Breaking News

BREAKING NEWS: Putri Muhajir Yakin Mayat yang Ditemukan Mengambang di Perairan Batubara Itu Ibunya

Mayat pria dan wanita ditemukan mengapung di perairan laut Pulau Pandan Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Penemuan jasad pria dan wanita, di perairan laut Pulau Pandan Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa (16/10/2018) sekitar pukul 10.00 WIB kemarin. 

Laporan Wartawan Tribun Medan / M Andimaz Kahfi

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Mayat pria dan wanita ditemukan mengapung di perairan laut Pulau Pandan Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa (16/10/2018) sekitar pukul 10.00 WIB kemarin.

Sebelumnya, Kasat Intelkam Polres Batu Bara, AKP Romi Manik membenarkan adanya penemuan dua mayat di perairan laut Pulau Pandan Kabupaten Batu Bara.

Setelah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, jasad lalu dibawa menuju kamar mayat untuk dilakukan pembersihan dan autopsi, untuk mengetahui identitas korban.

Dokter di RS Bhayangkara Medan, dr Ismu Riza mengatakan kondisi jenazah sudah mulai rusak.

"Saat ini sedang dilakukan identifikasi. Tadi anaknya sudah melihat ciri-ciri dari korban," kata Ismu di RS Bhayangkara, Rabu (17/10/2018)

Berdasarkan pengakuan anak korban, Desy Rahmawati (24), ia meyakini jenazah perempuan ini adalah ibu kandungnya Suniati (50).

Hal dipastikan setelah Desy mencocokan beberapa bagian tubuh yang ia kenali sebagai ibunya, diantaranya gigi, bekas melahirkan dibawah perut, bekas luka dipaha sebelah kanan dan kedua jari kaki, serta tinggi badan.

Baca: Pembunuhan Sadis Satu Keluarga, 40 Personel Dikerahkan Cari Keberadaan Sumiati, Istri Muhajir

Desi, anak sulung dari Muhajir saat diwawancarai di rumah kontrakannya, Jumat (12/10/2018). Desi dan keluarganya masih dalam suasana duka terkait penemuan mayat ayahnya di sungai dengan kondisi tangan dan kaki terikat tali. Sedangkan ibu dan adik bungsunya hingga saat ini belum ditemukan keberadaannya.
Desy, anak sulung dari Muhajir saat diwawancarai di rumah kontrakannya, Jumat (12/10/2018). Desi dan keluarganya masih dalam suasana duka terkait penemuan mayat ayahnya di sungai dengan kondisi tangan dan kaki terikat tali. Sedangkan ibu dan adik bungsunya hingga saat ini belum ditemukan keberadaannya. (TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR)

"Dari beberapa ciri-ciri tertentu, dia meyakini kalau mayat itu ibunya. Ciri-ciri yang dimaksud seperti gigi, bekas melahirkan, bekas luka, sampai jari-jari kakinya, dia meyakini itu ibunya," ungkap Ismu.

Baca: Kasus Penculikan dan Pembunuhan Satu Keluarga Muhajir, Polisi Periksa 10 Orang Saksi

Baca: Pembunuhan Sadis Satu Keluarga Muhajir, Polisi Kantongi Nama Pelaku Berikut Motifnya

Baca: Muhajir Mengambang Dengan Tangan dan Kaki Terikat

Lebih lanjut, pihak dokter forensik yang menangani belum dapat memastikan dengan nalar umum, sebab berdasarkan hasil tes DNA, baru dokter dapat menyimpulkan jenazah apakah korban pembunuhan satu keluarga yang terjadi di Lubukpakam belum lama ini.

Desy yang melaporkan peristiwa kehilangan orang tua dan adiknya ke Polsek Tanjung Morawa Selasa (9/10) lalu.

Diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri Muhajir (49) dan Suniati (50) bersama seorang anaknya M Solihin (12), mendadak dinyatakan hilang dari rumahnya di Dusun III Gang Gambutan Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjungmorawa. Peristiwa terjadi Selasa (9/10) sekira pukul 15.00 WIB.

Peristiwa itu pertama kali diketahui Desy Rahmawaty (23), anak kandung pasangan Muhajir dan Suniati. Desy tinggal tak jauh dari rumah orangtuanya.

"Forensik tetap akan melakukan pemeriksaan DNA. Perkiraan mayat sudah lama, karena kondisinya sudah cukup rusak. Diperkirakan sekitar seminggu lebih," jelas Ismu.

Penemuan mayat, berawal dari laporan nelayan setempat kepada petugas Basarnas Kabupaten Batu Bara yang menyebutkan telah menemukan dua jenazah jenis kelamin pria dan wanita terapung di perairan laut, Selasa (16/10/2018) sekitar pukul 10.00 WIB kemarin.

Petugas Basarnas yang menerima laporan tersebut langsung menuju penemuan 2 jasad tersebut. Dua jasad korban akhirnya di evakuasi petugas dari laut dan di bawa ke perahu milik Basarnas.

Saat ditemukan, jasad kedua korban sudah rusak dan membusuk, diperkirakan keduanya sudah tewas beberapa hari lalu.

Jasad wanita saat ditemukan dalam kondisi tanpa busana dan kedua tangan terikat dibelakang dan leher terlilit lakban.

Diduga keduanya menjadi korban pembunuhan. Untuk menghilangkan barang bukti, jasad keduanya di buang ketengah laut.

Polisi Kantongi Identitas Pelaku

Polda Sumatera Utara, kini sudah mengantongi salah satu identitas pelaku sadis pembunuhan satu keluarga di Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang.

Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja membenarkan bahwa saat ini, sudah mengantongi pelaku sadis tersebut.

"Saat ini, kita masih memburu pelaku pembunuh sadis satu keluarga di Deli Serdang, " kata Tatan di Polda Sumut, Senin (15/10/2018).

Tatan menambahkan, Polda Sumut saat ini sudah membentuk tiga tim khusus gabungan Polres Deli Serdang dan Krimsus Poldasu untuk mengejar para pelaku.

"Dua tim dari Poldasu dan 1 tim dari Polres Deli Serdang sudah kita sebar memburu para pelaku," jelas Tatan.

Dari hasil penyelidikan, motif penculikan dan pembunuhan manager PT Domas, Muhajir dan keluarganya diduga perampokan.

Desi, anak sulung dari Muhajir saat diwawancarai di rumah kontrakannya, Jumat (12/10/2018). Desi dan keluarganya masih dalam suasana duka terkait penemuan mayat ayahnya di sungai dengan kondisi tangan dan kaki terikat tali. Sedangkan ibu dan adik bungsunya hingga saat ini belum ditemukan keberadaannya.
Desi, anak sulung dari Muhajir saat diwawancarai di rumah kontrakannya, Jumat (12/10/2018). Desi dan keluarganya masih dalam suasana duka terkait penemuan mayat ayahnya di sungai dengan kondisi tangan dan kaki terikat tali. Sedangkan ibu dan adik bungsunya hingga saat ini belum ditemukan keberadaannya. (TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR)

"Kita sudah mengantongi nama salah seorang pelaku dengan motif perampokan," ungkap Tatan.

Saat ini, polisi masih terus mencari tahu dimana keberadaan istri korban Muhajir.

Sebelumnya polisi sudah menemukan jasad anak Muhajir kemarin. Dan saat ini masih mencari keberadaan seorang lainnya.

Perlu diketahui, hilangnya Muhajir bersama istri dan putranya di ketahui pada Selasa (9/10/2018) lalu.

Jasad korban Muhajir, ditemukan disungai Blumei, Tanjung Morawa, pada Kamis (11/10/2018) lalu dalam kondisi tewas mengenaskan dengan tangan dan kaki terikat.

Sebelumnya jasad Muhajir ditemukan tanpa identitas mengambang di aliran sungai Blumai, Desa Tadukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang sempat menghebohkan warga.

Setelah diselidiki, ternyata jenazah pria dengan tangan dan kaki terikat itu adalah Muhajir (49) warga Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa.

Dugaan sementara, korban ini tewas setelah dibunuh.

"Setelah dilihat oleh anaknya, jenazah yang mengapung ini adalah bapaknya (Muhajir).

Anaknya mengenali dari ciri-ciri tubuh dan pakaian," kata Kapolsek Tanjung Morawa, AKP Budiono Spautro, Kamis (11/10).

Menurut anak pertama Muhajir bernama Desi Rahmawati, ayahnya itu sudah hilang dari rumah sejak tiga hari lalu.

Muhajir hilang bersama istrinya Sumiati (49) dan anaknya M Solihin (12).

Baca: Polisi Endus Motif Dendam di Balik Pembunuhan Muhajir Manajer PT Dolmas!

"Sekarang ini kan tubuh korban sudah memutih. Makanya kita tunggu saja hasil autopsinya.

Minimal bisa dipastikan lewat sidik jari," ungkap Budiono.

Sementara itu, warga di pinggiran sungai Blumai mengatakan, jasad Muhajir pertama kali ditemukan oleh saksi Faisal (29) dan Jaya (53).

Pagi itu, kedua saksi yang tengah beraktivitas di bantaran sungai melihat sesosok tubuh manusia mengambang sekitar pukul 09.00 WIB.

Setelah penemuan, kedua saksi melapor pada Kepala Dusun I, Hasbullah Hadi.

Ketika kabar penemuan mayat menyebar, ratusan warga berbondong-bondong mendatangi lokasi.

Sayangnya, semula warga mengaku tidak ada yang mengenali jasad tersebut.

Sebab, tidak ditemukan adanya tanda pengenal pada tubuh korban.

Baca: Kedua Tangan Mayat Terikat Tali, Polisi Belum Bisa Simpulkan sebagai Korban Pembunuhan

Ketika ditemukan, jenazah Muhajir masih mengenakan baju kaos putih dengan motif warna biru di bagian lengan.

Di kaus yang dikenakan Muhajir, terdapat tulisan " Desse".

Meski masih mengenakan kaus, celana Muhajir sudah tidak adalagi.

Ia hanya mengenakan celana dalam berwarna hitam.

Saat tubuhnya dievakuasi dari dalam sungai, terlihat tubuh Muhajir sudah memutih karena terlalu lama di dalam air.

Kedua tangan dan kakinya masih terikat tali nilon warna kuning.

Diperkirakan, korban sudah tewas tiga hari sebelumnya, sebagaimana keterangan anak korban yang mengatakan ayahnya hilang sejak tiga hari lalu.

Kapolsek Talun Kenas, AKP Hotman Samosir yang turun ke lokasi kejadian tampak mencermati jenazah korban.

Ia terlihat meminta sejumlah personel memintai keterangan saksi-saksi.

Namun, ketika dikonfirmasi, perwira berpangkat tiga balok emas di pundak ini mengaku masih melakukan penyelidikan.

Katanya, sementara waktu jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan untuk dilakukan autopsi.

Rumah Korban Kosong

Kepala Desa Bangun Sari Baru, Juniardi mengatakan rumah Muhajir di Dusun III, Gang Rasmi, Lorong Rambutan sudah tiga hari dalam keadaan kosong.

Warga sekitar juga sempat mencari korban, karena saat handphonenya (HP) dihubungi, tidak ada yang mengangkat.

Warga mulai curiga lantaran beberapa hari ini tidak melihat anak Muhajir yang paling kecil pergi sekolah.

"Biasanya anaknya (Muhajir) ini kalau pergi sekolah naik becak dan menunggu di simpang.

Tapi hari Selasa (9/10) kemarin, anaknya tidak kelihatan.

Sehingga, tukang becak dan teman anaknya itu pergi ke rumah mengecek," kata Juniardi. Saat dicek, pagar rumah Muhajir tertutup, tapi pintu rumah terbuka.

"Anaknya korban ini ada tiga. Yang paling besar (Desi) tinggal gak jauh dari rumah orangtuanya," kata Juniardi.

Namun, anaknya yang paling besar juga tak tahu kemana ayah dan ibunya.

Anaknya baru tahu ayahnya meninggal setelah jasad ayahnya ditemukan di sungai Blumai. (dra).

(cr9/dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved