dr Hayu Lestari Haryono Tertarik Pelajari Ilmu Kandungan Sejak SMA
Tidak mudah menjadi seorang dokter, mulai dari proses belajarnya yang makan waktu bertahun-tahun dan juga kesabarannya
Laporan Wartawan Tribun Medan/ Natalin
TRIBUN-MEDAN.com - Tidak mudah menjadi seorang dokter, mulai dari proses belajarnya yang makan waktu bertahun-tahun dan juga kesabarannya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat.
Selain itu juga bisa memahami sesuatu secara utuh memang menjadi hal yang menyenangkan dan dapat membuat seseorang merasa bangga.
Seperti yang dirasakan dr Hayu Lestari Haryono MkedOG SpOG saat menjatuhkan pilihannya mengambil spesialisasi di bidang kandungan.
Dokter yang akrab disapa dr Hayu ini mengaku tertarik mendalami bidang kandungan sejak duduk di bangku SMA (Sekolah Menengah Atas).
“ Alm. Ayah saya juga dokter kandungan, dulu saat saya melihat Ayah membantu pasien yang melahirkan, saya merasa happy banget. Saya ingin seumur hidup saya mengerjakan sesuatu yang bikin orang bahagia,” ujar dr Hayu.
Ia mengatakan dalam hal didikan orangtua, Alm. Ayahnya selalu mengajarkan ia untuk selalu jujur, berani, dan berbuat baik. Sementara ibunya selalu mendidiknya agar tetap tekun dan melakukan hal-hal yang benar.
Diakuio dr Hayu, awalnya sang ayah justru tidak mengizinkannya menjadi seorang dokter kandungan karena tugas berat yang harus diemban oleh dokter. Meskipun begitu ia tetap memutuskan untuk menjadi seorang dokter Obgyn.
“Saya sekolah kedokteran ditambah spesialis itu selama 10 tahun, tahun 1997 saya masuk kuliah fakultas kedokteran USU (Universitas Sumatera Utara), jadi dokter umum itu tahun 2003 lalu pada tahun 2004 saya sekolah lagi untuk ambi spesialis dokter Obgyn dan lulus tahun 2008, sekarang saya dokter Obgyn dan dosen juga,” ucapnya.
Menurut dr Hayu, masuk sekolah kedokteram itu tidak harus pintar tapi harus rajin, rajin membaca, rajin dan rajin mencatat.
“Prisip saya dari dulu masuk kedokteran itu enggak harus pintar tapi harus rajin, rajin baca jadi kalau saya membaca, lalu saya catat ulang sehingga ilmunya masuk dua kali. Jadi memang hobi saya itu membaca, masalah kepintaran itu relatif. Percuma juga kalau pintar tapi enggak mau tahu tentang kedokteran. Kedokteran ini ilmunya berubah terus jadi harus baca terus,” ungkapnya.
Ia mengaku tak ada kendala menjadi seorang dokter kandungan karena ia menjalaninya dengan senang hati. “Jaga kandungan itu sebaiknya dimulai dari awal bahkan sebelum hamil. Minum vitamin asam folat, tiga bulan sebelum kita mau hamil. Misalnya ada orang mau menikah dan ingin cepat-cepat punya anak,minumlah vitamin asam folat dari awal dan lebih bagus lagi suaminya juga konsumsi vitamin,” kata dr Hayu.
Dengan penuh kesabaran ia menghadapi keluhan para pasien. “Perempuan itu hanya ingin didengar, ya saya dengerkan keluhan mereka (pasien) terkadang ada juga pasien yang curhat,” ucapnya.
dr Hayu mengaku dengan menjadi dokter ia memiliki pengalaman menarik yang beragam dari cerita para pasien. “Ada satu pengalaman menarik yang saya ingat banget, jadi ada pasien, dia enggak pernah kontrol dan dia bilang dia hamil 8 bulan ketika saya USG, teryata enggak ada tapi tiap bulan perutnya membesar, teryata setelah usg enggak ada kehamilan. Bisa dibilang kehamilan palsu, jadi secara alam bawa sadar pasien yang ingin hamil itu tersugesti bahwa pasien hamil, padahal tidak ada anak dalam perutnya,” ujarnya.
Bagi dr Hayu, arti sukses itu bisa melalui proses, “kalau kita bisa melihat ke belakang dan teryata sudah sampai sini ya, teryata langkah kita sudah lebih dari yang kita rencanakan. Apapun itu dan ketika kita lihat perjuangan kita, kita pun tersenyum, senang, teryata kita sudah sampai disini. Masalah pasti akan selalu datang, kalau kita tetap di jalan yang benar, Insya Allah semua teratasi. Do what your love, love what you do, percaya sama yang Mahakuasa,” ucapnya.