Teriakan Komando Kapten Joko sebelum Mapolsek Ciracas Dibakar, Ini Tanggapan Kapendam Jaya
"Sekarang baris, kalau mau menunggu Kapolres, ya tunggu tapi tertib. TNI tidak ada yang liar," ucap Kapten Joko.
Teriakan "Komando!" itu meragukan
Bermula dari pengeroyokan yang dilakukan sejumlah tukang parkir terhadap seorang anggota TNI AL, pada Senin (10/12) di kawasan pertokoan Arundia, Cibubur.
Esoknya, sekitar 200 orang merangsek masuk ke Polsek Ciracas untuk mencari terduga pelaku dan menanyakan penanganan kasusnya.
Kapolres Jatim kemudian menyampaikan kepada massa bahwa penanganan kasus dilakukan dalam waktu dua hari dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Massa kemudian diminta pulang oleh Dandim dan Danrem.
Namun massa tidak puas atas penjelasan Kapolres.
Kemudian sekitar pukul 00.14 WIB, mereka datang kembali dan merusak gedung dan membakar mobil polisi.

Kapendam Jaya, Kristomei Sianturi, meragukan video yang beredar di media sosial yang menunjukkan massa yang berkumpul di halaman Polsek Ciracas itu meneriakkan kata "Komando!" dan diikuti oleh yang lain.
Menurutnya, siapapun bisa meneriakkan kata-kata seperti itu dan balasan komando seorang prajurit TNI lebih lantang.
"Saya nggak yakin teriakan komando itu. Tidak begitu kalau TNI. Prajurit tidak begitu. Kalau ada teriakan 'Komando!', dijawab 'Komando!'. Dia (prajurit) teriak langsung dan dengan semangat," tukasnya.
Dia juga mengatakan, tidak semua anggota TNI bisa langsung diketahui hanya karena berbadan tegap dan berambut cepak. Apalagi kejadiannya malam hari, sambung Kristomei.
Karenanya ia meminta masyarakat yang mengetahui ataupun mengenali seorang di antara massa itu adalah anggota TNI agar segera melapor. Dia berjanji, TNI tidak akan melindungi pelaku.
"Kita tidak bisa menuduh. Pokoknya kalau ada yang tahu informasi dan tahu bahwa dia (pelaku) TNI, lapor. Kita pasti tindaklanjuti. Tapi sampai sekarang belum ada yang lapor," ujarnya.
"Kalau ada anggota TNI (terlibat) pasti kita akan terbuka. Hari gini nggak ada yang ditutup-tutupi."
Pengamat Kepolisian dari Institut for Security and Strategic Studies (ISeSS), Bambang Rukminto, berharap Polri tidak menutup-nutupi pelaku penganiayaan dan pengerusakan Polsek Ciracas di Jakarta Timur. Sebab hal itu baik untuk memperbaiki hubungan TNI dan Polri yang kerap bergesekan.
Dia bahkan mewanti-wanti, jangan sampai Polri dianggap tak berdaya menghadapi anggota TNI. Sebab penanganan kasus ini mempertaruhkan kewibawaan Polri sebagai penegak hukum.
"Karena orang bisa berasumsi ke sana kalau tidak dibuka secara transparan. Jadi kalau salah, katakan salah. Kalau ada anggota TNI yang melanggar dibuka saja. Tidak ada konsolidasi tanpa keterbukaan," jelas Bambang Rukminto kepada BBC News Indonesia.