Immot Motivasi Kepada Remaja, Rudang: Kita Bisa Jadi Penolong Hanya dengan Ucapan
Manusia, pada dasarnya, adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya di dalam kehidupan.
Laporan Wartawan Tribun Medan / Nanda Rizka S Nasution
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Manusia, pada dasarnya, adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya di dalam kehidupan.
Manusia membutuhkan seorang partner, entah itu teman, sahabat, orangtua dan orangtua terdekat lainnya. Mereka dibutuhkan sebagai pemberi solusi atau sekadar menjadi pendengar berbagai macam keluhan. Orang-orang tadi bisa menjadi sumber konseling dan motivator.
Karena menurut Rudang Mayang Sari founder Im Motivator (Immot), motivator bisa menjadi penolong seseorang hanya dengan ucapan.
Menjadi tempat curhat dan pemberi nasihat yang bijak itulah tugas dari komunitas yang dibentuknya pada 2012.
Komunitas ini berawal dari dirinya sebagai Duta Konselor Binjai 2009/2010 yang setiap hari roadshow keliling sekolah memberikan penjelasan terkait dengan remaja.
"Mereka, anak-anak remaja harus dimotivasi sesama remaja. Sebelum memberikan konseling kita harus tahu case dari pasien tersebut. Kita boleh memberikan solusi kalau mereka memintanya. Karena ada dua tipe-nya, mereka yang sekadar bercerita atau meminta solusi dari kita setelah berkeluh kesah. Jangan belum apa-apa sudah menyalahkan. Mereka merasa terhakimi dan dijauhi," ungkapnya.
Kita, tambahnya, harus tahu menempatkan diri. Itulah yang tidak bisa dilakukan oleh guru BK di sekolah karena permasalahan remaja sekarang, tidak ada pada mereka dulu.
Para remaja juga mengaku malu jika harus bercerita kepada orangtua. Jadi, menurut Rudang, sesama kita harus menjadi tempat yang bijak.
"Di setiap saya roadshow ke sekolah-sekolah, akan ada sesi curhat tentang yang dialami selama seminggu. Mereka menuliskan di sebuah kertas dan tidak ditulis siapa namanya. Kita bacakan, kemudian pecahkan bersama-sama. Kita selalu diterima karena masih seusia," lanjut perempuan yang sedang menempuh pendidikan S2 di Univeristas Sumatera Utara ini.
Rudang mengungkapkan, cara menasehati orang terbaik adalah mengetahui dulu karakternya. Kalau lembut, ya, berikan nasihat dengan lembut.
Dapatkan dulu feelnya agar terlihat akrab. Lambat laun dengan caranya, mereka akan mau. Usahakan masuk ke bahasa mereka. Yang terpenting adalah berikan nasihat jika diminta. Kalau tidak, jangan dinasihati. Jadi pendengar yang baik saja.
"Selama ini, banyak sekali orang yang saya temui. Mereka bercerita tentang pacar, orangtua yang broken home, dia merasa tidak dihargai di rumah, dijauhi keluarga. Selain ke sekolah, kita juga ke lapas, ke BNN dan ke rumah sakit," katanya.
Ia mengaku awalnya susah sekali dan harus punya pengetahuan psikologi dasar. Namun, ia bersyukur sudah banyak yang berubah, "Kuncinya ya itu tadi, harus dengan orang yang pernah mengalaminya. Saya enggak pernah pacaraan, saya minta mereka yang pernah pacaran memberikan solusi. Saya kasih teman yang punya porsi. Di Immot bukan hanya orang-orang baik, tetapi teman-teman yang menuju baik."
Rudang juga menerangkan, sesuai dengan tagline Immot, I, You, Motivator, bahwa sejatinya motivator terbaik adalah diri kita sendiri. Percuma jika banyak masukan, kalau diri sendiri tidak bisa menerimanya.
Beri Pelatihan Public Speaking
Selain memberikan motivasi dan konseling Immot juga memberikan pelatihan public speaking, bagaimana bisa berbicata di depan publik, bagaimana bisa membawa acara dengan cair, presentasi, dan bagaimana kata kita berpengaruh untuk banyak orang.
Saat pelatihan, ia selalu membuat hal-hal menarik. Misalnya dengan membuat banyak kaliamat dari satu kata. Saat jadwal roadshow, ia mengajak anggota Immot sebagai co-host yang bisa berani speakup lalu dievaluasi di berbagai kesempatan.
"Menjadi pembicara harus banyak membaca. Kalau tidak, tidak ada yang ditampung di otak. Harus tahu target peserta. Event apa, maunya pembawaannya seperti apa. Kita harus bijak dapatkan target. Kalau audiencenya kelas atas, kita harus pakai bahasa buku. Kalau ke masyarakat marjinal, ya, pakai bahasa mereka. Jangan lupa kenalin diri dulu. Beda lagi ke anak-anak. Semakin banyak jam terbang, ya, semakin banyak tahu," terangnya.
Immot, diharapkannya, tidak sekadar berbicara. Tidak memotivasi orang tetapi dianya lemah. Jangan seperti lilin. Pada saat menasihati orang, berarti bercermin kepada diri sendiri. Jangan pernah sakit hati pada ucapan orang lain. Itu ucapan dari Tuhan yang disampaikan melalui perantara orang lain. Jangan jadi orang yang lain diucapkan, lain dikerjakan.
(cr17/tribun-medan.com)