Kisah Jimmy Rajagukguk, Menguak Ritual Sadis KKB Papua, Tembakan Diringi Tarian, Kejam
Sadis! Komplotan teroris Papua dikenal kejam. Begitulah yang diungkapkan Jimmy Rajagukguk, korban yang selamat dari tembakan dan kejaran
Akhirnya, 24 pegawai PT Istaka Karya dan 1 pegawai PUPR dikumpulkan.
“Lalu kami dikumpulkan dan disuruh berbaris. Tak hanya itu mereka meminta kami membuka baju dan merampas telepon, dompet dan uang milik kami,” kata Jimmy.
Saat itu, KKB meminta para pekerja menghubungi pimpinan kamp pekerja, yaitu Jonny Arung.
2. Jalan menuju Puncak Kabo yang mencekam
Jimmy mengatakan, KKB memaksa para pekerja melepas baju dan sepatu. Lalu mereka digiring keluar kamp untuk dibawa ke Puncak Kabo.
“Awalnya kami akan ke Puncak Kabo. Namun, setelah kira-kira 2 jam berjalan kaki, KKB ini meminta berhenti dan mengikat kami semua. Katanya mereka menunggu bos kami Jonny Arung (korban yang saat ini belum ditemukan). Jonny adalah bos kami di lapangan. Dia juga bagian Humas di PT Istaka Karya,” kata Jimmy.
Saat itu, terlihat seorang pendeta dan dua warga setempat datang ke lokasi upacara adat bakar batu untuk menemui para kelompok teroris Papua.
Pendeta dan warga tersebut meminta teroris Papua untuk melepaskan seluruh karyawan PT Istaka Karya.
“Saat itu, mereka enggan melepaskan kami dan meminta kepada pendeta dan dua orang anggota masyarakat agar bos datang. Kalau ia datang, kami lepaskan mereka. Lalu pendeta bersama masyarakat itu pergi meninggalkan kami,” ungkapnya.
Setelah 2 jam menunggu, Jonny Arung tak kunjung datang. Akhirnya KKB melepaskan ikatan dan memaksa para pekerja masuk ke kamp di wilayah Karunggame.
3. Hari pembantaian, korban dipaksa mengaku anggota TNI
Sesampainya di Puncak Kabo, para pekerja yang sudah kelelahan dan ketakutan akhirnya dikumpulkan.
Lalu anggota KKB melakukan perbuatan keji yang tak pernah pekerja duga.
“Jadi, mereka membawa alat kamera untuk merekam. Ada tiga orang teman kami diminta mengaku sebagai anggota TNI yang berasal dari satuan Kopassus, BIN dan Bais. Saya secara pribadi tidak tahu maksud mereka. Di Puncak Kabo kami ketakutan, disiksa dan hanya bisa berdoa agar Tuhan melindungi kami,” kata Jimmy.
Tak lama dari perekaman video itu, ungkap Jimmy, mereka dijadikan satu dan ditembak dengan jarak kurang lebih 2 meter dengan menggunakan 6 pucuk senjata laras panjang dan 3 buah pistol.