Pengungsi Palu Diteror Hantu Pokpok di Malam Hari, Begini Tanggapan BPBD Setempat

“Suara ribut bersahutan terdengar hingga di tenda tempat saya mengungsi,” kata Aan Irawan, warga Mamboro.

Editor: Tariden Turnip
facebook
Netizen mengunggah postingan soal teror hantu pokpok 

Pasalnya, Kota Palu dan sekitarnya masih kerap diguncang gempa susulan, sehingga warga juga masih trauma dengan gempa susulan tersebut dan memilih tinggal di tenda pengungsian.

Ketika ditanya bagaimana keamanan para pengungsi di tenda-tenda, terutama menghadapi bahaya human trafficking, Gayus mengatakan pihaknya saat ini selalu waspada.

Dia juga meminta warga pengungsi untuk selalu waspada, tidak mudah terpengaruh bujuk rayu orang yang belum dikenal.

“Banyak hoaks di media sosial, ini juga harus diwaspadai,” ujar Gayus.

Sebelumnya, pascagempa dan tsunami, warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, dikejutkan dengan fenomena langka ketika kawanan rusa berkeliaran di Jalan Raya Kota.

Rusa tersebut berusaha kabur dan mondar-mandir di jalan raya lantaran takut dengan kendaraan yang melintas.

Sejumlah pengguna jalan memilih berhenti guna menyaksikan fenomena tersebut. Kawanan rusa berjumlah sebelas ekor tersebut mulai terlihat pada pukul 06.15 Wita, Selasa (9/10/2018) di Jalan Prosfesor Muhammad Yamin, Palu, Sulawesi Tengah.

Belum diketahui asal muasal kawanan rusa tersebut. Warga mengaku fenomena ini adalah hal yang baru terjadi.

"Baru pertama kali terjadi mana ada rusa masuk kota kayak begini," kata Rahma, pengguna jalan.

Akibat dari peristiwa ini, sejumlah pengguna lalu lintas memilih memarkir kendaraannya dan mengabadikan fenomena ini melalui kamera telepon seluler.

Kawanan rusa berkeliaran di Jalan Raya Kota Palu, Sulawesi Tengah. Selasa, (9/10/2018).

Kawanan rusa berkeliaran di Jalan Raya Kota Palu, Sulawesi Tengah. Selasa, (9/10/2018).(KOMPAS.com / ABDUL HAQ)

Untuk mendapatkan penjelasan dari kejadian ini, Kompas.com menghubungi peneliti mamalia dan pengelolaan satwa liar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gono Semiadi, lewat sambungan telepon pada Selasa (9/10/2018).

Gono meyakini bahwa perilaku rusa-rusa turun dari hutan hingga masuk ke kota ini ada hubungannya dengan gempa Palu.

Dia menjelaskan bahwa sebagai satwa liar, rusa memiliki insting dan sensitivitas lebih terhadap gejala alam.

Bahkan, rusa-rusa ini mungkin sudah bisa mendeteksi getaran gempa pada skala richter yang tidak dirasakan oleh manusia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved