Kapitra Ampera Blak-blakan Soal Ijtima Ulama II: Ulama Kok Ngemis ke Umara
Hadir tokoh-tokoh yang terlibat dalam Itjima Ulama baik yang berada di kubu Prabowo Subianto-Sandiaga maupun yang di kubu Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kapitra pun mengutarakan soal keterlibatan dari Kiai Ma'ruf Amin dalam gerakan tersebut.
"Aksi bela Islam ini dipayungi oleh KH Ma'aruf Amin dan Yusuf Martak ada di dalamnya. Saat aksi pertama 14/10 belum ada payung. Karena rekomendasi penistaan agama itu dikeluarkan oleh majelis ulama. Sehingga dikeluarkanlah surat. Setelah itu lahirlah GNPF, kita mulailah aksi 4/11 untuk mendesak penegakan hukum."
Dan menurutnya, saat itu tidak ada perkataan yang mengatakan gerakan itu bermetamorfosa menjadi gerakan politik.
Kesimpulan adalah setelah itu muncul GNPF setelah selesai harusnya bubar. Dan HRS melihat munculah PA 212, dan berubah menjadi PUI (Pembela Ulama Indonesia)
Seluruh keputusan ormas Islam yang ada ulamanya harus dikawal.
"Islam sebagai mayoritas berhak menjadi pimpinan nasional. Maka saya mengusulkan kenapa tidak HRS yang menjadi presiden. Dengan masa yang begitu besar. Ini menjadi goal kita. "
"Tapi ini sudah terjadi. Pilihan politik itu hak azasi. Tapi ini jadi perdebatan yang panjang ulama mana. "
"Siapa yang mengatakan KH Maaruf Amin bukan ulama? Maaruf ini Ketua Majelis ulama. Hampir semua pengurus GNFP ada di majelis ulama. yah dukung aja Ma'ruf Amin. kenapa dukungnya yang bukan ulama? Ini logikanya. "
"Karena ini sudah komitmen GNPF dukung prabowo, biarlah itu diatas pakta integritas dalam realitas mari kita dukung maruf amin sebagai Calon Wakil Presiden Jokowi."
"Saya pindah posisi tidak pindah tujuan. Saya membangun kebersamaan. Di PDIP banyak orang Islam dan pendukungnya banyak orang Islam."
"Saya ingin menjembatani antara orang-orang luar dan orang berkuasa agar bangsa ini tdk chaos. dan inilah maksud saya masuk ke PDIP."(*)