Paus dan Penyu Tewas Karena Makan Plastik, Pengusaha Ini Tetap Klaim Plastik Paling Ramah Lingkungan
Llastik hanya menghasilkan emisi 50% dibanding logam, kaca, kertas dan kain katun untuk memproduksi produk yang sama.
Hary menceritakan, dirinya kebetulan sedang memancing bersama seorang temannya di Congot, Minggu siang. Tak sengaja, temannya menemukan bangkai penyu dengan ukuran lebar kira-kira 40 sentimeter.
Kondisinya sudah membusuk. Karapas penyu juga sudah terkupas di sana-sini.
Marah Lihat Murid Yang Buat Keributan, Guru Tutup Mulut Murid Pakai Selotip
Sosok Saddam Husein, Pedagang Sayur yang Viral Berikan Sumbangan Uang Receh kepada Sandiaga

Yang menyedihkan, isi perutnya tampak terburai. Sampah plastik terlihat keluar dari perutnya yang terburai itu.
Hary dan temannya memutuskan segera mengubur penyu tersebut. Temuan tersebut sempat direkam dan diunggah ke Instagram, Twitter, maupun, akun grup WWI di Facebook, yang kemudian viral.
Warganet yang merespons prihatin dengan masalah sampah yang mencemarin lautan.
"Seperti biasa, setelah kami menemukan hal seperti ini kami segera melapor ke BKSDA untuk penanganan selanjutnya," kata Hary.
Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kulonprogo, Gunadi mengatakan, pihaknya belum lama menerima laporan tersebut.
Selain menerima laporan, pihak balai juga sudah melihat video maupun foto yang beredar di media sosial.
Laporan dan unggahan di medsos itu memang mengundang prihatin, terlebih bila benar terdapat sampah plastik yang keluar dari perut satwa ini.
Ini menunjukkan betapa laut sangat tercemar dan mengancam banyak satwa, dan bisa mengganggu ekosistem.
"Karena bisa saja sampah plastik itu (dianggap) seperti ubur-ubur, lantas dimakan," kata Gunadi.
Menurut dia, ini sangat mengancam kehidupan penyu.
Gunadi mengatakan, BKSDA juga tengah mempertimbangkan perlu tidaknya memeriksa bangkai penyu malang itu.
Terlebih karena bangkai kini dalam kondisi sangat busuk dan telah dikubur.

Pengusaha Plastik Klaim Plastik Lebih Ramah Lingkungan