Setelah Diobok-obok Polisi, Dodi Shah Anak Orang Berpengaruh Sumut Ditetapkan Jadi Tersangka
Musa Idhas alias Dody naik statusnya menjadi Tersangka melalui Laporan Polisi (LP) pada bulan 12 tahun 2018 lalu
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Tak lama Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja membeberkan penggeledahan tersebut dilakukan terkait alih fungsi hutan lindung menjadi perkebunan sawit di Kabupaten Langkat.
Penggeledahan ini dilakukan setelah sebelumnya Polda Sumut menagkap Dodi Shah pada Selasa (29/1/2019). Dodi ditangkap setelah sebelumnya ia tidak memenuhi dua kali panggilan yang telah dilayangkan Polda Sumut.
"Setelah diamankan, kita lakukan penggeledahan. Saat ini Dodi telah kita amankan di Polda Sumut. Status yang bersangkutan masih ditetapkan sebagai saksi dan sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," jelas Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja.
Terpisah, salah seorang warga di dekat lokasi penggeledahan juga enggan untuk berkomentar banyak terkait kasus penggeledahan itu.

"Oh, nggak tahu kami masalah penggeledahan itu. Dia kan bukan orang biasa. Dia soalnya orang Ormas,"
kata salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
"Apalagi dia punya kedekatan dengan orang penting di Sumut. Pokoknya kami nggak berani dan nggak pernah mau tahu aktifitas apa yang terjadi di kantor itu," tutup wanita tersebut.
Hingga berita ini dilansir, tribun-medan.com masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari Dodi Shah atau kuasa hukumnya.
Rumah Dodi Shah di Cemara Asri Digeledah

Informasi terbaru, petugas kepolisian dikabarkan melakukan penggerebekan di satu rumah warga yang disebut-sebut berinisial DS di Kompleks Cemara Asri, Jalan Cemara, Medan, Rabu (30/1/2019).
Saat berada di dalam kompleks Cemara, keadaan rutinitas warga tampak seperti biasanya.
Namun saat Tribun Medan mencoba memasuki kawasan rumah tersebut petugas keamanan menghalangi dan enggan memberikan keterangan terkait informasi yang beredar.
Melalui handy talky (HT) petugas pengamanan kompleks tampak berbicara dengan komandan regu pengamanan (danru) terkait kedatangan awak media.

Dari dalam pos pengamanan, terdengar radio aktif HT milik petugas keamanan komplek yang mana menyatakan jangan diberi akses.
"Jangan ada beri akses. Monitor taruna. Jangan beri akses untuk masuk," ucapnya yang terdengar dari radio milik satpam penjaga pintu utama.
Tribun Medan mencoba mencari informasi lain. Tepat di dalam kompleks Cemara, berjajar 11 unit sepeda motor milik Sabhara.