Budi Waseso (Buwas) Tolak Impor Beras, Mahfud MD Sebut Buwas Tegas, Rasional, dan Pro Rakyat
Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, Perum Bulog tidak perlu mengimpor beras hingga Juni 2019.
Pada bulan Maret. Evaluasi kembali di rapat koordinasi terbatas, maka diputuskan untuk menambah 500 ribu ton lagi. Keputusan rapat koordinasi terbatas. Kemudian, pada 15 April, melihat situasi, rapat koordinasi terbatas menambah impor 1 juta ton, menjadi 2 juta ton.
“Sesuai dengan prosedur, rapat koordinasi terbatas memutuskan saya selaku Menteri Perdagangan menulis surat penugasan kepada Bulog untuk melakukan impor berdasarkan semua ketentuan impor yang berlaku, yaitu tender terbuka. International tender, pengumuman lewat website Bulog yang bisa diakses seluruh dunia,” jelas Enggar.
Enggar menambahkan, bila Februari beras impor tidak masuk, pada bulan itu terjadi defisit beras di Bulog. Padahal, kewajiban Bulog untuk menyalurkan rastra sebanyak 350.000 ton.
Bulog pun harus mengeluarkannya pada Februari. Sementara, Beras yang ada di Bulog dari pengadaan dalam negeri hanya 260.000 ton.
“Pada Februari itu, beras yang masuk di gudang Bulog sebesar 250.000 ton. Artinya, kalau tidak ada impor, kita defisit beras. Untuk memenuhi kewajiban rastra saja kurang, bagaimana mau melakukan operasi pasar,” ujar Enggar.
Enggar membenarkan Bulog melakukan perpanjangan izin impor karena adanya keterlambatan pengiriman. Namun, permohonan tersebut bukan untuk menyetop impor.
“Surat bukan untuk menyetop impor tapi permohonan perpanjangan yang semula berakhir Juli, kemudian mundur jadi September, lalu minta lagi sampai Oktober. Kami menyetujui perpanjangan itu karena terlambat pengiriman,” tambahnya.
Baca: Saat Diangkat Jadi Dirut Bulog, Presiden Jokowi Sebut Buwas Sosok yang Tegas dan Jujur
Baca: Buwas Respon Menteri Perdagangan, Sebut Matamu, Ternyata Ini Maksud Ucapan Enggartiasto
Terkait soal impor beras ini, Tribun-medan.com mengutip cuitan sejumlah tokoh maupun warganet dari media sosial, Rabu (19/9/2018).
"Kata Kabulog Budi Waseso (Buwas), “Kita tak perlu impor beras, gudang Bulog msh penuh, tak mampu menampung beras impor”. Dlm hal tertentu sy berbeda dgn Buwas, tapi dlm banyak hal saya sangat suka orang ini. Tegas, rasional, pro rakyat; termasuk soal impor beras ini," cuit Mahfud MD @mohmahfudmd, Rabu (19/9/2108)
"Baru 6 bulan, impor beras sudah 1,1 juta ton. Izin impor yang sudah dikeluarkan Kemendag untuk tahun ini 2 juta ton. Bulog mengaku baru impor 1/2 juta ton di era Budi Waseso. Sisanya siapa yang impor?" cuit akun Twitter atas nama @Faisal Basri pada 16 Agustus 2018.
Begitu juga dengan cuitan seorang warganet lainnya atas nama akun @Raisa Putri @raisa_putri0167 pada 16 September 2018.
"Mentan Amran menjabarkan saat ini stok beras mencapai 1,4 juta ton, dan masih bisa bertambah mencapai 2 juta ton karena masih ada musim panen," cuitnya.
"Kok ada Mentri yg saenaknya kaya gini ? Mas @jokowi, where are you ?? : “Mendag Sebut Gudang Bulog Penuh Bukan Urusannya, Buwas: Matamu!” Demikian cuitan teaser akun twitter Rizal Ramli @RamliRizal.
Kemudia ia melanjutkan cuitannya; "Mas @jokowi, Mendag sudah offside, rugikan petani padi, tebu, bawang & garam. Sekaligus grogoti elektibilitas Mas. Mas JKW dipihak mana ? Dipihak pemburu rente atau bela petani ? Jika tidak ada tindakan, artinya Mas memang dipihak sana."
Begitu juga dengan cuitan warganet lainnya atas nama akun Faradina Amanda.