bintik Hitam di Wajah dengan 4 Bahan Sederhana Ini
Baca: Hotman Paris Terpaksa Tinggalkan Syahrini demi Hadiri Launching Produk Gibran Putra Jokowi
Bagi Gerindra, tetap bergabungnya Demokrat ke koalisi pendukung Prabowo merupakan tanda bahwa tidak ada lagi gangguan komunikasi secara institusional di antara Demokrat dengan Gerindra.
"Saya pikir soal jenderal kardus, sudah case closed dengan bergabungnya Partai Demokrat ke koalisi kami. Kan mereka juga bilang walaupun langit runtuh, akan tetap di koalisi kami, ya," ujar Habiburokhman dalam acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/8/2018).
Secara personal, Habiburokhman merasa persoalan itu sudah selesai.
Ia mengatakan, ungkapan 'kardus' biasa digunakan di kalangan aktivis untuk menunjukkan ketidaksukaan terhadap seseorang.
Namun bukan berarti ungkapan 'kardus' itu berarti bersifat antipati.
Baca: Al Ghazali Masuk Rumah Sakit, Republik Cinta Management Bantah Kabar Overdosis yang Beredar
Baca: Prabowo-Sandiaga Uno Menang Telak di Polling Twitter, Faizal Assegaf Sebut Ada Mobilisasi Voting
Baca: Ratna Sarumpaet Sebut Kiai Maruf Amin Sudah Uzur dan Sakit, Politisi PDI:Serangan yang Keji
Baca: Partai Gerindra Akhirnya Wanti-wanti Wakil Sekjen Partai Demokrat soal Mahar Politik Rp 500 Miliar
Baca: Menilik Rumah Mewah Sandiaga Uno, Cawapres Prabowo yang Disebut-sebut Beri Mahar Rp 500 M
Baca: Via Vallen Kembali Aktifkan Akun Instagram, Begini Postingan Pertamanya
"Kata kardus itu istilah yang bisa kita gunakan, para aktivis. Jadi kita maki-makian, biasa saja. Kalau kita enggak suka sama siapa, 'ah dasar kardus kau', begitu. Itu biasa saja," lanjut Habiburokhman.
Apalagi, ketika Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mendaftarkan diri sebagai capres dan cawapres ke KPU, Jumat (10/8/2018) kemarin, elite Demokrat ikut mendampingi.
Dua orang elite Demokrat yang sangat diapresiasi kehadirannya, yakni putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Mereka datang full team. Padahal Demokrat kan bisa saja pakai kuasa. Tapi Pak SBY kirim dua anaknya. Ini merupakan legitimasi yang kuat. Jadi sudahlah, jangan digoreng-goreng terus soal kardus itu. Episode kardus versus baper sudah selesai," ujar dia.
Pernyataan Andi Arief bahwa Prabowo adalah jenderal kardus itu diungkapkan di tengah masa akhir pengumuman calon wakil Presiden pendamping Prabowo Subianto, Rabu (8/8/2018).
Andi Arief, kala itu mengatakan bahwa Demokrat terancam batal berkoalisi dengan Partai Gerindra dan kawan- kawan.
Sebab, Prabowo dinilai mengakomodir politik transaksional dalam hal menentukan cawapresnya sehingga kesepakatan politik dengan Demokrat yang sebelumnya sudah menjadi komitmen, terancam tidak jadi dilaksanakan.
Saking kesalnya, Andi menyebut Prabowo sebagai jenderal yang lebih mementingkan uang.
Pernyataan itu ia lontarkan melalui akun Twitter pribadinya.
Bahkan, ia mengaku partainya menolak kedatangan Prabowo ke kediaman SBY pada Rabu (8/8/2018) malam.
"Padahal, untuk menang bukan berdasarkan politik transaksional, tapi dilihat siapa calon yang harus menang. Itu yang membuat saya menyebutnya jadi jenderal kardus. Jenderal kardus itu jenderal yang enggak mau mikir, artinya uang adalah segalanya," kata Andi.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Tanggapi Istilah Jendral Kardus, Indra J Piliang Berikan Data Jumlah TPS