Pilpres 2019

Jusuf Kalla Blak-blakan Ungkap Mahar Politik Memang Ada, Termasuk Pembiayaan Kampanye

Wapres Jusuf Kall pun sempat bercerita pengalamannya selama ikut bertarung di Pilpres hingga ia duduk sebagai Wapres

Editor: Salomo Tarigan
KOMPAS.com/ MOH NADLIR
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla 

Padahal, sebelumnya nama putra SBY sekaligus politikus baru Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah masuk dalam bursa cawapres Prabowo.

"Pada hari ini kami mendengar justru sebaliknya. Ada politik transaksional yang berada di dalam ketidaktahuan kami yang sangat mengejutkan. Padahal, untuk menang, bukan berdasarkan politik transaksional. Tapi dilihat siapa calon yang harus menang," kata Andi.

Kekecewaan dan kemarahan Andi Arief atas adanya politik transaksional itu membuatnya menyebut Prabowo Subianto sebagai 'Jenderal Kardus'.

Di sisi lain, pengurus PAN dan PKS membantah adanya aliran dana dari Sandiaga Uno, Wagub DKI Jakarta yang berlatar belakang pengusaha tersebut.

Sementara itu, Sandiaga Uno yang saat ini duduk dikursi Cawapres Prabowo Subianto memberikan penjelasan soal mahar politik yang belakangan menjadi perbincangan hangat.

Menurut Sandi, uang yang ia berikan itu akan digunakan untuk kegiatan kampanye Pilpres 2019.

"Tentunya apa yang menjadi konsennya Pak Andi Arief itu akan menjadi konsen Nasional, bahwa ke depan ini harus ada kejelasan, bagaimana sumbernya, bagaimana membiayai kampanye nasional," tutur Sandiaga Uno kepada wartawan, Sabtu (11/8/2018) malam tadi.

Bahkan Sandi berniat mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk berkonsultasi terkait rencana penggunaan dana yang beberapa hari belakang ini dituding sebagai mahar.

Andi Arief tanggapi aduan PKS

 Andi Arief mengatakan, dirinya tidak akan melemah. Mengenai dirinya yang dilaporkan PKS ke polisi, Andi mengatakan siap menghadapinya.

"Saya berharap masalah "critical support" terhadap koalisi kami yaitu Prabowo-Sandi biar kami akan selesaikan. Kalaupun ada yg menempuh jalur hukum itu bukan pilihan kami walu tak bisa melarang. Anak dan Istri saya agak terganggu dengan reaksi yg saya gak duga ini. Mohon maklum" terang Andi

Cuitan Andi Arief ini muncul, beberapa saat setelah kabar dirinya dilaporkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke polisi atas tuduhan mahar politik sebesar Rp 500 miliar, yang diterima PKS dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk memuluskan langkah  Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo Subianto

Sehari sebelumnya, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera mengatakan, DPP PKS memang sudah melaporkan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief ke kepolisian. Andi dilaporkan ke polisi karena menuduh PKS dan Partai Amanat Nasional menerima Rp500 miliar agar Sandiaga Uno bisa menjadi cawapres Prabowo Subianto.

"Setahu saya kasusnya jalan, laporan polisi jalan. DPP (yang melaporkan)," kata Mardani saat ditemui di gedung DPR, Jakarta.

Ia mengatakan, Partai Demokrat sendiri belum ada klarifikasi. Hingga kini, laporan tersebut juga tak dicabut.

Pelaporan Andi Arief ke polisi memang sebelumnya santer didengung-dengungkan.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berang dengan tudingan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief bahwa dipilihnya Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto merupakan hasil dari politik transaksional.(tribun-medan.com/tribunbogor.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved