Sungai dan Parit jadi Tempat Pembuangan Sampah, Begini Respons Kadis Kebersihan dan Pertamanan

Membuang sampah di sungai, seolah jadi hal yang lumrah, tanpa memperdulikan dampak yang bakal terjadi di kemudian hari.

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Tribun Medan / Hendrik
Tumpukan sampah masyarakat di pinggiran sungai babura 

Laporan Wartawan Tribun Medan / M Andimaz Kahfi

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Aliran Sungai Deli dan drainase besar di Kota Medan, tidak berjalan sesuai fungsinya. Alhasil tempat saluran pembuangan itu menjadi mapet, dipenuhi oleh sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat.

Membuang sampah di sungai, seolah jadi hal yang lumrah, tanpa memperdulikan dampak yang bakal terjadi di kemudian hari.

Kondisi itu semakin diperparah dengan pemerintah Kota Medan yang tak mampu menyediakan tempat sampah serta mengutip sampah itu secara rutin setiap harinya.

Kejadian itu bukan hanya setahun dua tahun terjadi, berulang kali ganti Wali Kota, kebersihan di kota yang pernah menyandang gelar Kota Adipura ini tak kunjung terealisasi.

Aliran Sungai Deli yang membentang luas di Kota Medan. Ribuan rumah yang berjajar dipinggiran sungai itu, kerap membuang sampai sesukanya di tempat itu.

Salah seorang warga pinggiran Sungai Deli yang tinggal di Jalan Juanda, Kecamatan Medan Maimun, Irawan mengaku bahwa sampahnya banyak bertebaran sewaktu banjir tiba.

"Limbah saya kadang tersangkut kayu, hingga menggunung di sungai. Tak hanya itu masyarakat pinggiran Sungai Deli juga banyak yang sengaja membuat saluran air rumahnya langsung ke sungai, tak ayal seluruh limbah rumah tangga mengalir ke Sungai Deli," kata Irawan, Selasa (15/1/2019).

Di balik banyaknya sampah yang menggunung baik di sungai maupun di pinggir jalan, tak sepenuhnya kesalahan masyarakat. Ini merupakan bagian dari tanggungjawab Pemko Medan.

Ada dugaan, mobil pengangkutan sampah tidak rutin mengutip setiap harinya , bahkan ada beberapa warga yang rumahnya tidak terdaftar dalam daftar kutipan mobil pengangkut sampah Pemko.

"Saya buang sampah di Sungai Deli, karena tidak ada dari dinas kebersihan dan pertamanan Kota Medan yang mengutip sampah. Yang saya buang masih terbilang sedikit, para tetangga kadang lebih parah lagi," katanya.

Banyaknya sampah yang dibuang, membuat Sungai Deli begitu kumuh dan kotor. Sepanjang pinggiran sungai Deli banyak ditemukan sampah.

Hal itu tampaknya menjadi lumrah, saat Kota Medan di beri gelar sebagai kota terkotor di Indonesia, dari Kementrian lIngkungan Hidup .

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Medan M. Husni mengatakan bahwa ada sejumlah kendala yang dihadapinya untuk menangani sampah itu, termasuk tidak rutinnya tim pengutipan sampah. Apalagi masyarakat masih ada yang belum terdata, pada program pemungutan sampah Pemko Medan .

"Kami akan terus melakukan evaluasi terkait keluhan masyarakat, seperti melaksanakan pendataan ulang bagi masyarakat yang belum terdaftar," terang Husni.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved