Sosok Egianus Kogoya Panglima TPNPB, Pembantai Karyawan Istaka Karya, Ini Sepak Terjangnya
Egianus Kogoya merupakan sempalan dari Kelly Kwalik, komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM)
TRIBUN-MEDAN.COM - Sembilan belas orang menjadi korban penembakan oleh kelompok bersenjata di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Mereka adalah pekerja PT Istaka Karya yang sedang merampungkan pembangunan Jembatan Kalik Aorak dan Jembatan Kali Yigi.
Aparat menuding Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya, sebagai otak di balik insiden tersebut.
Sebelum melalui akun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya mengaku bertanggung jawab atas penyerangan ini.
Baca: Viral Video King Kobra Kapuas Berdiam 4 Tahun Lamanya, Panji Petualang Berikan Analisisnya
Baca: Viral, Video Gerombolan Bule Cantik Kepergok Mencuri Celana Dalam, Sempat Dorong-dorongan
Baca: Rumah Berbentuk Batu di Wonogiri Ini Viral, Intip Kemewahan yang Ada di Dalamnya
Baca: Viral, Laptop Mahasiswa Ini Dicuri, Sang Pencuri Kirimkan Permintaan Maaf lewat Email
Baca: Viral Pernikahan Beda Usia, Bermula dari Pijat, Akhirnya Nek Fatimah dan Eko Menikah
Baca: Viral Pernikahan Crazy Rich Surabayan, Tonton Video Prewedding di Lima Benua
Baca: Viral Video Detik-detik Penangkapan Ular Piton 8 Meter oleh Warga Padang Pariaman
Lewat akun halaman TPNPB, Panglima Daerah TPNPB Makodap III Ndugama Egianus Kogeya (Kogoya) menyatakan bertanggung jawab terhadap penyerangan pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi dan Pos TNI Distrik Mbua melalui komandan operasinya.
Sejak 2 Desember 2018 dibawah pimpian komandan operasi Pemne Kogeya telah lakukan oprasi di Kali Aworak, Kali Yigi dengan sasaran operasi pekerja pembangun kembatan Kali Aworak, Kali Yigi Pos TNI Distrik Mbua.
“ Ya benar Operasi di Kali Aworak, Kali Yigi Pos TNI Distrik Mbua kami yang lakukan dan kami siap bertanggung jawab penyerangan ini,” ujar Pemne Kogeya.
Pemne Kogeya, Komandan ODAP III Ndugama mengungkapkan, “Lebih dari tiga bulan kami lakukan pemantauan dan patroli terhadap pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi dan Pos Mbua, kami sudah secara lengkap mempelajari pekerja di Kali Aworak, Kali Yigi Pos TNI Distrik Mbua adalah murni anggota TNI (ZIPUR).”
Egianus menegaskan, “Sasaran serangan kami tidak salah kami tahu mana pekerja sipil atau tukang biasa dan mana pekerja anggota TNI (ZIPUR). Walaupun mereka berpakaian sipil atau preman. Kami juga siap bertanggung jawab terhadap penyerangan POS TNI Distrik Mbua.”
Baca: Ingatkah Kamu Aldona Toncic, Pemeran dalam Sinetron Angling Dharma ? Begini Kabarnya Sekarang
Baca: Melody Eks JKT48 Unggah Foto saat Kenakan Cadar, Penampilannya Dipuji
Baca: Hotman Paris Sebut Lelaki Tak Boleh Nyinyir, Tak Pernah Bermasalah dengan Janda dan Rumah Butut
Baca: Sering Dikabarkan Dekat, Ternyata Begini Perlakuan Ivan Gunawan kepada Putri Ayu Ting Ting
Baca: Banyak Kaca di Rumahnya Pecah Tanpa Sebab yang Jelas, Sule Coba Berpikir Positif
Baca: Jawaban Ahmad Dhani soal Lagu Sontoloyo, Lirik Menjabarkan Fakta dan Tidak Mengandung Kebohongan
Baca: Ricky Cuaca Sukses Turunkan Berat Badan hingga 38 Kg, Kesal dengan Pandangan Negatif Orang Lain
Bahkan TPNPB menantang TNI Polri untuk berperang secara terbuka dengan pihaknya.
Ini jawaban KKB TPNPB yang diposting di akun halamannya:
Pengamat Terorisme, Sidney Jones, menyebut kelompok Egianus Kogoya merupakan sempalan dari Kelly Kwalik, komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kelly Kwalik tewas dalam penyergapan polisi pada 2009.
Tapi Egianus dan anak buahnya, dikenal lebih militan dan mayoritas berusia muda.
Dari catatannya, Egianus pernah berbuat onar saat Pilkada serentak Juli lalu. Dimana mereka berupa mencegah pelaksanaan pemilu.
Baca: Ingin Tahu Siapa Saja yang Sering Melihat Profil WhatsApp Milikmu? Begini Caranya
Baca: Ragam Fakta Unik di Dunia yang Jarang Diketahui, Satu di Antaranya Ada Pelangi Tanpa Warna
Baca: Debat Alot Fadli Zon dengan Irma Suryani, Aa Gym Berdiri: Malu, Malu, Malu
Baca: Udar Fakta Penjahat Kambuhan yang Dikeroyok dan Tewas, Kronologi hingga Pengakuan Sang Adik
Baca: Diminta untuk Sebutkan Namanya, Rafathar Malah Berikan Jawaban Begini
Baca: Hotman Paris Didatangi Remaja 15 Tahun sembari Menangis, Disetubuhi Kakak Pramukanya
Baca: Baim Wong dan Paula Verhoeven Ceritakan Hal Tak Terduga di Malam Pertama Mereka, Ada Kejadian Lucu
"Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi. Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika. Tapi orang-orang ini muda dan lebih militan," jelas Sidney Jones kepada BBC News Indonesia.
Sidney mengatakan ia berharap, Polri dan TNI menangkap Egianus Kogoya dan anak buahnya dalam keadaan hidup agar aparat bisa memperoleh informasi detail tentang jumlah anggota OPM yang tersisa, juga asal senjata yang didapat.
Ia juga berharap aparat tak serampangan dalam memburu kelompok tersebut apalagi sampai menyerang masyarakat sipil.
Jika hal itu sampai terjadi, kata Sidney, ia khawatir akan ada serangan balasan.
"Mudah-mudahan tidak ada penembakan terhadap orang sipil dan tidak ada penyiksaan terhadap orang setempat untuk mendapat informasi. Itu masalah yang terjadi di masa lalu," jelasnya.
Di tempat terpisah, Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi, menyebut jumlah anggota kelompok Egianus berjumlah 50 orang. Mereka, klaimnya, memiliki senjata lengkap berstandar militer.
Keberadaan kelompok OPM di Kabupaten Nduga, menurut Aidi, mulai terdesak ketika pemerintah membangun jalan Trans Papua. Sebab selama ini Pegunungan Tengah dikenal sebagai markas OPM.
"Dengan adanya jalan Trans Papua, mulai lah daerah ini terbuka dari isolasi. Terbukanya jalan, mereka (kelompok OPM) merasa terusik. Sebab otomatis TNI dan Polisi bergerak mendekati arah mereka," ujar Muhammad Aidi.
Dari catatan Polisi, sejumlah kasus yang didalangi Egianus Kogoya di antaranya:
1. Penembakan di Bandara Kenyam
Pada 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya menembaki pesawat Twin Otter Trigana Air yang saat itu disewa Brimob Polri. Pasukan Brimob ini sedang bertugas untuk mengamankan pilkada. Dua orang juga terluka akibat insiden tersebut.
2. Penyekapan guru dan tenaga medis
Pada Oktober 2018, kelompok Egianus Kogoya pernah menyekap belasan guru yang sedang bekerja di SD YPGRI 1, SMPN 1 dan tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Mapenduma, Nduga.
3. Penembakan di jalan Trans Papua
Pada Desember 2017, pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi diserang kelompok Egianus Kogoya. Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh meninggal dan seorang aparat luka berat.
4. Penyerangan terhadap pekerja PT Istaka Karya
Pada 1-2 Desember 2018, sebanyak 25 pekerja PT Istaka Karya, kontraktor jalan Trans Papua, dibawa ke Bukit Puncak Kabo. Dengan tangan terikat, mereka ditembak. Sembilan belas orang disebut tewas. Menurut Kapendam XVII Cendrawasih, Muhammad Aidi, aparat akan menangkap hidup atau mati kelompok tersebut.

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Polhukam Wiranto (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan keterangan pers terkait penembakan pekerja Trans Papua di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12/2018)/ANTARA/WAHYU PUTRO A.
Namun demikian, jika mereka bersedia menyerahkan diri beserta senjatanya, TNI bakal menjamin keamanan mereka dan diampuni dari proses hukum.
"Jadi imbauan menyerahkan diri sudah sejak awal kami lakukan. Tidak ada yang perlu dinegosasikan. Menyerah atau berhadapan dengan moncong senjata," ujarnya.
Dalam operasi penangkapan yang dilakukan pasukan gabungan Polri-TNI ini, klaim Aidi, pihaknya akan mematuhi hukum dan akan memperhatikan pinsip hak asasi manusia. Para anggotanya sudah diperintahkan untuk menyasar orang-orang yang membawa senjata.
"Saya pastikan, kita tidak akan melakukan tindakan yang membabi buta dengan membumihanguskan kampung di sana," jelasnya.
"Yang kami serang adalah kombatan dan mereka itu diidentifikasi dengan membawa senjata. Jika ada orang tak membawa senjata, tidak mesti ditembak tapi ditangkap."
Dia juga mengatakan, pihaknya belum mengetahui motif penyerangan tersebut. Informasi yang menyebutkan bahwa seorang pekerja memfoto kegiatan HUT Kemerdekaan Papua sebagai penyebab insiden penyerangan ini, belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Kalau berdasarkan kesaksian JA, dia tidak tahu soal foto itu," imbuh Aidi seraya menyebut saksi korban kini berada di markas Batalyon 756 dan tiga pekerja yang terluka dirawat di RS Wamena.
Jumlah tewas jadi 16 orang
Kini jumlah karyawan PT Istaka Karya yang berhasil ditemukan selamat dari aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, berjumlah 7 orang.
Sedangkan korban meninggal dunia, yang ditemukan di Puncak Kabo, tak jauh dari lokasi pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, tempat para karyawan PT Istaka Karya, kini menjadi 16 orang.
“Jadi kemarin yang ditemukan oleh tim evakuasi ada 16 orang yang dipastikan meninggal dunia. Sedangkan yang selamat bukan 1 orang, tetapi 3 orang,” kata Wakapendam XVII/Cendrawasih, Dax Sianturi, Kamis (6/12/2018).
Dax menjelaskan 3 orang yang terakhir kali ditemukan selamat yakni Johny Arung, Tarki dan Mateus. Kini semua korban selamat masih berada di Distrik Mbua.
“Untuk identitas korban meninggal dunia belum teridentifikasi. Apakah 16 orang itu merupakan karyawan PT Istaka Karya semua, kita belum bisa pastikan,” ujarnya.
Dax menambahkan kini terdapat 15 orang masyarakat sipil yang telah di dievakuasi dari Mbua. Dimana perinciannya sebanyak 7 orang karyawan Istaka Karya, 6 pekerja pembangunan Puskesmas Mbua dan 2 orang guru SMP Mbua.
”Dari Personil gabungan yang menjadi korban, ada satu yang gugur yakni Serda Handoko dan 2 personil terluka akibat ditembak,” paparnya.
Kepolisian RI menyebutkan, lokasi penembakan pekerja PT Istaka Karya, di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua awalnya merupakan daerah yang aman.
Namun, situasi berubah setelah kelompok separatis Egianus Kogoya bersama pengikutnya menghuni distrik tersebut.
Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol.) Mohammad Iqbal mengatakan, kelompok separatis Egianus Kogoya bersama pengikutnya pindah ke Distrik Yigi karena terdesak kejaran TNI-Polri dari Distrik Kenyam, Nduga.
Sejak itu, Distrik Yigi masuk dalam kategori zona merah dari sisi keamanan.
"(Kepindahan Egianus dan kelompoknya) karena dikejar pasukan TNI-Polri dari Kenyam, Kabupaten Nduga sehingga lokasi insiden penembakan adalah zona merah," ujar Iqbal.
"Daerah kejadian (pembantaian KKN), distrik Yigi, semula aman. Tapi kelompok Egianus Kogoya pindah ke sana," kata Iqbal melalui keterangan tertulis, Kamis (6/12/2018).
Heli yang mengevakuasi ditembaki
Sebanyak 16 jenazah pegawai PT Istaka Karya yang ditemukan di Puncak Kabo, Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika,Kamis (6/12/2018).
Proses evakuasi yang berlangsung di Puncak Kabo, lokasi eksekusi para karyawan pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, tempat para karyawan PT Istaka Karya, ke Distrik Mbua, lokasi pendaratan helikopter, mendapat penghadangan dari kelompok pemberontak.
Danrem 172/PWY Kolonel Inf Jonatan Binsar P Sianipar menjelaskan, saat ini proses evakuasi jenazah dari Puncak Kabo, tergolong sulit.
Sebab, anggota yang membawa jenazah mendapat hadangan dari kelompok separatis.
“Saat pagi ini kami melakukan evakuasi 16 jenazah ke lokasi pendaratan helikopter mendapat tembakan dari kelompok separatis. Sampai saat ini kontak senjata masih berlangsung,” lugasnya.
Sebanyak 4 unit helikopter telah disiapkan untuk melakukan evakuasi bagi para korban yang selamat dan yang meninggal dunia.
“Saya dan tim pagi ini menuju ke Mbua dan kami sudah menyiapkan 4 tempat pendaratan heli di Distrik Mbua. Untuk nantinya membawa para korban ke Timika, Kabupaten Mimika. Karena di sana memiliki fasilitas identifikasi kesehatan yang lengkap,” ungkapnya.
Wakapendam XVII/Cendrawasih, Dax Sianturi menjelaskan, sebanyak 16 jenazah ditemukan tim evakuasi di Puncak Kabo.
Dax menjelaskan, 3 orang yang terakhir kali ditemukan selamat, yakni Johny Arung, Tarki dan Mateus.
Kini semua korban selamat masih berada di Distrik Mbua. “Untuk identitas korban meninggal dunia belum teridentifikasi.
Apakah 16 orang itu merupakan karyawan PT Istaka Karya semua, kita belum bisa pastikan,” ujarnya.
Ini video Egianus Kogoya dan kelompoknya:
Artikel ini dikompilasi dari bbc news indonesia berjudul: Siapa Egianus Kogoya, 'otak' di balik penyerangan pekerja proyek di Papua dan di Kompas.com dengan judul "Jumlah Pekerja Jembatan di Nduga Papua yang Ditemukan Selamat 7 Orang"