News Video
VIDEO: Nenek Hilderia Harus Naik Tangga karena Akses ke Rumahnya Ditembok Polres Simalungun
Hilderia dan keluarga harus naik tangga setiap masuk dan keluar rumah karena tembok dari Polres Simalungun
Penulis: Tommy Simatupang | Editor: Hendrik Naipospos
TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Rumah nenek Hilderia yang berada di belakang Asrama Polisi Polres Simalungun atau di Jalan Pabrik Kertas Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur terisolasi.
Akses ke sana ditutup tembok setinggi dua meter oleh Polres Simalungun.
Akibatnya, Hilderia dan keluarga harus naik tangga setiap masuk dan keluar rumah.
Diwawancarai Tribun Medan, Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan, memastikan tanah yang digunakan sebagai rumah Hilderia adalah aset Polres Simalungun dan sebahagian lagi merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Tonton video rumah nenek Hilderia;
Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV
Rumah Nenek Hilderia Diblokade Tembok Aspol, Wakapolres: Disuruh Kapolres Ditembok Semua
Komentar Camat Tau Rumah Nenek Hilderia Diblokade Tembok Tetangga Hingga Terkurung
AKBP Marudut juga membawa Tribun Medan mengelilingi aset Polres Simalungun ini.
Ia menjelaskan membuat tembok untuk menghindari kemungkinan adanya serangan teroris.
AKBP Marudut menjelaskan sudah memberitahu Hilderia beserta anaknya untuk pindah sebelum dilakukan penembokan.
Katanya, sudah tiga kali memberikan keringanan kepada Hilderia.
"Saya perintahkan untuk ditembok. Udah mau dipagari, ibu itu bermohon karena rumahnya belum jadi ditempat lain. Karena saya toleransi saya kasih. Lalu datang lagi, saya sambungi lagi keringanan. Kalau gini terus mundur-mundur. Buat surat pernyataan sesuai dengan permintaan ibu itu. Mereka juga melakukan pencurian listrik,"ungkapnya, Kamis (29/11/2018).
AKBP Marudut mengatakan penembokan mengosongkan rumah itu untuk menjaga aset negara.
"Kalau aset tidak dijaga kan gak mungkin. Kalau gak membuat. Memang kita buat sesuai petunjuk ibu itu. Saya sudah toleransi dan punya kemanusian gak? Itu tanahnya siapa. Itu dasarnya apa," katanya.
Sebelumnya, Dua unit rumah yang berada di belakang Asrama Polisi (Aspol) Polres Simalungun terkepung tembok setinggi dua meter. Dua rumah itu dikelilingi tembok Aspol dan Tembok milik seorang warga. Sementara di sebelah rumah tersebut terdapat sungai.
Dua rumah tersebut ditempati oleh seorang nenek Hilderia Samosir (73), putrinya Sondang Julu Hutagalung (45), dan cucunya Elsa Purba (13). Dua rumah itu sudah terkepung sejak tiga hari yang lalu. Rumah tersebut berada di Jalan Pabrik, Kelurahan Siopat Suhu, Kota Siantar.
Hilderia yang ditemui tribun-medan.com dan Tribun Medan langsung menyambut. Dari balik tembok, Hilderia memberikan satu buah tangga untuk dapat masuk ke lokasi rumahnya.
Dengan tangga itu, tamu melewati dan melangkah tembok setinggi dua meter.
"Rumah kami mulai ditembok empat hari yang lalu. Kemarin saya sudah bertemu dengan Pak Kapolres Simalungun (AKBP Marudut Liberty Panjaitan) minta tolong supaya tembok di Aspol di buka. Tapi, pak Kapolres tak mau," kata istri dari Almarhum Mayor Panusunan Hutagalung.
Viral, Kisah di Balik Rumah Nenek Hilderia Dikepung Tembok Tetangga, Terkurung 4 Hari& Kasus Serupa
MENGULIK Fakta-fakta Rumah Nenek Hilderia Samosir Diblokade Tembok Aspol dan Tetangga
Diketahui, dua unit rumah yang berada di belakang Asrama Polisi (Aspol) Polres Simalungun terkepung tembok setinggi dua meter. Dua rumah itu dikelilingi tembok Aspol dan Tembok milik seorang warga. Sementara di sebelah rumah tersebut terdapat sungai.
Dua rumah tersebut ditempati oleh seorang nenek Hilderia Samosir (73), putrinya Sondang Julu Hutagalung (45), dan cucunya Elsa Purba (13).
Dua rumah itu sudah terkepung sejak tiga hari yang lalu, kamis (29/11/2018). Rumah tersebut berada di Jalan Pabrik, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Kota Siantar.
Hilderia yang ditemui tribun-medan.com dan Tribun Medan langsung menyambut. Dari balik tembok, Hilderia memberikan satu buah tangga untuk dapat masuk ke lokasi rumahnya. Dengan tangga itu, Tribun Medan melewati dan melangkah tembok setinggi dua meter.
"Rumah kami mulai ditembok empat hari yang lalu. Kemarin saya sudah bertemu dengan Pak Kapolres Simalungun (AKBP Marudut Liberty Panjaitan) minta tolong supaya tembok di Aspol di buka. Tapi, pak Kapolres tak mau," kata istri dari Almarhum Mayor Panusunan Hutagalung.
Hilderia mengungkapkan bahwa Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan memberikan surat untuk pindah dari rumah tersebut.
Padahal, diketahui rumah itu resmi dibelinya pada 1988 dan tinggal di sini sejak tahun 2002.
Camat Tak Berani Bertindak
Dua unit rumah yang terletak di belakang Asrama Polisi Polres Simalungun atau di Jalan Pabrik Kertas Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur terisosalis oleh tembok beton dengan tinggi dua meter.
Dua unit rumah ini ditempati oleh seorang nenek Hilderia Samosir (73), putrinya Sondang Julu Hutagalung (45), dan cucunya Elsa Purba (13).
Dua rumah itu sudah terkepung sejak tiga hari yang lalu, kamis (29/11/2018). Rumah tersebut berada di Jalan Pabrik, Kelurahan Siopat Suhu, Kota Siantar.
Camat Siantar Timur Robert Sitanggang saat dimintai tanggapannya tidak memberikan solusi terkait tidak adanya akses jalan dua rumah ini.
Katanya, Robert sedang meminta bukti berupa sertifikat tanah dari Hilderia Samosir.
"Kita lihat dulu alas bukti pemilikan tanah. Kita mau lihat apakah itu aset tanah Polres atau milik pribadi," katanya, Kamis (29/11/2018).
Saat disinggung itu merupakan milik pribadi Hilderia, Robert juga beralasan melihat apakah di surat tanah itu ada akses jalan atau tidak.
"Kan kalau di pertanahan bisa dilihat petanya. Ada tidak jalan di situ," katanya.
Robert juga tak ingin menanggapi tentang memediasi agar penembokan yang dilakukan Polres Simalungun. Katanya, itu sudah wilayah Polres Simalungun.
"Itu kan wewenang Polres Simalungun. Kalau dengan tetangga sebelah kita sudah lakukan mediasi. Belum ada solusi,"katanya.
Hilderia yang ditemui Tribun Medan langsung menyambut. Dari balik tembok, Hilderia memberikan satu buah tangga untuk dapat masuk ke lokasi rumahnya. Dengan tangga itu, tamu melewati dan melangkah tembok setinggi dua meter.
"Rumah kami mulai ditembok empat hari yang lalu. Kemarin saya sudah bertemu dengan Pak Kapolres Simalungun (AKBP Marudut Liberty Panjaitan) minta tolong supaya tembok di Aspol di buka. Tapi, pak Kapolres tak mau,"kata istri dari Almarhum Mayor Panusunan Hutagalung.
Hilderia mengungkapkan bahwa Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan memberikan surat untuk pindah dari rumah tersebut. Padahal, diketahui rumah itu resmi dibelinya pada 1988 dan tinggal di sini sejak tahun 2002.
Istri dari Almarhum Mayor Panusunan Hutagalung mengungkapkan sudah disuruh Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan untuk mengkosongkan rumah.
"Ini kan memang rumah saya dan ada sertifikatnya. Kalau memang saya tak ada akses, saya sudah tawari dengan tetangga yang sebelumnya punya dia untuk membeli, mereka juga tidak mau,"katanya.
Akibat akses yang tertutup, cucunya Elsa Purba selalu menaiki tangga melewati tembok untuk pergi dan pulang ke sekolah. Padahal bisanya, Elsa Purba melewati akses Aspol.
(tmy/tribun-medan.com)
