Pengungsi Palu Diteror Hantu Pokpok di Malam Hari, Begini Tanggapan BPBD Setempat
“Suara ribut bersahutan terdengar hingga di tenda tempat saya mengungsi,” kata Aan Irawan, warga Mamboro.
Masuknya jumlah rusa ke kota ini juga dipengaruhi oleh jumlah anggota dalam kawanan rusa (apakah besar atau kecil), serta arah gempa dan posisi satwa.
“Ada penelitian, walaupun sangat-sangat sedikit, (yang menyebutkan bahwa) kalau gempanya tektonik atau bukan dari gunung meletus, itu ada kecenderungan rusa akan turun dari ketinggian. Kenapa? Karena kalau terlalu tinggi, bisa terjadi longsor,” ujar Gono.
Dia melanjutkan, kemarin itu kan gempanya disusul terus dan berlanjut selama beberapa hari, mungkin bagi satwa, tempat tinggalnya yang tinggi itu secara insting sudah tidak aman sehingga dia turun.
Mengenai masuknya rusa hingga ke kota, Gono berkata bahwa itu mungkin karena rusa kebablasan.
Pada awalnya, rusa mungkin hanya turun sampai ke pedesaan. Namun, karena penduduk sudah melarikan diri, rusa pun terus turun ke tempat yang lebih aman sehingga sampai ke perkotaan dan dilihat banyak orang.
Gono pun meminta masyarakat agar membiarkan rusa-rusa itu berkeliaran di kota. Selain karena spesies ini merupakan satwa dilindungi, rusa juga akan secara alami akan menjauh dari manusia ketika getaran tidak lagi dirasakannya.
Namun, kapan rusa akan kembali ke hutan masih belum bisa diprediksi. Gono mengatakan, persoalannya, pada getaran berapakan satwa liar itu merasa masih harus menghindari tempat tinggalnya? Kita belum tahu itu.
“Tapi kita positif saja lah, bahwa rusa turun (hutan) itu juga untuk sama-sama cari selamat. Jadi, jangan terlalu dipakai sebagai indikator bahwa ‘Selama rusa ada di dalam kota, berarti kemungkinan gempa besar juga masih ada’. Itu jangan demikian, karena para ahli gempa bumi pun bilang bahwa kita masih belum bisa memprediksi kapan gempa bumi itu terjadi,” imbuhnya
Ini videonya: