Breaking News

Penambang Semakin Sulit Dapatkan Bijih Emas di Sungai Batal Natal: Sehari Paling Banyak Rp 100 Ribu

N merupakan satu di antara ratusan warga Mandailing Natal yang melakoni pekerjaan sebagai penambang emas di Sungai Batang Natal, Mandailing Natal.

Penulis: Tulus IT |
Tribun Medan / Nanda F. Batubara
Seorang penambang saat mendulang emas di Sungai Batang Natal, Mandailing Natal, Sabtu (19/1/2019). 

Aktivitas ini dapat dilihat dengan mudah bagi pengendara yang melintas jalur Panyabungan-Natal, Mandailing Natal. Sebab, aliran sungai itu berada tepat di samping badan jalan.

Meski dilakukan secara terang-terangan, penambangan emas di sepanjang sungai ini tergolong liar atau ilegal. Namun bukan berarti pemerintah daerah dan aparat setempat hanya diam. Sejak beberapa tahun lalu, aparat dan pihak Pemkab Mandailing Natal sudah beberapa kali mendatangi lokasi tambang. Tapi hal itu tidak pernah berhasil membuat para penambang berhenti.

Sebab, terdapat beberapa alasan tertentu yang melandasi warga. Umumnya soal faktor ekonomi serta berbagai alasan lainnya. Lebih dari itu, penambangan emas di sungai tersebut sudah ada sejak lama. Namun, puncak antusias warga menambang muncul sejak empat-lima tahun terakhir.

"Dari pada orang asing yang datang menambang di sini, kan bagusan warga. Karena ini dari dulu sudah ada. Pernah juga waktu Gubernur Sumut datang kemari waktu banjir bandang. Dia juga minta penambang berhenti. Kemudian warga balik bertanya, kalau mereka berhenti nanti mau makan pakai apa? Kerja apa?" tutur warga Simpang Gambir, F Lubis.

Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution mengatakan, dirinya sudah berulang kali meminta warga menghentikan aktivitas pertambangan di Sungai Batang Natal. Namun, upaya itu tidak berhasil, setidaknya hingga saat ini.

"Statusnya liar tanpa izin. Saya minta agar ditutup dan dihentikan karena jelas merusak alam. Sudah sering saya minta dihentikan," kata Dahlan melalui aplikasi WhatsApp, Selasa (14/1/2019).

Keteguhan masyarakat untuk tetap mencari penghasilan dengan cara menambang emas di Sungai Batang Natal membuat Dahlan cukup repot. Bahkan, kata Dahlan, tidak ada solusi untuk membuat masyarakat berhenti. Saking kesalnya, Dahlan bahkan menyebut yang ada hanya 'solsoli'.

"Kendala ya seperti kita lihat, menambang jalan terus. Solusi tidak ada, yang ada 'solsoli'. Penyesalan dan trauma, nanti semua akan jadi penyesalan bagi kita semua," kata Dahlan.

Menurut Dahlan, tambang-tambang itu murni dilakukan oleh kelompok masyarakat setempat. Dahlan enggan mencurigai adanya oknum yang berada di balik masyarakat sehingga penambangan tersebut terus berlangsung.

"Pemiliknya masyarakat setempat," kata Dahlan.

"Kebetulan saya bukan orang yang suka curiga atau suuzon, dan nyata-nyata itu masyarakat," sambungnya.

Tak jauh berbeda dengan Dahlan, Kapolres Mandailing Natal AKBP Irsan Sinuhaji juga mengisyaratkan tidak dapat berbuat banyak. Ia lebih mengedepankan metode pendekatan secara persuasif.

5 Fakta Erick Thohir, Sepak Terjang Pengusaha Sukses Diminta Pimpin PSSI Gantikan Edy Rahmayadi

Abu Bakar Baasyir setelah Batal Bebas: Mau Ditahan Besok, Lusa, sampai Seterusnya, Gak Ada Masalah

Irsan membenarkan bahwa tambang-tambang tersebut berstatus ilegal. Menurutnya, tambang-tambang itu didulang oleh masyarakat setempat. Keberadaannya sudah ada sejak lama. Bahkan jauh hari sebelum dirinya menjabat Kapolres Mandailing Natal.

Pendulang emas
Pendulang emas (Tribun Medan / Nanda F. Batubara)

"Itu ilegal itu, sepertinya masyarakat sekitar. Kalau dilihat dari alatnya itu pakai dompeng," ujar Irsan.

Meski belum berencana melakukan penertiban, Irsan mengaku tetap mengawasi aktivitas itu sembari mengajak masyarakat agar mengingat berbagai macam akibat negatif yang dapat ditimbulkan di kemudian hari.

VIRAL, Buah Naga Segar Dibuangi ke Sungai karena Harga Murah, TONTON VIDEONYA. .

TRIBUNWIKI: 7 Daftar Hotel Murah dan Nyaman di Kota Medan yang Bisa Dijadikan Referensi Menginap

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved