Mereka Terpaksa Menonton Video P0rno 8 Jam, tapi ternyata Tugasnya Sangat Mulia
"Apa yang akan Anda rasakan kalau harus terpaksa menonton pornografi hingga 8 jam setiap hari. Berapa lama Anda bisa terima itu?"
Untuk ukuran pekerja muda, para moderator sebenarnya dibayar cukup tinggi jika bekerja di bawah perusahaan media sosial yang matang.
Namun menurut Riesewieck, upah tersebut kurang cukup untuk mengatasi masalah psikologis mereka.
"Facebook, YouTube dan Twitter mengatakan bahwa dukungan psikologis tersedia bagi semua pengulas konten, baik yang direkrut secara langsung maupun yang melalui outsourcing", imbuhnya.
Baru-baru ini, mantan moderator konten yang pernah bekerja untuk Facebook menuntut jejaring sosial raksasa itu.
Selena Scola bekerja di Facebook sejak Juni 2017 lalu. Ia merupakan pegawai kontrak dari “Pro Unlimited”, yakni perusahaan tenaga kerja berbasis Florida yang bermitra dengan Facebook.
Ia mengatakan Facebook gagal menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi pegawainya. Hal ini secara spesifik terkait kesehatan mental para pegawai di divisinya.
Ia dan para moderator konten lain harus berhadapan dengan ribuan gambar tak senonoh setiap harinya. Ada yang bermuatan kekerasan seksual terhadap anak, hingga penganiayaan lainnya dalam berbagai bentuk.
Selena Scola mengatakan konten-konten tersebut membekaskan trauma khusus bagi dirinya dan para pegawai lain sehingga mengalami gangguan stres.
Facebook pun berdalih dan mengatakan bahwa perusahannya menawarkan akses tanpa batas ke fasilitas kesehatan mental dan berkonsultasi dengan ahli terkait.
"Kami sadar pekerjaan sebagai moderator konten akan sulit. Karenanya, kami menyediakan dukungan yang serius ke para pegawai, mulai dari pelatihan, berbagai manfaat khusus, hingga akses ke fasilitas psikologis," kata perwakilan Facebook.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nasib Moderator Konten Medsos, Terpaksa Nonton Video Porno 8 Jam"
Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi