Pembunuhan Satu Keluarga
4 Fakta Penculikan & Pembunuhan Satu Keluarga di Tanjungmorawa Usai Geger Penemuan Mayat Solihin
Warga lebih heboh, karena mayat yang ditemukan adalah Solihin. Ayahnya Muhajir juga ditemukan tewas dua hari sebelumnya
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Salomo Tarigan
Muhajir dan keluarganya dikabarnya hilang dari kediamannya yang berada di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjungmorawa Selasa lalu.
Saat ini tinggal jasad istrinya Suniati yang belum ditemukan keberadaannya. Polisi masih terus melakukan penyelidikan atas kasus ini.
Diberitakan Tribun-Medan.com sebelumnya, hingga Jumat (12/10/2018) lalu, pihak kepolisian belum berhasil mengungkap siapa dibalik dugaan kasus penculikan dan pembunuhan keluarga yang berada di Gang Rambutan Dusun III Desa Bangun Sari, Tanjungmorawa, Deliserdang.
Belum dapat dipastikan bagaimana nasib Suniati saat ini.
Sementara jenazah Muhajir sudah dikebumikan oleh pihak keluarga.
Sebelumya jasad Muhajir ditemukan warga dalam keadaan kaki dan tangan terikat di Sungai Blumai Desa Tadukan Raga Kecamatan STM Hilir.
Muhajir merupakan manager di PT Domas atau pabrik Kacamata Mata Tanjung Morawa.

Pihak kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah Muhajir, Jumat (12/10/2018) siang.
Tim identifikasi Polda Sumut memasuki dan mendokumentasikan setiap ruangan rumah. Setelah itu mereka juga memberi police line.
Desi yang merupakan anak pertama korban berharap agar ibu dan adiknya bisa ditemukan dalam keadaan selamat. Ia menyebut ayahnya sudah dikebumikan Kamis, (11/10/2018) malam.
Ia tahu mayat yang ditemukan di sungai ayahnya setelah ikut polisi melihat mayat yang ditemukan di STM Hilir.
Baca: Malam-malam Warga Kubur Korban Penculikan dan Pembunuhan, Jasad Solihin Ditemukan di Sungai Blumai

"Bapak dan ibu saya itu orangnya baik lah. Setahu saya enggak punya musuh mereka. Tapi kok bisa tega kali pelakunya. Saat ditemukan di sungai ayah saya dalam keadaan kaki dan tangannya terikat. Saat ini belum ada kabar dari polisi dimana ibu dan adik saya," ucap Desi dengan raut wajah sedih saat ditemui di rumah kontrakannya.
Rumah kontrakan Desi ini hanya berjarak sekitar 50 meter dari rumah orang tuanya. Ia memilih mengontrak karena sudah berkeluarga. Saat diwawancarai Tribun Desi bahkan sempat menangis.
"Padahal Senin malam adik saya itu masih datang ke rumah, dia belajar karena mau ujian paginya. Jam sembilan malam itu dia pulang dari rumah saya. Kalau sama ibu hari Senin ya masih jumpa dia main ke rumah. Di situ sajalah terakhir saya jumpanya. Selama ini mereka juga enggak pernah ada cerita punya masalah, ya itu karena orang tua saya memang enggak ada musuhnya," kata Desi diiringi tangisan tersedu-sedu.
3. Warga Gali Kubur Tengah Malam Hari, Berbagi Tugas